"Hey, jangan nangis terus."
Yang bikin nangis juga lo sendiri Kak!
"Gue beliin permen mau gak? Apa coki-coki? Chiki juga boleh. Atau Martabak Kismis?"
Gue gak jadi lanjut nangis, sekarang malah pengen nampol senior gue yang satu ini.
Emang dasar Jano Martabak Kismis.
"Lo tuh! Jano Martabak Kismis!" Gue memekik lumayan keras sambil ngelepas pelukan gue.
"Gue Jano Marais Harahab."
"Udah, cabut ke Indo April aja. Gue beliin apa aja deh," ajaknya.
Padahal tadi habis makan lho???
"Kaaaak!"
"Apa? Mau gofud aja juga boleh." Sekarang dia ngeraih hp nya.
"Udah kenyang! Lagian Kakak tuh, orang gue lagi nano-nano juga!"
"Justru karena karena lagi gak nentu perasaannya, makanya gue nawarin makan. Apalagi makan yang manis-manis, bisa balikin mood."
***
"Kenapa jadi kakak yang habisin makanan nya?"
Kita kembali duduk di kursi depan teras rumah gue. Tadi kita habis ke Indo April, Kak Jano nekat ngajakin ke sana, padahal gue udah bilang gak mau ke sana.
"Lo gak mau makan ya gue makan." jawabnya sambil ngebuka bungkus sponge.
"Kemarin Kakak ngomong apa saja ke Dandy?"
"Haduh, bisa gak sih nanyanya besok aja? Cari penyakit kalo lo nanya sekarang."
"Nanti lo sakit lagi, nangis lagi, sedih lagi!"
Kan gue penasaran.
"Besok lah, ntar pusing lagi."
"Kalau gue minta cerita sekarang tetep gak boleh?"
"Enggak lah, besok ya besok."
Konsisten sekali ya.
"Mendingan ya, habis ini lo mandi air panas terus tidur pakai aroma terapi."
"Tapi gue penasaran Kak."
"Cewek tuh gitu ya? Sukanya kepo, terus ntar sakit hati lagi." Kak Jano menggelengkan kepala.
"Intinya aja?"
"Gak," tolaknya.
"Spoiler deh kalau gitu."
"Lo kata film?"
"Pelit ih! Gue penasaran gak bisa tidur ntar."
"Makanya gue saranin mandi air panas terus tidur pakai aroma terapi."
"Kalo lo mau pakai menyan juga lebih baik."
"Menyan? Kemenyan?"
"Iya, barangkali mau cari temen buat tidur kan?" Kak Jano ketawa.
"Yang ada gak bisa tidur anjir!"
"Hahahahhaa." Dia ketawa keras.
***
Kak Jano lagi sibuk sama kitab sucinya.
Iya dia nyebut buku kecil sampul merah itu sebagai kitab suci. Padahal Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Beberapa kali dia membenarkan letak kacamatanya, kemudian menempel kan sticky note di sana.
Gue udah pernah bilang belum sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior [1] : Finding Mr. Right
FanfictionCinta aja ternyata enggak cukup dalam sebuah hubungan. Secermerlang apapun karier juga ternyata enggak cukup kalau itu hanya untuk ajang pembuktian. Semuanya rumit bagi Sharefa Yushrin. Inginnya, sang kekasih selalu perhatian dan ada untuk dirinya...