Ada tiga tipe murid yang berkeliaran dilingkungan sekolah. Pertama adalah murid yang terkenal pintar. Entah pintar dalam akademi ataupun non akademik. Biasanya mereka selalu menempatkan posisi pertama dihati para guru. Yang kedua adalah murid yang biasa biasa aja. Bisa dibilang mereka cari aman. Tidak pegitu pintar dan tidak juga bermasalah. Dan yang terakhir ini murid yang selalu membuat guru BK berkerja keras. Mereka anak anak yang setiap hari ada saja ulahnya. Bukan hanya guru yang pusing karna kelakuannya. Tapi anak anak pun ikutan pusing melihat kelakuannya. Walau begitu, saat nanti reaunian tiba, mereka lah yang membuat seru acara. Kalau kata Dilan, tidak ada anak nakal reaunian tidak akan ramai.
Dan tipe ketiga itu ada dalam sosok lelaki menyebalkan yang menjelma sebagai cowok sok kegantengan. Dia dan anak cowok lainnya sedang duduk dipinggir lapangan menyaksikan anak perempuan yang sebentar lagi mengambil nilai basket. Biasanya, kalau ada pengambilan nilai seperti ini anak laki laki selalu didahulukan.
"Ayo Damara, giliran kamu," ucap Pak Wahyu sambil membaca kertas absensi. Damara maju dan melemparkan bola kearah ring. Erina yang sebentar lagi maju menatap tajam ke arah laki laki yang ikut bersorak meneriaki Damara yang berhasil memasukkan bolanya kedalam ring.
"Selanjutnya, Erina." Erina mengambil bola dan berdiri dititik yang sudah ditentukan.
"Erinaaaaa i love you duaribuuu," Teriak lelaki itu dari tempatnya duduk.
"Loh? I love you tigaribu kalii," Protes temannya karna tidak terima lirik lagu stephany putri diganti seenaknya.
"Seribunya buat parkir. Kecuali Erina mau kasih uang ke tukang parkir."
"Dasar gilaa," desis Erina dari tempatnya. Ini sudah keempat kali nya ia melempar bola ke arah ring tapi tapi tak kunjung masuk. Dari belakang, kedua sahabatnya sudah meneriaki semangat. Erina kembali fokus pada bola ditangannya. Beberapa detik sebelum ia melemparkannya, terdengar kembali lelaki itu berteriak.
"Kalau bola terakhir masuk, Erina jadi pacar gue deh." Tepat setelah lelaki itu mengeluarkan kalimatnya, bola masuk kedalam ring dengan mulus. Semua anak laki laki bersorak meneriaki Erina.
"Asikkkk Erinaaaaa," teriak salah satu sohib lelaki itu.
"Pajak jadian dongg," sahut yang lainnya.
"Apasih? Gila ya lo semua?"
Lelaki itu, Hasan Alvaro Wirasena. Lelaki yang menyebalkan dan sok kegantengan yang mengibarkan bendera perang terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal My Wound
Teen FictionHasan Alvaro Wirasena, lelaki dengan sejota pesonanya. Pintar pada bidangnya. Selalu membuat siapapun yang ada didekatnya akan merasakan nyaman karna sifatnya yang menyenangkan. Tapi kalimat "membuat siapa saja nyaman berada didekatnya" tidak berlak...