---------------------
_______
I LOVE HIM
---------------------
_______
WITHOUT RETURN
---------------------♥
"Kayak biasa lang?"
"Iya bang, Cappucino satu. Gulanya dikit."
"Siap."
Dia duduk di bangku yang sepi. Tidak banyak pengunjung yang duduk disana, maksudku. Kemeja kotak warna hitam, celana jeans dengan robekan di bagian lutut. Entah kapan aku bisa melihatnya tidak sempurna.
Ini aku, yang mencintai lelaki berkemeja kotak itu. Aku tidak bisa mengalihkan rasaku darinya. Ini tidak bisa dihilangkan begitu saja.
"Alena!"
---------------------
_______
I LOVE HIM
---------------------
_______
WITHOUT RETURN
---------------------"Apa lo bilang?"
"Gue suka sama lo, Andrian."
"Gini, gue mau ribut bentar lagi sama anak sebelah dan lo dengan entengnya bilang hal yang weird?"
"Apanya yang aneh si An?"
"Ya lo yang aneh! Dah, mending lo pulang cuci kaki terus tidur."
---------------------
_______
I LOVE HIM
---------------------
_______
WITHOUT RETURN
---------------------"Lo sih makanya jangan ngeyel! Kalo lo berdarah gini, siapa yang repot? Gue lah."
"An, ga bisa banget ya lo balik suka ke gue?"
---------------------
_______
I LOVE HIM
---------------------
_______
WITHOUT RETURN
---------------------
It's Okay. Aku Cinta dia tanpa memaksa dia memberikan rasa yang sama.
Tapi, jika pada akhirnya dia memberikan rasa yang sama.
Itu adalah keberuntunganku.
-Alena-
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE HIM, WITHOUT RETURN
Teen FictionAndriano Gilang. Biasa dipanggil Andri, tapi beberapa temannya memanggilnya Gilang. Dia suka minuman rasa Cappuccino, dengan sedikit gula. Dia suka banyak warna, terutama biru. Dia suka hal yang lucu, kucing contohnya. Aku tau banyak hal tentangnya...