Bagian 2

14 3 0
                                    

Di kelas Elissa masih memikirkan apa maksud dari Rahma mengatakan itu, didalam hatinya timbul begitu banyak pertanyaan.

" Apakah Rahma suka sama Rafa? Kenapa dia bilang gitu ya? Rahma suka gak ya? Aduh masa sekarang gue juga suka cowok yang sama, sama sahabat gue. Udah dua kali loh.." batin Elissa.

Pertanyaan itu terus muncul dalam pikirannya, lalu dia menenggelamkan wajahnya ke tangannya dimeja, tiba-tiba ada yang memegang pundaknya, sehingga dia tersentak kaget dan melihat ke arah yang memegang pundaknya tersebut. Tanpa disangka ternyata itu adalah tangan milik Rafa.

" Kenapa El? Sakit?" Tanya Rafa.

" E..engga." jawab Elissa, dia dibuat kaget oleh Rafa hingga bicaranya terbata-bata.

" Seriusan?" Tanya Rafa lagi.

" Iya engga raf." Jawab Elissa

" Oh yaudah deh, takutnya Lo sakit, terus pingsan tar gak ada yang nolongin Lo, lo kan jomblo, hahaha." Ucap Rafa meledek dan tertawa.

" Anjirrr...maksud lo? Rese ya Lo, udah sana jangan ganggu gue, tambah pusing gue liat muka lo." Jawab Elissa dengan nada kesal.

" Hahaha..." Tawa Rafa meledek.

Tanpa mereka sadari seseorang sedang memperhatikan mereka berdua dari tadi.

" Iss buat apa tadi so so perhatian, kalo ujungnya ngeledek. Tapi omoo kenapa sih raf gue bisa ada perasaan sama lo, kan berabe kaya tadi ngomong aja grogi. Tiap Deket lo sekarang deg-degan hati gue, nyusahin aja nih orang." Batin Elissa, sambil memperhatikan tingkah Rafa yang menjahili teman kelas.

Pada saat itu memang tidak ada guru yang masuk kelas, sebab semua guru sedang rapat untuk study tour bagi kelas 11.

Saat guru tidak masuk seperti ini adalah surganya bagi semua siswa, karena mereka bebas melakukan segala macam kegiatan. Ada yang masih tetap saja belajar, karna sangat rajinnya. Ada juga yang sibuk sendiri dengan ponselnya, bahkan ada juga yang nyanyi-nyanyi tidak jelas, ada yang ke kantin, dan lain-lainnya. Seperti inilah hal-hal yang akan dirindukan jika kita sudah meninggalkan bangku sekolah.

**

1 jam sudah berlalu, guru pun masuk kelas, dan menginformasikan bahwa semua siswa SMA Pelita Bangsa dipulangkan lebih cepat, karena masih ada berbagai hal yang harus dirapatkan. Sontak semua sorak ria siswa didalam kelas, bahagianya pulang lebih awal.

Saat semua siswa pulang, Elissa dan keempat sahabatnya masih di koridor kelas dan tengah membicarakan sesuatu.

" Guys... Minggu depan kan kita study tour mumpung sekarang pulang cepet, kita belanja yuk buat keperluan study tour." Ajak Rahma.

" Masih lama ma, nanti aja deh kan kita study tour Selasa depan dan sekarang masih hari Senin loh, masih lama." Ucap Annisa

" Iya tuh betul." Melda menambahkan

" Tapi kalo terlalu mepet ribet, malah nanti kita gak bakalan sempet." Ucap Rahma meyakinkan

" Bener juga sih kata Rahma." Ucap Sary

" Gimana menurut lo El?" Tanya Rahma.

Bukannya memperhatikan apa yang sedang mereka bicarakan, Elissa malah melamun.

" El..El...Elissaaaa." Rahma dengan suara kencangnya.

Elissa tersentak " Hah.. apa-apa?" Jawab Elissa.

" Jadi dari tadi lo gak dengerin apa yang lagi kita omongin?" Tanya Rahma.

" Hah, kalian emang ngomongin apa, maaf deh." Jawab Elissa.

" Lo kenapa sih dari pas istirahat sampe sekarang? Ngelamunin apa sampe gak merhatiin kita!" Ucap Rahma.

" Iya maaf ma, gue cuma lagi gak fokus aja." Jawab Elissa.

" Gue, paling gak suka sama orang yang kalo lagi ngobrol bareng kaya gini gak merhatiin, sibuk dengan dunianya sendiri! Ucap Rahma menyentak sambil meninggalkan mereka berempat.

Elissa, Annisa, Melda, dan Sary tidak mengatakan apa-apa dan hanya melihat punggung Rahma yang kian menjauh meninggalkan mereka.

" Rahma kenapa sih? Emosian banget." Tanya Annisa.

" Iya gak tau." Ucap Melda yang masih melongo.

" Lagian Lo kenapa sih El, bisa gak fokus gitu?" Tanya Sary.

" Iya gue juga gak tau, kenapa gak fokus gini, maafin gue." Jawab Elissa sambil menunduk.

" Ya tetep aja Rahma gak usah emosi gitu, masalah sepele aja kok." Ucap Annisa sambil menggerutu.

" Udah-udah mending kita pulang aja sekarang, masalah Rahma nanti aku coba chat dia, oke sekarang pulang aja ya." Ucap Melda.

" Iya mending kita pulang aja." Sary menambahkan.

" Iya." Jawab Elissa dan Annisa secara bersamaan.

Mereka pun akhirnya pulang ke rumah masing-masing.

***

Persahabatan itu sangatlah menyenangkan, meski pertengkaran kerap mewarnai persahabatan yang terjalin. Tetapi perasaan jengkel dan amarah akan cepat tergantikan dan tidak akan betah berlama-lama bersarang dihati..

Karena persahabatan layaknya lilin ditengah gulita, menyiramkan cahaya dalam kegelapan seperti mentari dipagi buta..

Menghantarkan sinar kehangatan, mengusir kebekuan bagaikan bintang yang mewarnai malam yang tak membiarkan rembulan mengangkasa tanpa teman, membawa keceriaan dan kesetiaan.

Sahabat itu bersama dalam suka maupun duka, dan sahabat akan saling mengingatkan ditengah canda..

***

Makasih udah baca🤗
Jangan lupa tinggalin jejak ya❤️
Komen juga jangan lupa.
Makasih❤️

Sebening Cinta ElissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang