Day 7

972 24 2
                                    

Malam ini hujan lebat sekali. Sesekali ingatan tentangmu mengelilingi anganku. Indah matamu,  tebal alismu, hidung mancungmu, dan manis senyummu, adalah pelarut ego amarahku terhadapmu.

Ah..
Lagi.
Aku merindukanmu lagi.

Kupejamkan mataku, mencoba menenangkan hati dan pikiranku.


🎵🎵🎵

"Wish I could, I could've said goodbye
I would've said what I wanted to
Maybe even cried for you
If I knew it would be the last time
I would've broke my heart in two
Tryin' to save a part of you

Don't wanna feel another touch
Don't wanna start another fire
Don't wanna know another kiss
No other name falling off my lips
Don't wanna give my heart away
To another stranger
Or let another day begin
Won't even let the sunlight in
No, I'll never love again
I'll never love again, oh, oh, oh, oh"

Mataku berlinang. Hatiku sesak sekali. Seperti ada yang menancap, dalam, dan tak terlihat. Ah kurang ajar benar Lady Gaga menyanyikan lagu ini di saat-saat seperti ini. Bisa-bisanya lagu ini berputar tanpa kuminta.

Lekas kumatikan lagunya, kulemparkan jauh ponselku.

Bagaimana menurutmu? Bisakah aku mencintai seseorang lagi nanti, jika kau benar-benar pergi hari ini?

Pernahkah kau memikirkan itu? Pernahkah kau memikirkan bagaimana hidupku jika aku tak lagi memilikimu? Pernahkah kau membayangkan melihat mataku tak lagi mengenali cinta selain cintamu?

Jelasnya, jika kau memikirkan itu tentulah hari ini takkan begini. Aku kesepian. Setelah sekian lama aku merasa tenang, kini kurasakan aku sendirian. Aku punya semuanya. Aku wanita yang sudah bisa diandalkan. Bahkan aku yakin tidak sedikit pria di luar sana ingin berada di posisimu, memilikiku.

Namun agaknya itu tak membuatmu takut kehilanganku, kan?

Aku paham betul, penjaga negara tak punya banyak waktu. Namun, apakah masuk akal selama sepekan kau tak terpikirkanku sedetik pun? Atau, mengingatku dari sesuatu yang terjadi di sana? Atau entahlah bagaimana caranya, apakah tidak bisa kau tidak mengabaikanku?

Kita bukan orang baru. Lama aku bersamamu. Lama aku menunggumu. Lama kuhabiskan waktuku untuk bertahan denganmu. Aku cantik, baik, mandiri, dan pintar.

Kau ajak aku hidup susah, aku takkan menyusahkanmu. Kau ajak aku hidup mewah, aku takkan mempermalukanmu. Tidakkah kau takut kehilangan wanita sepertiku?

Kekuranganku hanya satu. Aku selalu kalah dengan rindu. Aku tak bisa hidup menahan rindu. Aku tak sanggup jika harus menimang-nimang rindu sendiri tanpamu.

Day 7 without you. Ini bukanlah yang terburuk. Namun harus kuakui, kalau aku sedang tidak baik-baik saja.

Kini, mengingatmu adalah lara bagiku. Ingin kuselesaikan, tapi terlalu rumit untuk dimulai. Aku sudah kehilangan cara lagi untuk berbicara denganmu. Yang kutahu kini, aku harus kuat. Aku harus menahan. Entah sampai kapan.

Kau ingin terus begini, atau sudahi di sini hari ini? Bisakah kau beri tanda apa yang kau harapkan sebenarnya? Tak bisakah sejenak saja kau beri waktu untuk kita bicara, saling bertukar cerita, bertukar cara, atau yang terburuk bertukar tempat. Agar setidaknya aku tau, bagaimana tempatmu. Apakah begitu sulit bertahan di tempatmu saat ini hingga kau memilih jalan kita begini?

Kesakitan yang paling kurasa saat ini bukan lagi tentang merindukanmu, namun tentang bagaimana kelanjutan kisah ini? Bagaimana kelanjutan hubungan ini? Akankah sampai pada tujuan kita dulu, atau harus dihentikan sampai di sini?

•••

Malam ini aku tertidur pulas setelah banyak air mata kukeluarkan. Meski belum juga merasa lega, namun setidaknya mataku bersedia terpejam. Meski pikiranku masih tentang namamu, namun setidaknya kini ragaku beristirahat. Meski rinduku masih atas namamu, namun setidaknya hari ini aku mampu menahan rindu yang mendekap tubuhku sangat erat, yang menyekap dadaku hingga sesak, yang tanpa membuat hatiku sampai terbunuh. Aku masih kuat, masih dengan keras kepalaku yang hebat.

Kamu, semoga mengingatku.
Aku mencintaimu.

Days Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang