Kegelapan selalu memenuhi dimanapun Sting memandang. Ia ingin menelusuri seberapa luasnya tempatnya menggunakan lengannya, namun didetik berikutnya Sting terdiam.
"SEMPIT! Sempit sekali!" Sting hanya menggerakan lengannya sedikit, tapi ia merasa itu adalah sebuah batas dari tempat ini.
Itu terlihat seolah-olah Sting terbungkus dalam sebuah peti. Tunggu dulu, peti?
Disaat itulah Sting mendapat sedikit pencerahan, jika ia memang terjebak dalam sebuah peti, maka yang ia harus lakukan adalah membukanya saja.
Sting mencoba membukanya, mendorong kaki dan lengannya bersamaan ke atap tempat ini, ia berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari tempat ini, walaupun ia telah berusaha sangat keras, ia tetap tidak dapat membuka atap tempat ini sedikitpun.
Berapa lama waktu ia melakukan itu?
Entahlah ... 1 jam? 10 jam? Tidak ada yang mengetahui itu, hukum waktu seolah-olah dibekukan.
Saat ini Sting seperti halnya anak ayam yang akan menetas.
"SIAL! SIALAN?!!"
Ia merasakan terdapat cairan yang mengalir diantara kulit telapak tangannya. Sting merasa kesal sekali, ia memukul atap itu beberapa kali dengan keras.
"Percuma ternyata! Eh? ... Sejak kapan tanganku berdarah?" dan saat Sting menyelesaikan kata-katanya, Array sihir berukuran kecil dan berwarna merah delima tercipta di depan wajahnya.
Sting terkejut dan tidak tahu harus bagaimana. Ia terdiam dan tanpa ia sadari, array sihir tersebut secara perlahan menyatu ke dahinya.
Rasa sakit yang intens membuat Sting sadar, namun yang bisa ia lakukan hanyalah menjerit dalam ketiadaan.
5 menit kemudian.
Kondisi Sting jatuh lebih buruk, keringat membasahi seluruh tubuhnya. Tetapi disaat berikutnya ia mendengar suara dari sesuatu yang terbuka.
*Buzz!!*
Peti ini secara perlahan mulai terbuka, namun Sting segera keluar setelah atap peti ini terbuka sepenuhnya.
Bangun dengan tergesa-gesa sambil mengambil nafas dengan liar.
"AKHIRNYA BEBASS!!!" Sting berteriak kepada langit biru di siang hari yang indah.
"Sial! Jika aku terjebak disana sedikit lebih lama lagi, mungkin aku tidak akan pernah terbangun." Sting melampiaskan amarahnya saat ia berdiri dan menendang peti itu.
Namun disaat berikutnya ia menyadari bahwa peti yang ia tendang bukanlah peti biasa, tetapi peti mati.
Berwarna putih dengan beberapa oranamen sederhana, namun setiap ornamen mengeluarkan aura yang menyejukan. Ornamen itu terlihat begitu indah dengan warna emasnya.
Sting melihat ke sekitarnya, pemandangan yang ia lihat benar-benar berbeda, seolah-olah ia berada di dunia lain.
Ia terbangun di samping danau kecil yang indah. Rumput hijau dan pepohonan memenuhi seluruh tanah disekitar danau.
Setiap orang bisa melihat beberapa teratai yang tertata rapi di permukaan danau.
Sejauh mata memandang, pemandangan indah selalu hadir.
Sting terpana saat melihat semua ini, dan detik berikutnya ia menyadari bahwa kualitas kebersihan udara disini sangat jernih. Mungkin karena kejernihannya, Sting yang tadi sedang stres tiba-tiba membaik.
Sting berjalan ke sisi danau, saat Sting tiba di samping danau, ia bahkan lebih terkejut saat melihat tubuhnya yang terpantul di permukaan danau, benar-benar berbeda dari tubuh sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrated Supreme of: WOD
FantasySting, ia adalah pemuda yang berusia sekitar 18 tahun. Hampir setengah dari hidupnya ia habiskan untuk bermain game Favoritnya. W O D. Ia mengalahkan last boss aneh yang menyebalkan, mendapatkan 2 peti harta karun dan 1 peti mati. Namun, tanpa ia...