"Ketika waktu masih berjalan, maka disitulah harapan tetap hadir mewarnai hari"
🍂🍃🍂
Before :"Baik anak-anak, tetap tenang. Ibu akan memperkenalkan teman baru untuk kalian. Silahkan kau perkenalkan diri sayang.." ucap Mrs. Selly kepada murid baru itu.
"Hai, perkenalkan nama saya..."
🍃🍂🍃
CHAPTER 2
"Hai, perkenalkan nama saya Caitlin Velerie Oswaldo" dengan senyuman ala genitnya memikat seluruh warga kelas.
"Aku akan menjadi teman baru kalian disini. Hehe"Deg!
Suara tawa itu membangkitkan memori lama Chaz. Ketika semua orang bersorak gembira akan kehadiran Caitlin, Chaz mulai mengangkat kepalanya hingga menatap Caitlin yang berdiri didepan semua murid. Chaz terus menggali memori lamanya. Suara tawa itu...."Caitlin, kau bisa duduk di kursi pojok sebelah Chaz ya. Semoga kau betah dikelas ini" Ucap Mrs. Selly dengan lembut kepada Caitlin.
"Tetapi mana yang bernama Chaz, Mrs?" Mata Caitlin berusaha mencari keberadaan seseorang yang bernama Chaz.
Chaz masih terhanyut dalam lamunannya. Tanpa berkedip Chaz memandang sosok Caitlin di depan sana. Siapa dia? Mengapa Chaz seperti sudah mengenalnya sejak lama?
"Chaz, kau baik-baik saja?" Suara lembut Mrs. Selly membuyarkan lamunan nya. Chaz belum menemukan memori tentang dia. Sepertinya tidak ada. Tetapi Chaz yakin memori itu memang ada.
"I'm okay, Mrs.." pandangan Chaz terus tertuju pada Caitlin. Siapa tahu ingatannya tentang suara tawa itu kembali.
Caitlin mendekat hingga duduk di sebelahnya. Memandangi balik wajah Chaz. Sepertinya ada ingatan juga tentang Chaz. Tapi kapan ingatan itu terbuat?
"Ada apa dengan pandanganmu? Apa kau baru pertama kali melihat wanita cantik seperti ku?" Dengan kepercayaan diri Caitlin yang total membuat lamunan Chaz kembali buyar.
"Tidak, aku hanya seperti nya sudah pernah melihat mu sebelum nya" Chaz membuang pandangannya kedepan.
"Tentu kau sudah melihat aku. Aku Caitlin Oswaldo. Anak dari owner perusahaan Oswaldo Company" dengan nada sombong Caitlin membanggakan dirinya sendiri. Tunggu, Oswaldo katanya? Jadi Caitlin anak dari Mr. Gilbert Oswaldo?
"Jadi kau anak dari paman Gilbert?" Tanya Chaz ragu-ragu.
"Apakah aku tidak salah dengar? Paman? Hei sejak kapan aku mempunyai saudara sepertimu? Jangan mimpi Chaz!" Putaran bola mata Caitlin membuat Chaz heran.
"Tidak, umm.. maksudku, ayahku adalah salah seorang pegawai Mr. Gilbert. Beliau sangat baik hati kepadaku. Ketika aku bertemu dengan ayahmu pun aku senang sekali, jadi aku memanggil nya paman" Chaz tersenyum ragu. Memang ia salah, lagi pula orang kaya mana yang mau bersaudara dengan orang yang biasa saja sepertinya?
"Terserah kau saja lah" helan nafas pasrah Caitlin terdengar ditelinga Chaz. Memang sangat berbeda dengan sifat ayahnya. Bagaimana dengan ibunya? Apa beliau yang sifatnya mirip dengan Caitlin?
Setelah itu mereka tak lagi berbicara sepatah katapun. Hingga akhirnya bel sekolah berbunyi, menandakan waktunya istirahat telah tiba. Didepan sana terlihat Berliana tersenyum melangkah ke tempat Chaz. Ya, memang setiap hari seperti itu. Ketika waktu luang mereka selalu bersama.
