Prolog

259 94 24
                                    

"Sudah cukup jelas tidak usah kau jelaskan lagi!!" ucap seorang laki laki paruh baya dengan penuh amarah

"Aku lakukan ini karna kau! Kau yang tak pernah memperhatikan aku dan anakmu ini,kau sibuk dengan segala urusanmu hingga kau lupa disini kami berdua membutuhkanmu!!" sentak seorang perempuan dengan rasa kecewanya.

"Aku lakukan ini demi kalian, aku bekerja demi kebahagiaanmu dan juga anak kita! Tapi apa balasanmu?! Kau malah berhianat dengan laki laki itu!!" jawab seorang pria dengan amarahnya yang semakin memuncak.

"Itu karnamu!! Jika kau tak sibuk aku tak akan lakukan ini!!" elak perempuan itu dengan air mata yang terus mengalir di pipinya

Plak, tampar pria tersebut karna ia merasa sangat kecewa pada wanita di depannya ini

Di sisi lain ada anak yang tengah melihat kejadian antar kedua orang tuanya itu. Ingin rasanya anak itu datang lalu memeluk ibunya. Tapi ia urungkan karna ia tau bahwa ayahnya tak segan segan untuk memukulnya.

"Pukul saja aku, memang pantas aku menerima ini. Tapi ingat sekali lagi aku lakuin ini semua karna ulah mu yang kurang memperhatikan keluargamu!!" ucap perempuan tersebut setelah menerima tamparan dari pria di hadapannya.

"Kau memang pantas menerima tamparan ini, setelah apa yang sudah kau lakukan untuk merusak keluarga kita!!" jawab pria tersebut dengan nada sinis

"Pilihan ada padamu kau mau tinggalkan laki laki itu atau tetap bersamanya dengan merusak keluarga kita" ucapnya lagi dengan penuh tekanan

" Aku akan tetap bersamanya karna menurutku dia yang lebih bisa mengerti akan aku dan vano" jawab perempuan tersebut dengan sinis

"oke jika itu keputusan kamu" jawab pria tersebut lalu pergi meninggalkan rumah

Perempuan itu hanya bisa menangis dengan semua kejadian ini.

Setelah melihat semua kejadian itu anak kecil yang sedari tadi melihat pertikain kedua orang tuanya.

Dalam hati anak itu memendam rasa benci kepada kedua orang tuanya yang menurutnya semua terjadi karna salah mereka dan dia tidak berpihak pada siapapun.

Maka sejak hari itu ia memendam kekecewaan pada mereka yang membuat sebuah kehancuran yang amat mendalam.
 
"Gue Benci!!" teriak seorang lelaki dengan mata yang masih terpejam dan nafas ngos ngosan.
"Bang bangun lo kenapa?! Bangun bang dah pagi lo gak sekolah?" dia tau abangnya ini baru saja mimpi buruk lagi

Dia mulai membuka mata dan terkejut saat mendapati adiknya yang sudah berdiri di samping king size nya.

"lo ngapain?" tanya lelaki tersebut dengan nada dingin

Cowok ini adalah Gervano Raditya dia anak dari pasangan yang bernama novaldo dan riyanti. Dia terlahir di keluarga yang cukup kaya namun orang tuanya telah cerai sejak dia masih kecil dan sekarang ia tinggal bersama ibunya dan juga suami barunya atau ayah tirinya yang bernama arya.Namun vano tidak menganggap arya karana dia masih memendam rasa kecewa padanya dan kedua orang tuanya karna menurutnya mereka telah merusak kebahagiannya. Karna kejadian tersebut vano menjadi dingin pada siapapun.

"Gue denger lo teriak, jadi gue samperin eh taunya lo nglindur. Mimpi buruk lo bang?" jelasnya karna ia tau abangnya ini paling tidak suka jika ada yang berani masuk kamarnya.

Cewek ini adalah Vina Aprilia adik kandung vano. Vina berbeda dengan abangnga dia tidak memiliki rasa kecewa pada kedua orang tuanya ataupun ayah tirinya menurutnya ini semua adalah takdir dan takdir tidak bisa di rubah. Vina anak yang ceria dia masih SMP kelas 3 namun terlihat seperti sudah SMA karna postur tubuhnya yang terbilang cukup tinggi untuk usia seumurannya. Vina adalah cewek yang cantik dan juga terbilang pintar lantas dia banyak di sukai banyak cowok di sekolahnya.


"Heem"  jawab singkat vano, dia memang baru saja mimpi buruk tentang kejadian sepuluh taun lalu yang membuatnya seperti ini dingin dan enggan bicara sama siapapun.

"oke gue ngerti, lo siap siap sekolah bang keburu telat ini kan hari senin ada upacara kan sekolah lo bang? Pasti ada soalnya kan negara kita udah merdeka ya kan?" cerocos vina pada abanya

"kalo dah tau gak usah nanya." jawab vano dengan dingin. Tanpa bicara lagi vano langsung pergi mandi karna sekarang sudah jam 06.35 itu berarti dia harus cepat cepat agar tidak telat sampai sekolah.

ya elah punya abang gini amat kaku kek batu, batin vina karna sudah terbisa dengan sikap abangnya ini.

"Bang gue berangkat dulu ntar gue telat!!" teriak vina pada abangnga tanpa menunggu jawaban dari abangnya karna ia tau abangnya juga pasti tidak menjawab perkataannya.

Dan benar vano tak menjawab adiknya itu padahal ia dengar tapi karna sikap dinginnya selama ini vano tetap tak menjawab.

Happy Reading Ya Guys, Btw ini cerita pertama gue jadi gue harap kalian suka
Kalo ada typo atau kurang gimana komen aja guys masukan kalian adalah semangat bagiku.
Thanks

Reno (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang