Pagi ini Laura sudah bersiap untuk sekolah, daritadi ia sangat kesal dengan Rey karena sangat cerewet.
"Ra mendingan Lo molor lagi Sono!" Ulang Rey.
"Heh jelek, gue mau sekolah gue enek di rumah Mulu. Lo kata gue Barbie yg terus di kurung di kamarnya!" Kesal Laura.
Ting tong
Bel rumah Berbunyi, saat Laura akan membukanya tetapi mamahnya mendahuluinya.
"Biar mama aja, kamu lanjutin makan aja". Lalu Rina menuju pintu.
Laura melanjutkan sarapannya.Rina membuka pintunya, senyumannya mengembangkan sekaligus bingung karena kedatangan orang itu. Regan. Kenapa ia datang.
"Eh ada Regan, ada apa ya?" Tanya Rina halus.
"Eh Tante, maaf tan Laura nya ada?" Tanya Regan gugup.
"Oh kamu mau ke Laura, Laura sedang sarapan, kamu udah sarapan?" Regan menggelengkan kepalanya. "Yaudah sekalian aja kita sarapan bareng" lalu Rina menarik tangan Regan halus.
Sampailah Regan dan Rina di meja makan. "Ra ini ada Regan, dia nyari kamu".
Mendengar itu Laura langsung mendongkakkan kepalanya, tatapannya bertubrukan langsung dengan tatapan Regan.
Regan Tersenyum kikuk kearah Laura, Laura membalas senyuman Regan tak kalah kikuk."Eh Lo gan, tumben Lo datang. Cari siapa?" Tanya Rey.
"Kalau ada tamu itu suruh duduk bukannya malah di tanya-tanya ngga jelas. Lo duduk aja Gan". Rey menatap Laura bingung. " Kesambet apa nih bocah" batin Rey.
Lalu Regan duduk di hadapan Laura, ia tidak tahu harus melakukan apa.
Dengan perhatiannya Rina memberikan Regan piring."Kamu kesini mau menemui Laura Regan?" Kini Rendi yg berbicara.
"Iya om" balas Regan.
"Tumben, emang kamu ada apa sama Laura, kalian pacaran?" Kekeh Rina, Rina bersumpah kalau ucapannya sangat lucu. Saking lucunya hal itu tidak akan pernah terjadi, kalau terjadi Rina jamin nanti sore akan hujan lebat.
"Iya tante saya sama Laura pacaran". Balas Regan gampang.
Seketika Rey tersedak dengan makannya, Rendi berhenti meminum. Rina masih membuka mulutnya dan sendok makannya masih ada di udara. Sedangkan Laura, yah lihatlah wajahnya sudah sangat merah.
Ketiga manusia itu menatap ke arah Regan dan Laura secara bergantian.
"Kamu jangan suka becanda Regan" Rendi tertawa.
"Saya ngga bercanda om, saya serius".
"Jadi kapan kalian jadian?" Tanya Rina bahagia.
Laura tersedak dengan minumannya, melihat itu Rey menepuk pundak Laura perlahan.
"Makanannya kalau minum itu minum aja aernya, bukan sama gelasnya" cibir Rey.
Laura menatap Rey licik. "Lo juga, makannya kalau makan itu makan nasinya bukan piringnya".
Skakmat! Rey terdiam. "Sudah-sudah jangan bertengkar lagi, mending kita makan sekalian kita sambut calon menantu kita" Lerai Rina.
Kini Regan yg tersedak dengan ludahnya sendiri. "Makannya yg di hirup itu udara, bukan ludah!" Kekeh Rey.
"Sudah-sudah ayo kita makan, nanti kalian terlambat sekolah" final Rendi.
Lalu mereka memakan makanannya dengan keheningan, setelah 5menit lamanya akhirnya acara makan singkat pun berakhir. Dengan cepat Laura menarik Regan keluar.
"Rey masih bingung sama mereka berdua, sesingkat itu kah? Rey tau sifat keduanya, masa ahhh Rey pusing".
"Tuhan bisa dengan mudahnya membulak balikan hati seseorang, jadi kamu jangan heran" balas Rina.
"Tapi kan mah, rasanya ada yg ada yg mengganjal gitu. Rey aneh aja".
"Kamu tau Laura kan? Percayakan saja lah. Dia pasti memilih yg terbaik untuknya, udah ah papah mau berangkat dulu".
Rey menatap ke arah Rina. Rina hanya menganggukkan kepalanya. Rey berfikir, ia harus percaya terhadap Laura. Harus!!
Sedangkan di luar rumah Laura dan Regan masih terdiam.
"Sorry ya Ra gue ke rumah Lo, ini tuh di suruh sama si curut, kalau ngga jemput Lo gue bakal di botakin, terus gue juga di suruh ngomong kalau kita berdua itu pacaran". Regan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Iya gpp, yaudah kita berangkat sekarang gue ngga mau terlambat" kekeh Laura, melihat Laura tertawa Regan pun ikut tertawa.
Lalu Laura menaiki motor Regan dan melesat meninggalkan halaman rumah Laura.
Setelah beberapa menit kemudian akhirnya keduanya sampai di sekolah, banyak pasang mata yg me ngarah kepada mereka berdua.
Sesampainya di parkiran Laura turun, ia membuka helm lalu memberikannya kepada Regan, Laura membenarkan rambutnya yg acak-acakan.
"Rasanya gue pengen colok tuh mata mereka satu-persatu" sinis Laura.
"Ngga usah ngurusin sampah" sahut Regan.
"Wih wih!! Orang kasmaran udah pada dateng! Gimana perjalanannya menyenangkan ngga? Gimana Gan direstuin ngga sama bang Rey?" Tanya Ucup sambil menghampiri keduanya.
"Pasti direstuin lah sayang, orang mereka cocok ko" Aca memegang tangan ucup.
Hari ini Laura masuk, ia mengingat Aca. Yah Aca pulang sekolah ia harus pergi ke rumah sakit. Ia harus membantu ibu Aca. Tapi tumben Aca sekolah, tumben Aca ceria.
"Ca tumben Lo ceria, biasanya Lo murung?" Aneh Laura.
"Mulai sekarang gue ngga akan murung, karena gue udah punya pacar yg sangat setia. Walaupun otaknya sama wajahnya di bawah rata-rata".
Mendengar itu ucup merangkul bahu Aca. "Di bawah rata-rata gini, tapi tetap sayang kan?".
"Aldi mana?" Tanya Regan.
"Kayaknya mereka kejebak Cinta asli deh" kekeh Aca.
"Lo ngomong apa sih sayang, kita pacaran itu ngga ada yg bercanda. Kita serius. Harus di bawa ke jenjang pernikahan".
"Najis Lo cup! Ayo Ra kita ke Ghina sebelum ia bunting sama si Aldi". Aca menarik tangan Laura.
Ucup mendekat ke arah Regan. "Gan gimana Lo udah beritahu keluarga Laura?. Mereka udah tahu hubungan kalian?".
Regan tidak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya. Dan hal itu membuat ucup bahagia.
"Nah gitu dong, Lo lebih serius deh sama Laura. Lo cocok sama dia. Kalau ngga mau biar gue embat dia". Ucup menyenggol tangan Regan.
"Enak aja maen embat-embat aja!" Kesal Regan, tetapi ia langsung menutup mulutnya.
Mendengar itu ucup Tersenyum penuh kemenangan. "Adeuh ingat Gan ini cuman tang-tangan. Lo kejebak Cinta asli. Ya kan". Ucup menaik turunkan alisnya.
"Diem ah, gue mau ke kelas!" Regan meninggalkan ucup.
"Ahhh jadi makin sayang gue sama si Regan". Ucup menepuk kepalanya sendiri. " Inget si Regan cowo Cup, Lo juga cowo. Batang sama batang gimana masuknya. Eh bisa lewat belakang kan". Ucup terkekeh sendiri.
"Astagfirullah, sadar cup sadar" lalu ucup berlari menuju kelasnya.
"Sial! Gue ngga akan pernah biarin Laura jatuh ke pelukan Lo! Laura hanya milik gue! Kalau gue ngga bisa dapat Laura! Siapapun juga tidak akan pernah bisa!" Seseorang mengepalkan kedua tangannya.
"Lo bermain main sama orang yg salah Regan, lihat siapa yg akan mendapatkan Laura terlebih dahulu". Lanjutnya.
UPDATE, VOTE KOMEN YA.
FOLLOW MY INSTAGRAM:@RITASTNHYTI_
TETAP STANDBY DI CERITA INI YA, THANKS.
BUBAY😈
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Kesedihan (Completed)
Novela Juvenil#Budayakan vote sebelum membaca cerita ini. Bagaimana kalau es bertemu es, apakah akan mencair atau malah semakin membeku???? Ini cerita Laura yg mempunyai sifat dingin dan misterius. Bertemu dengan Regan yg sifatnya tidak jauh berbeda dengan Laura...