Dirinya yang terlalu bersinar melebihi cerahnya sinar mentari pagi, dan melebihi cantiknya bunga mawar yang bermekaran di toko bunga Bibi Ahn. Dirinya sedang asyik menonton keluar jendela menyaksikan anak-anak lain sedang bermain bola di lapangan sekolah. Ku langkahkan kaki menghampiri dirinya, sekadar menyapa atau mungkin bisa menggodanya ? Lumayan menghibur diri melihatnya tersipu dengan semburat merah muda yang lucu di pipinya.
"Hai cantik, boleh aku duduk disini ?"
Sosok indah di depanku terkejut lucu, saat suara baritoneku menyapa dirinya.
"Ah, silahkan, pemiliknya sedang pergi untuk sarapan"
"Kau sendiri tidak sarapan ?" Tanyaku sambil menempati kursi di depannya, sembari tak sedetikpun pandanganku beralih darinya.
"Tidak, aku tidak lapar" ucap sosok indah itu sambil tersenyum kecil
"Siapa namamu ?" Tanyaku langsung pada intinya
"Sumi" ucapnya santai
"Eh ? Gimana ?"
"Sumi. Kenapa ?" Dia menegaskan kembali kata-katanya
"Oh..oh tidak, tidak apa-apa. Aku..aku hanya tersepona dengan kecantikan dirimu" ucapku ngeles
"Halah, ada apa sih Joon ? Ganggu banget" Yoongi mulai ngegas
"Yaelah, ayok ah sarapan, laper banget ini gua" Namjoon sebel aja gitu, dramanya berakhir tidak menyenangkan
"Lo aja ah sendiri, mager. Gue kan udah sarapan" Yoongi melanjutkan kegiatannya memandang keluar jendela
Namjoon tau banget nih, si Yoongi lagi ngeles karena merasa ngga enak setiap hari diajak sarapan bareng sama Namjoon. Sebagai anak broken home, Yoongi tinggal sendirian di rumahnya. Ayahnya tinggal dirumah lain dengan keluarga barunya, dia hanya dikirimi uang setiap bulannya untuk biaya sekolah dan kebutuhan rumah. Jadi Yoongi harus secerdas mungkin menghemat pengeluarannya. Ibunya saat ini bekerja di Dubai, pulangnya... ah jangan tanya deh, Yoongi sedih kalo harus jawab pertanyaan kapan Ibunya pulang ? Atau, Ibu kirim uang untuk makan ngga Yoon ? Jangan, jangan. Nanti Yoongi akan berderai air mata kalau bahas soal itu.
Boro-boro bikin sarapan untuk dirinya setiap pagi, bangun aja Namjoon yang bangunkan. Setiap pagi Namjoon akan terus menelpon Yoongi sampai bangun. Kalau baterai hp Yoongi sekarat, ya Namjoon akan datang ke rumah Yoongi dan memencet bel rumahnya sampai Yoongi bangun dan mengguyur wajah Namjoon dengan segelas air ketika Yoongi membukakan pintu untuknya.
"Sarapan apaan ? Janji-janji manisnya ? Idih, kenyang emang ? Bego iya. Udah ayo buru, nanti keburu bel, bebeb" Namjoon menarik tangan Yoongi agar segera berdiri dan menuju kantin.
Yoongi cuma bisa pasrah sambil mengikuti langkah Namjoon, ya gimana ya, laper banget sih sebenernya.
Namjoon memesankan 2 porsi nasi goreng lengkap dengan telur dan 2 gelas teh hangat untuk mereka berdua. Lagi-lagi Yoongi hanya bisa tertunduk lemas karena merasa malu, selalu seperti ini setiap sarapan.
"Udah ih jangan nunduk aja, masa gua liatin belahan rambut lu si. Kan nanti kalo kita nikah, lo yang siapin gue sarapan tiap pagi, jadi sarapan tiap hari ini, impas dong pas nikah nanti ?" Namjoon tersenyum tampan menggoda lelaki manis di depannya.
"Ih yaampun, homo banget sih lu Joon" Yoongi memasang wajah jijik sambil menepuk jidatnya sendiri.
"Alah, emang lo ngga homo ?"
"Ya homo sih" Yoongi jawab sambil ngakak
Duh Namjoon ga ngerti lagi sih. Yoongi tuh pakai susuk apa sih, sampe bikin Namjoon tuh gabisa melepaskan pandangannya dari wajah Yoongi. Halah, bucin.
Tiba-tiba Namjoon bilang, "Saranghae.." sambil senyum senyum dan bertopang dagu
Yoongi yang kaget dengernya, langsung gelagapan dan salah tingkah, "MBAK MINAH, NASI GORENGNYA LAMA AMAT, BURU IH KEBURU BEL!"
Inilah sepenggal kisah yang terlintas di otak dedek saat jam 1 malam tidak bisa tidur akibat tidur siang yang kelamaan. Maklum, lelah WFH.
Nighty night