"Hai Chaz, ayo kita makan bersama" Berliana mengajak Chaz dengan penuh harapan. Teman-teman sekelasnya pun mengira bahwa Berliana menyukai Chaz, tetapi karena Chaz orang yang cupu dan polos, ia tidak mengerti apapun tentang cinta. Padahal, Chaz sudah memiliki pujaan hati sejak ia masih umur 8 tahun.
"Tentu Berliana" Chaz mengembangkan senyumannya menyetujui tawaran Berliana.
"Apakah perlu kita mengajak Caitlin?" Sambung Chaz.Berliana melirik ke arah kiri Chaz. Betul, ada Caitlin yang sendirian disana. Tidak ada salahnya kan mengajak makan bersama teman baru? Berliana tersenyum menghampiri Caitlin.
"Permisi, perkenalkan namaku Berliana" Ucapan Berliana sangat lembut hingga membuat Caitlin menoleh kearahnya."Oh, aku Caitlin" hanya dengan balasan senyuman yang singkat, Caitlin kembali fokus memainkan ponselnya.
"Kalau kau tidak keberatan, mau kah kau bergabung makan siang bersama kami? Kau kan murid baru, mungkin kau juga perlu berkeliling ke tempat di sekolah ini" tawar Berliana dengan sangat tulus.
Caitlin mengerenyit, wajah Berliana ia akui sangat cantik. Tidak kalah dengannya, bahkan Berliana sangat lembut dalam bersikap. Tutur kata nya pun baik sekali. Caitlin bingung haruskah menerima tawarannya atau tidak?
"Yuhuuuu permisi. Caitlin akan istirahat dan makan siang bersama kita. Kau, manusia udik, tidak pantas mengajak seorang seperti Caitlin untuk makan siang bersama!" Disana sudah ada Aleesha, Jasmine dan Barbara. Mereka adalah genk seantero sekolah ini. Bahkan terkenal hingga ke sekolah tetangga. Katanya mereka siswi-siswi yang terkaya disini. Katanya.
"Hei Caitlin, perkenalkan namaku Barbara. Ini Jasmine dan yang bodoh ini Aleesha!" Seru Barbara dengan semangat memperkenalkan teman-teman nya. Sedangkan Caitlin hanya tersenyum kecut.
"Oh hehe hai aku Caitlin" singkat Caitlin.
"Tentu kami sudah mengenalmu. Kau kan anak dari keluarga Oswaldo yang terkaya di negara ini kan kan kan?" Ucap Aleesha dengan polos. Jasmine mengikut pelan perut Aleesha.
"Tenang saja Caitlin. Kita adalah gadis yang terkenal paling cantik dan kaya raya disekolah ini. Kau tidak akan menyesal jika bergabung dengan kami" Jasmine dengan senyuman anehnya membanggakan dirinya dan teman-teman nya. Caitlin cukup merasa risih sebetulnya. Tapi tidak salah juga ia bergabung dengan yang sedikit lebih rendah dibawahnya. Daripada dengan yang sangat rendah kastanya?
"Hmm, baiklah tapi apa kau menjamin dengan keselamatan ku apabila bergabung dengan kalian?" Caitlin mengajukan beberapa syarat agar dirinya mau bergabung ke dalam genk itu.
"Tentu Caitlin, dengan senang hati.." Barbara sepertinya mempunyai rencana lain. Caitlin pun mengetahui itu. Apa rencana Barbara untuk merekrut Caitlin menjadi salah satu anggota nya?
.
.
.To be continued.......
Ada yang mau next? Vote dan komentar yang banyak ya..
Author,
c i c a n ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGETTABLE TIME
Genç KurguMatthew Chaz Carrington, seorang laki-laki yang sangat mempunyai kebiasaan membaca buku. Selain itu fashion nya pun terlihat cupu layaknya seorang nerdboy. Namun Berliana, sahabatnya, sangat mendukung nya dalam kondisi apapun. Ia tak memiliki teman...