PERHATIAN LIA

22 7 0
                                    

Di bangku yang terletak di belakang sekolah, yang merupakan tempat biasa untuk nongkrong anak-anak bolos, nampak Tama dan Bobby yang sedang asyik dengan rokok di sela jari telunjuk dan jari tengah mereka, melamunkan semua kejadian yang tidak mengenakan mereka. Tiba-tiba Lia datang dengan Julia, membawa tugas kelompok biologi yang harus mereka kerjakan, karena mereka satu kelompok.

Tama kaget dan segera mamperbaiki posisi duduknya yang selangkangan.

"Hai cantik. Ada apa kesini? "sapa dan tanya Tama.

"Kenapa kalian bolos lagi? "tanya Lia.

"Lagi pengen aja. "jawab Tama.

Julia kemudian menimpal dengan kalimat tajam. "ntar her matematika, nama kalianda tuh!"

"Masuk aja. Ikut her. Kata pak ujang itu her terakhir kesmpatan kan.... Hmm Bobby? "tegas Lia

Bobby mengepulkan asap rokoknya, cuek dengan kehadiran dua cewek manis itu.Namun ia pun langsung menjawab perkataan lia. "Males! "

Julia kesal dengan jawaban seenaknya ari bobby. "Yang niat dong kalo sekolah, kasian orang tua capek-capek nyari uang buat anaknya,eh..anaknya malah semau gue"

"Ah! Sok tau! Mereka kerja hanya untuk mereka sendiri!"jawab Bobby dengan kesal lalu berdiri mengajak Tama pergi."Cabut bro"

"Kemana lagi"tanya tama yang tidak di jawab oleh bobby

"Kapan kalian sadar!? "Lia mencoba mendekati mereka dengan kalimat tanya yang sungguh tdak enak di dengar oleh Bobby.

"Kenapa kalian care sama kami? Gak ada pentingnya buat kalian ini. Dan gak ngaruh buat kita, jalan bro! "

"Hemm.. Lia yang baik dan Julia yang cerewet. Udah ya, kami jalan dulu.... Dagh! "pamit Tama sambil melambaikan tangan ke kedua cewek manis itu.

"Huh! Orang gak ada niat hidup! Udh di perhatiin temen eh malah cuek, udah ah lia gak usah sok perhatian lagi. "gerutu julia

"kali aja mereka lagi ada masalah besar. "sahut lia

"Apa yang gue bilang. Makan ati. Gue ngelakuin ini buat lo Lia. Tapi ternyata apa? Mereka sok ngkuh. Apa lagi si Bobby. Huh!  Kayak orang oentng aja. Udah mulai sekarang lo gak usah sok care-care lagi sama dia deh. Kayak gak ada cowok lain aja! "

"ya gue penasaran aja. Dia mirip sekali dengan juna. "

"klise banget. Mirip! Mirip! Fisik ja yang mirip kelakuannya minor! "

Sementara itu tak beberapa lama, di tikungan jalan ke sekolah, terlihat Tama dan bobby naik motor selengekan, mereka hampir menabrak sebuah mobil sedan mewah dari belakang.

Dua anak bandel itu hampir jatuh, motornya jadi oleng. Mobil berwarna silver itu berhenti, pengemudinya turun dari mobil.Bobby jantan menghadapi si pengemudi,bagitupun tama,namun sontak saat mereka saling menatap, sama-sama kaget.

"Bobby! Kurang puas kamu berulah? Gak usah sekolah sekalian! "bentak perempuan yang turun dari mobil sedan silver.

Bobby segera naik motor, jalan curk, diikuti Tama yang bingung dan serba salah. "jalan bro! Buruan! "

"Bobbyyy!Bobbyyy!"

Shinta marah-marah melihat motor bobby manjauh dan tidak bertanggung jawab ata kejadian siang itu. Tidak di sangka mobil yang sekilah tidak ia perhatikan itu mobil kakaknya, bobby merasa konyol, berantem di tengah jalan dengan kakak sendiri,gila!

"Awass kamu! "

Shinta lalu kembali masuk ke dlaam mobil.,membanting pintu dan mengemudikannya dengan kencang, ingin rasanya menyusul adiknya, menghentikan laju motor bobby, lalu jewer kedua telingannya,mencubit keras lengannya, membuatnya sadar dan kapok dengan sekian ulahnya.

Hari itu tambah menanggung amarah dan malunya. Baru saja ia menghadap BP memenuhi panggilan agar adiknya lebih terdidik dengan adanya komunikasi yang baik antara dirinya sebagai wali orang tuanya, eh dia malah mendapat kabar bobby kembali bolos. Dan jelas-jelas ia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana bobby kembali mengulanv kesalahan yang sama, itu-itu aja dan jelas sangat menjengkelkan sekaligus membuatnya malu.

"Maaf bu, jika adik saya masih sulit i atur,tidak disiplin. Segera kami diskusikan ini dengan dia, agar semua kembali baik. Terima kasih atas perhatian sekolah yang tidak segan memanggil kami demi kebaikan Bobby. "

Shinta begitu jelas mengingat semua pembicaraannya dengan bu Yati, guru BP yang sabar dan care dengan Bobby.

Sementara orang tua Tama maupun yang mewakili tidak juga datang, hingga shinta yang tahu hal itu segera menutupinya, menanggung semuanya.dengan sok pahlawan, dia kembali bilang kepada guru BP untuk tama, dia jugakan mencoba menasihati dan mengajak dua anak tersebut berdiskusi mengingat keduanya sering jalan bareng, dan hampir tiap pagi tama berangkat sekolah besama bobby.

Maaf ya guys up nya lama soalnya kemaren ini hp author ilang dan maaf kalo banyak yang typo. jangan lupa vote dan komen

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAMALIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang