14. story time

156 21 1
                                    

Baca aja ya guys, walaupun cringe dan ga nyambung:(

Mmf kalo typo plisss 😭

Happy reading:)

*

Yeri berusaha memfokuskan mata dan mengumpulkan nyawanya setelah tidur yang ia sendiri lupa kapan ia terlelap.

Tangan besar milik Hanbin melingkar di perutnya, padahal terakhir yang ia ingat posisinya berhadapan dengan wajah Hanbin. Tapi sekarang punggungnya sudah menempel pada dada bidang Hanbin.

Entahlah, mereka sama sekali tidak merasa canggung pada posisi yang tidak ada jarak sama sekali diantara mereka.

Yeri hendak melonggarkan tangan Hanbin dari perutnya tapi Hanbin kembali merapatkan. Yeri juga tidak mampu berbuat banyak, karena badannya malah ikut-ikutan demam.

"Hanbin, kurasa ini sudah jam tujuh, sebaiknya kita bangun, badanku juga sudah lengket"

Yeri berhasil bangun dari ranjang dan membenarkan penampilannya.

"jam berapa ini?" tanya Hanbin masih menutup matanya.

"kurasa ini sudah jam enam, nanti kalau kau ingin makan jangan lupa dihangatkan dulu"

Kemudian Hanbin keluar kamar mengikuti Yeri.

"ada masalah dengan lehermu?" tanyanya setelah melihat Yeri menggerak-gerakkan kepalanya.

"entahlah, kurasa badanku juga demam, tertular oleh mu" ucap Yeri berjalan menuju sofa yang ditimpali kekehan Hanbin.

"mau pulang ya?" Hanbin bertanya, ia juga ikut duduk di sofa itu.

"tentu, badanku sudah lengket, mau mandi"

Yeri mengerutkan keningnya ketika melihat ekspresi wajah Hanbin seperti ingin mengatakan sesuatu.

"kau ingin mengatakan apa?" ucap Yeri menerka-nerka.

"kau tak merasa kita ini aneh?"

"aneh?"

Hanbin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung ingin menjelaskannya seperti apa.

"aku hanya ingin mengatakan kalau kita seharusnya perlu cerita lebih, maksudku aku tak tau kau berasal dari mana, lalu siapa orang tua mu, latar belakangmu bagaimana"

"t-tapi kalau kau keberatan, jangan terlalu dipikirkan" lanjutnya.

"ya, kau benar juga, kita sudah lama berteman tapi aku pun tidak tau asal-usul mu" Yeri tertawa karena baru menyadari hal ini.

"aku akan menceritakan kisah orang tuaku saja"

Sedikit geli dengan bahasa Hanbin, Yeri tertawa, kemudian memasang muka fokusnya bersiap mendengar cerita pria itu.

"aku dibesarkan oleh ayahku seorang" ucap hanbin mengawali ceritanya.

Ia terlihat biasa saja, tidak ada tanda-tanda ingin menangis. Yeri juga masih setia mendengar kelanjutannya.

"beliau juga seorang musisi dulu. Kau tahu tidak boy group OT?" Yeri menggeleng. "composer dari lagu debut mereka adalah ayahku" ucap Hanbin menunjukan rasa bangganya pada ayah.

"album mereka terjual 10.000 copy, hari itu ayahku sangat senang mendengar berita itu, aku bahkan masih mengingat wajah terharunya saat memberi tahu berita itu pada aku dan ibuku" ucap Hanbin dengan semangat.

"namun tepat hari itu juga, ibukku telah berpulang"

"sampai saat ini aku tidak tau mengapa ibuku dengan tiba-tibanya pergi meninggalkan kami berdua" Yeri menggenggam tangan Hanbin erat. Ia juga tidak berkomentar, membiarkan Hanbin melanjutkan ceritanya.

REPEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang