5

24 2 0
                                    

Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekarang adalah hari pernikahan ayahnya. Pernikahan berjalan lancar.


Tapi, kenapa aku tidak suka dengan pernikahan ini?

usai pernikahan keluarga Ammarrasyid berkumpul. Keluarga aisyah sudah pulang dari tadi.

"Cie yang punya ibu baru" goda aunty Hasna

"Apaan sih"

Aliya melihat Ayah, ibu, marsya yang berjalan di antara ayah dan ibu turun dari tangga. Iya marsya sekarang jadi adikku karna aku lebih tua dari dia. Melihat hal itu membuatku menumpahkan air mata, kenapa rasanya sakit saat melihat mereka bertiga?

"Loh aliya kenapa menangis?" tanya mbak Anna. Mendengar pertanyaan itu semuanya memandang aliya dengan binggung. Aliya dengan cepat menghapus air matanya

"Gak papa ko Mbak" ucap aliya berbohong, aku menghampiri ibu memegang tangannya

"i....ibu maafkan ucapan aliya waktu itu, aliya gak bermaksud. Ku harap ibu bisa membuat aliya nyaman dan sayang sama ibu dan Marsya" ucap aliya belum terbiasa dengan sebutan ibu

"Gak usah minta maaf sayang" ucap aisyah sambil mengelus rambut aliya "ibu janji akan mem....belum selesai ucappannya aliya berlalu pergi kekamarnya.

"Maafkan dia ya, sayang" ucap zulhan

"Gapapa ko mas, mungkin dia belum bisa nerima aku sebagai ibunya" ucap aisyah tersenyum

"Inilah waktunya aliya, selamat datang" batin seseorang.

"Hm semuanya Hasna kekamar dulu ya" pamit Hasan

Sebenarnya Hasna akan ke kamar aliya, Hasna tau bagaimana perasaan aliya saat ini.

Tok

Tok

"Aliya ini aunty apa boleh masuk?"
Aliya yang mendengar ketukan pintu dan suara auntynya segera menghapus air matanya

"Aliya kamu gak boleh nangis kamu itu udah besar" batinnya

"Masuk aja aunty gak dikunci ko"
Hasna pun masuk melihat aliya sedang duduk di sofa kesayangannya. Hasna menghapiri aliya duduk di samping aliya

"Aliya.....aunty tau kamu pasti baru menangiskan?"

"ngga aliya gak nangis ko, jangan soudzon dosa" ucap aliya bercanda

Hasna menarik dagu aliya melihat wajahnya dengan intens "Gak baik bohong aliya, jujurlah aliya. Jangan memendam kesedihanmu seorang diri, ceritakan apa yang membuatmu menangis seperti ini?"

"Aliya gak bohong aunty" jawabnya santai, dia tidak ingin mereka melihat dirinya lemah

"Aliya bahkan matamu masih saja mengeluarkan cairan bening ini" ucap Hasna menghapus air mata keponakannya. Aliya tidak bisa menahan tangisannya, aliya memeluk tubuh aunty Hasna dengan erat dan menumpahkan tangisannya.

Hasna hanya mengelus punggung aliya, dia tidak akan memberikan kata-kata nasihatnya.

Karena saat seseorang bersedih, dia tidak membutuhkan kata-kata nasehat ataupun semangat. Yang dibutuhkannya hanyalah pelukan hangat yang membuatnya nyaman.

HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang