Chapter 21

3.1K 316 28
                                    


Saat ini Xiao Zhan sedang terbaring di brankar ( ranjang yang digunakan untuk ranjang emergency dan transfer pasien ) sambil menangis dan mengerang kesakitan. Para perawat terus mendorong brankar dengan langkah cepat menuju ruang operasi. Yibo terus menggenggam tangan kekasihnya dengan raut wajah penuh kekhawatiran.

"Yyyiibbooo... hiks... ssakit ssekalii..."

"Bertahanlah sayang," ujar Yibo sambil terus menggenggam tangan Xiao Zhan.

Akhirnya mereka tiba di depan ruang operasi. Para perawat membawa brankar tempat Xiao Zhan masuk ke dalam ruang operasi. Yibo ingin ikut masuk namun seorang perawat melarangnya.

"Yibo. Biarkan Dokter dan perawat yang menangani," Alen memegangi bahu Yibo. "Kita tunggu saja disini. Lebih baik kita berdoa untuk keselamatan Xiao Zhan dan bayinya."

Yibo berjalan mondar-mandir di depan ruang operasi sambil meremat tangannya. Alen berdiri bersandar pada dinding rumah sakit, kepalanya tertunduk. Sementara itu di kejauhan Ming Yue berdiri dengan perasaan gelisah penuh kekhawatiran. Han Jin dengan setia berdiri disamping menemani majikannya.

Tuan dan Nyonya Wang tampak dari kejauhan berlari-lari kecil di lorong rumah sakit. Nyonya Wang langsung menghampiri Yibo saat melihat putranya yang sedang mondar-mandir di depan ruang operasi.

"Yibo, bagaimana keadaan Xiao Zhan dan bayinya?" tanya Nyonya Wang dengan nada khawatir.

Yibo menggelengkan kepalanya. "Zhan Zhan masih didalam ruang operasi. Ibu, aku cemas sekali!"

"Tenanglah, Nak. Ibu yakin Xiao Zhan dan anakmu akan baik-baik saja." Nyonya Wang berusaha menenangkan putranya. "Dokter pasti berusaha melakukan yang terbaik untuk menolong mereka."

Tuan Wang melangkah mendekati Alen yang masih berdiri bersandar di dinding. Baru kali ini dia melihat pemuda berwajah tampan itu murung. Pemuda dihadapannya itu biasanya selalu terlihat tenang, namun saat ini terlihat dengan jelas raut wajah penuh kekhawatiran dan ketakutan.

"Tenanglah, Nak. Xiao Zhan pasti akan baik-baik saja." Tuan Wang menepuk bahu Alen dengan lembut.

Alen berusaha untuk tersenyum menanggapi perkataan Tuan Wang, namun tak dapat menutupi perasaan cemas dan takutnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Nyonya Wang pada Yibo. "Kenapa Xiao Zhan bisa seperti ini?"

Yibo kemudian menceritakan seluruh kejadian pada Tuan dan Nyonya Wang. Tuan Wang diam-diam melihat ke arah Ming Yue yang masih berdiri dengan gelisah tak jauh dari tempat mereka berdiri. Terlihat jelas gadis itu ingin sekali mendekat namun takut.

Setelah satu setengah jam menunggu akhirnya dokter yang menangani Xiao Zhan keluar dari dalam ruang operasi. Yibo, Alen, Tuan dan Nyonya Wang langsung berdiri mengelilingi dokter itu dengan perasaan harap-harap cemas.

"Dokter, bagaimana keadaan Xiao Zhan?" tanya Yibo tidak sabar.

Untuk beberapa saat sang dokter tidak berkata apa-apa. Dokter menatap satu per satu wajah orang-orang yang mengelilinginya menunggu jawaban. Yibo dan Alen tampak sekali tidak sabar menunggu jawaban.

"Dokter?" tanya Alen sambil menatap sang dokter.

"Siapa dari kalian keluarganya?" tanya dokter.

"Aku calon suaminya!" sahut Yibo cepat.

"Kekasih Anda mengalami koma saat ini," jawab dokter akhirnya.

"APA?!" seru Yibo dan Alen bersamaan.

Yibo dan Alen reflek bergerak ingin masuk ke dalam ruang operasi untuk melihat keadaan Xiao Zhan, namun dicegah oleh Tuan Wang.

"Apa yang terjadi?" tanya Nyonya Wang. "Kenapa Xiao Zhan bisa koma?"

Kaulah Belahan Jiwa KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang