Part 1 : My Daughter

26 1 1
                                    


Seorang wanita cantik berjalan menurun tangga dengan tergesa saat mendengar suara tanggisan di lantai satu dari ruang keluarga rumah itu.

Isak tangan bocah itu begitu nyaring memasuki gendang telinga. Namun,Nesya tetap menghampiri sumber suara tersebut.

Di ruang keluarga rumah itu,seorang gadis kecil berusia 4 tahun berdiri dengan berurai air mata.
Sementara itu,dua orang dewasa dengan santai duduk diatas sofa mewah dengan memasang wajah acuh.

"Mika..." Nesya menghampiri anak tersebut dengan raut wajah khawatir.

"Mommy..hiks hiks..." isak anak bernam mika sambil memeluk wanita yang di panggilnya "mommy" tersebut. Membenamkan wajahnya pada dada sang ibu.

Nesya berusaha menenangkan Mika. Meski raut bingung terlihat jelas dari tatapannya mengenai akibat sang putri menanggis seperti ini.
Pandangan Nesya lurus,menatap kearah dua orang yang masih duduk dengan santainya menikmati koran dan kopi pagi mereka.

"Mah.. pah.. Mika kenapa nanggis kayak gini?" Dua orang yang di panggil Nesya mengarahkan pandangan mereka. Mengalihkan mereka dari kegiatan pagi tersebut.

"Kamu tanya aja sama anak kamu itu. Pagi-pagi udah buat mama kesel."

Nesya menghela nafas mendengar jawaban sang mama. Sudah biasa jika Shinta,mama Nesya berbicara dengan nada tersebut padanya. Kebencian yang di terima Nesya selama 4 tahun ini.

"Mah.." lirih Nesya menatap sang mama.

Shinta mendengus mendengar ucapan putri bungsunya.

"Dengat Nesya,mama gak mau lagi ngeliat anak kamu itu ngerusak majalah mama. Kamu liat ini,dia bahkan merobek bagian terpenting yang belum sempat mama baca." Shinta menunjuk bagian majalah yang sudah terpisah menjadi beberapa bagian.

"Maaf mah,tapi kalau majalah itu penting buat mama. Aku bakal ganti.

Nesya tau,anaknya tidak di terima di keluarganya. Ia dan Mika bertahan hanya karena rasa kasihan orang-orang dirumah ini terhadapnya. Bersyukur bahwa mereka belum di usir dari sini.

"Gak perlu. Cukup kamu ajari tata krama sama anak kamu itu." Shinta bangkit,berjalan meninggalkan ruang keluarga itu tanpa menoleh pada Nesya yang diam tanpa bergeming.


Nesya melirik kearah Daniel,sang papa. Pria paruh baya itu sejak tadi hanya diam tanpa berniat melerai perdebatan antara sang istri dan putri bungsunya.

Nesya berjalan menghampiri Daniel yang sedang membaca koran.

"Pah.. aku izin masuk kantor agak siangan,boleh?" Tanya Nesya dengan nada takut-takut.

"Kali ini apa alasan kamu?" suara dingin Daniel sudah biasa di telinga Nesya. Bukankah papanya memang sudah berubah ?
Tidak akan ada lagi senyum hangat untuk Nesya.

"Mika hari ini ulang tahun. Aku mau nganterin anakku ke DayCare." Ujar Nesya.

"Kamu tau kan kita hari ini ada meeting. Biasanya juga yang nganterin dia supir kita." Nesya tau lirikan papanya kearah Mika membuat ia menatap sendu sang putri. Mika masih saja tidak di terima di rumah ini meski ia sudah berusah agar putrinya di terima.

"Hari ini aja pah.. aku mohon.." Lirih Nesya.

"Aku gak pernah nganterin Mika selama ini karena sibuk di perusahaan." Ujar Nesya

"Terserah kamu." Daniel bangkit dari duduknya,

"Pada akhirnya anak itu hanya mempersulit kamu." Tambah Daniel sebelum ikut meninggalkan Nesya untuk menyusul sang istri.

Sepeninggal sang papa,Nesya diam. Terpaku menatapi hidupnya saat ini.

"Mommy..."

Sapuan tangan lembut dan kecil di pipinya menyadarkan Nesya. Eajita cantik dengan rambut coklat bergelombang tersebut berusaha menampilkan senyum terbaik di hadapan Mika. Tidak ingin anaknya melihat kesedihan tersebut.

"Hey...cup" Nesya mencium gemas hidung mancung Mika.

"Mika udah sarapan?" Tanya Nesya pada sang putri yang terkikik geli setelah menerima kecupan sang mommy.

Mika mengangguk atas pertanyaan Nesya. Tertawa kecil dan memeluk leher mika penuh sayang.

"Nah,kalo udah sarapan ayo kita ambil perlengkapan kamu. Mommy akan antar kamu ke DayCare hari ini."

"Yey.."

Mika berlompat bahagia. Menggandeng tangan Nesya menuju kamarnya untuk mengambil perlengkapan tersebut. Sesekali Mika melompat girang dan tertawa. Membuat Nesya ikut senang melihat putri kecilnya itu.





                                 TBC



Hai.. aku punya cerita baru😄
semoga kalian suka dengan ceritaku ini.

Jangan lupa vote&comment ya guys..

Biar aku semangat untuk lanjut nulis cerita ini.

Karena....


Seorang penulis tidak berarti tanpa para pembaca

Jadi...

Kalian harus Vote&Comment untuk menyemangati aku😘😙

Love ya...

Why You BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang