Keping 1

1K 33 6
                                    

Sejak gue memilih untuk keluar dari rumah dan memilih untuk kos, gue jadi lebih bisa menata hidup gue sendiri. Enggak ketergantungan lagi dengan Bunda. Meskipun awalnya harus berdebat dulu, tapi lama-lama bundadari gue setuju juga. Dengan catatan setiap ada waktu luang, harus pulang. Karena sekarang hampir setiap weekend ada jadwal manggung, kami mengakalinya dengan video call setiap saat. Tapi itu sebenarnya ide si Bunda sih. Atau pernah juga Bunda hadir pas gue manggung dekat rumah.

Sabtu malam kebetulan gue ada kerjaan sebagai pengisi acara di sebuah festival musik di Jakarta. Gue didaulat sebagai penyanyi pembuka. Nggak tahu juga apa alasan mereka ngundang gue. Jujur, ini adalah pertama kalinya gue nyanyi di acara besar. Biasanya hanya nyanyi di kafe atau lomba antar sekolah bersama dengan band gue.

Melihat panggung gede dengan banyak lampu yang saling menyorot satu sama lain, bikin jantung gue makin dag-dig-dug. Acaranya outdor dan lumayan besar juga. Otak gue jadi membayangkan hal-hal yang aneh. Ya, misalnya pas mau naik panggung tiba-tiba gue terpeleset dan jatuh, atau pas nyanyi tiba-tiba sound mati. Duh, nggak terbayang bagaimana jadinya.

Tepat pukul 20.00 acara dimulai. Setelah beberapa saat MC Ngobrol kesana-kemari, akhirnya nama gue dipanggil.

Baik mari kita sambut dengan tepuk tangan yang meriah, ini dia Atta Jiwangga.

Enggak terlalu banyak yang menyambut dengan tepuk tangan sebenarnya. Karena memang, ya, gue belum setenar penyayi-penyanyi top sekelas Anang Hermansyah atau Ahmad Dhani. Gue hanya penyanyi kafe yang sedang merintis karir di dunia yang lebih luas. Syukur-syukur ada yang kenal nama gue karena pernah berseliweran di youtube.

Gue di suruh menyanyikan dua buah lagu sekaligus. Pertama lagu Marcel Siahaan - Kau tak akan terganti, dan yang kedua lagu dari band favorit gue Sheila on 7 - Anugerah terindah yang pernah kumiliki.

Lagu pertama sukses gue bawain. Saatnya lagu kedua. Anugerah terindah yang pernah kumiliki. Entah kenapa, tiba-tiba dua orang sekilas muncul di otak gue. Bunda dan Aurel. Astaga... Kok bisa sih. Cepat-cepat gue hapus itu gambaran di bayangan gue.

Fokus ta, fokus. Jangan sampai malu-maulin.

"Attaaaaa... Wuuuuu. Ayo Attaaa semangat Attaaaa..."

Lebay sekali bukan? Seperti supporter sepak bola. Nyaring sekali suara perempuan itu terdengar sampai ke atas panggung. Dalam hati gue, kayak kenal dengan suara itu.

Melihat tawamu


Mendengar senandungmu


Terlihat jelas di mataku


Warna-warna indahmu

Selesai satu bait. Astaga gue beneran lihat ada Aurel berdiri di antara para penonton yang mau melihat penyanyi-penyanyi lain tentunya, bukan gue. Mungkin cuma Aurel yang berdiri disitu dan mau lihat gue, hahaha.

Selesai menjalankan tugas, gue langung pamit buat pulang. Tapi sebenarnya gue mau nyamperin si Aurel. Mau gue interogasi, bagaimana bisa dia sampai kesini? Sama siapa? Dan ya... Kalian bisa lihat nanti bagaimana kelanjutannya di cerita selanjutnya.


S E M P I T E R N A L Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang