CHAPTER 4

509 61 7
                                    

"Aku belum bisa bercerita Wendy, suatu saat aku bakalan bercerita kepadamu. Kamu tidak perlu khawatir aku baik-baik saja. Aku pulang dulu ya" balas Krystal.

Setelah percakapan itu Krystal langsung pulang menaiki scooter miliknya. Pikirannya sekarang sedang berlalu lalang, dia tidak habis pikir bahwa hari ini akan mendapat kejutan hebat yang tidak pernah dia impikan. Semenjak kematian bibi Nara dia tidak pernah sekalipun memikirkan pernikahan, apalagi harus menikah secara kontrak.

Bayangan pernikahan baginya hanyalah hanyalah tabu saja. Dulu ketika masih memiliki keluarga yang utuh, dia ingin sekali menikah dengan laki-laki pilihan hatinya, menjalani kehidupan yang bahagia, dan membesarkan anak namun impian itu hanyalah impian saja. Dia ingin menolak ajakan Sehun laki-laki crazy yang dipuja-puja wanita di seantero Korea, tapi tidak dengan Krystal, dia tidak tahu apa isi jalan fikiran laki-laki tersebut. Di sattu sisi dia tidak memiliki pilihan lain.

Tanpa sadar akhirnya dia sampa di rumahnya. Krystal tinggal di rumah susun dengan fasilitas seadanya. Dia menyewa kamar ini atas rekomendasi Luna temannya di café karena harganya murah, dan terletak di tengah kota sehingga mudah baginya untuk melakukan part time. Di dalam kamar Krystal terdapat dapur, kamar mandi dan kamar yang cukup luas. Jangan berfikir kalau tempat tinggal krystal kumuh, kotor dan banyak kecoa. Sama sekali tidak, rumah susun ini memiliki petugas kebersihan yang setiap hari membersihkannya dan kita para warga selalu diminta uang untuk biaya kebersihan setiap satu bulan sekali.

"Aku harus mandi, aku bisa gila lama-lama berfikir terus seperti ini. Kenapa hidupku seperti mainan sih," gumamnya.

Setelah itu Krystal langsung mandi, dan kemudia makan ramen kesukaannya. Setiap kali ada masaah dia selalu makan ramen agar dia bisa berfikir tenang. Namun hal ini tidak berpengaruh dia sudah makan ramen namun dia tetap saja memikirkan ucapan laki-laki gila tadi.

"Ini adalah nomor laki-laki tadi, apakah aku harus menerima tawaran tersebut," gumam Krystal sambil melihat secarik kertas tadi.

"Aku tidak memiliki pilihan lain, kemarin Jiyeon mengatakan bahwa pantai sangat kekurangan uang, bahkan persediaan makanan juga menipis. Gajinya dan gajiku tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka," gumamnya lagi.

"Sepertinya aku harus benar-benar melakukannya lagi, hanya ini satu-satuya jalan. Aku tidak perlu melakukan apapun aku hanya perlu bertahan selama 2 tahun dan setelah itu semuanya akan kembali normal. 2 tahun bukanlah waktu yang lama, aku masih bisa menjadi Krystal yang biasa karena aku hanya perlu bersabdiwara ketika ada omma dan appa saja. Sepertinya ini adalah piliahan yang tepat" gumamnya lagi.

Krystal tidak perlu memikirkan kebahagiaannya, dia hanya perlu agar semua berjalan sesua dengan porsinya. Sejujurnya banyak kekhawatiran yang terjadi tapi dia menepis semua itu. Dia yakin apa yang dia lakukan untuk kebahagian bersama.

Drttt...drtt...drt,...

Suara ponsel itu mengagetkan Krystal. "Kaget aku," katanya sambil memgang dadanya karena syok.

"Jiyeon, ada apa?" batinnya.

"Halo, ada apa Jiyeon?" tanya Krystal.

"Krystal, anak panti terkena diare, dan kami membawaya ke rumah sakit tapi kita tidak memiliki sepeserpun uang untuk membiaya pengobatan, bagaimana ini?" kata Jiyeon sambil menangis.

"Tenang aku akan mencari bantuan segera, kamu urus mereka baik-baik. Gunakan uangku yang tempo hari aku kirim untuk biaya awal," balas Krystal.

"Yasudah aku ada urusan sebentar," balas Krystal kemudian menutup sambungan telepon tadi.

Tanpa berfikir panjang dia langsung menghubungi Sehun laki-laki yang menawarinya pekerjaan aneh tadi.

"Halo, dengan siapa saya berbucara," tanya Sehun.

Secret of Contract (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang