Sudah seminggu lamanya Laura tidak sekolah, Laura sangat kesal ia pikir ia sudah sembuh sejak tiga hari kemarin, tetapi keluarganya melarangnya masuk sekolah.
Dan yg lebih membosankan Laura sangat jengah dengan dokter yg mengurusnya, siapa lagi kalau bukan Riza.
Memang dokter Riza itu tampan dan masih muda, tetapi Laura tetaplah Laura, jika ia tidak menyukai seseorang sampai kapanpun ia tidak akan menyukainya.Laura sedang bermain handphone, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.
Laura sangat malas, ia menebak kalau itu dokter Riza. "Masuk! Ngga dikunci!"
Lalu pintu pun terbuka, tetapi dugaan Laura salah, itu bukan dokter Riza tetapi itu adalah teman-teman kelasnya.
Senyuman Laura mengembangkan, lalu ia mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.
"LAURA!!"Teriak Ghina dan Aca bersamaan.
"Husss diem ini rumah ienah! Maen teriak teriak aja" tegur ucup benar.
Ghina dan Aca mendelik ke arah Ucup, lalu Mereka mendekat ke arah Laura.
"Ra Lo sakit apa? Terus gimana keadaan Lo?" Tanya Ghina khawatir.
"Ra ternyata Lo manusia, gue kira Lo bukan manusia. Soalnya gue ngga pernah melihat Lo sakit" kekeh Aca.
"Gblk banget si lu Ca,Lo pikir selama ini kita temenan sama kunti gitu?" Tanya Ghina. Lalu Aca mengangguk." Sama dong kalau gitu" lanjut Ghina.
Merasa kesal Aldi menjitak Kepala Aca dan Ghina. "Ini bukan waktunya bercanda, orang lagi sakit di kira Kunti. Memang sih mirip dikit".
"Lo juga sama kaya Mereka berdua, sama-sama begonya?". Kesal ucup.
"Gimana keadaan Lo sekarang? Udah enakan?" Tanya Regan.
Setelah Regan berbicara tiba-tiba suasana hening. Suasana tiba-tiba mencekam.
"Gue baik-baik aja" balas Laura cepat.
Regan mengangukan kepalanya. "Bagus kalau gitu".
Setelah aga lama, teman-teman Laura yg lain segera pulang. lalu menyisakan teman-temannya yg absrud.
"Lo kenapa bisa sakit gini si Ra?" Tanya Ghina kesekian kalinya.
"Ngga tau, gue mau mati kali" kekeh Laura.
Dengan cepat Aca menjitak kepala Laura. "Lo Perempuan Ter oon, Ter bego dan Ter gila. Di saat orang-orang ingin hidup Lo malah mau mati!".
"Gue bercanda kali ca, gue juga mau hidup, kecuali,,,ah sudahlah".
"Permisi" Seseorang memasuki kamar Laura.
Aca dan Ghina berdecak kagum, tetapi tidak dengan Laura. Ia malah memutar bola matanya malas.
"Laura jangan lupa minum obat kamu ya, sebentar lagi kamu sembuh. Kalau begitu saya pergi dulu. Sekali lagi jangan lupa diminum obatnya. Saya pamit". Lalu dokter Riza.
"Iya dok, saya akan mengingatkan Laura" balas Aca.
Mendengar itu Dokter Riza tersenyum."Gila kalau gue tau dokternya cakep gitu gue mau sakit tiap hari. Gila cakep bener" histeris Ghina.
"Dia ngeselin, gue ngga suka" balas Laura sambil memakan pisang.
"Dih ngeselin gimana, ahh gue jadi jatuh Cinta Ghin".
"Eits ayang Aca jangan jatuh Cinta sama orang lain. Tenang Disni ada abang Ucup yg slalu nunggu ayang Aca".
Mendengar itu Aca langsung berdecih. "Cup kalau mimpi itu jangan terlalu tinggi, bagian jatuh sakit kan?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Kesedihan (Completed)
Teen Fiction#Budayakan vote sebelum membaca cerita ini. Bagaimana kalau es bertemu es, apakah akan mencair atau malah semakin membeku???? Ini cerita Laura yg mempunyai sifat dingin dan misterius. Bertemu dengan Regan yg sifatnya tidak jauh berbeda dengan Laura...