[ 8 ] Psycho : Perasaan

1K 135 8
                                    

Mata Taehyung memerah menahan emosinya ketika melihat Yerin berada ditangan Doyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Taehyung memerah menahan emosinya ketika melihat Yerin berada ditangan Doyoung. Sesaat, perkelahian yang sedang berlangsung itu pun terhenti.

"Singkirkan tanganmu darinya." ucap Taehyung penuh penekanan.

Seakan tidak mendengar, Doyoung tetap pada posisinya yang berhasil membuat emosi Taehyung semakin memuncak.

"Kubilang, singkirkan tanganmu!" teriaknya.

Taehyung berlari untuk menghampiri Doyoung, sampai ia tidak sadar jika Suho berhasil menikam perut Taehyung dengan belatinya.

"Taehyung!" pekik Yerin dan Jungkook.

"Diam!" sentak Doyoung pada Yerin.

Taehyung memegangi perutnya dan menatap Suho tajam.

"Brengsek." umpatnya.

"Berani sekali kau!"

Jungkook melangkah untuk menyerang Suho. Namun gerakannya dihalangi oleh Taeyong.

"Kim Taehyung, sudah kubilang kau tidak akan menang melawanku." ejek Suho.

Dor!

Pelukan Doyoung melemah ketika sebuah peluru mengenai kepalanya sampai darahnya terciprat ke wajah Yerin.

"Benarkah?"

Suara itu membuat Taehyung dan yang lainnya menoleh dengan tatapan terkejut, "Jimin, Hoseok? Kalian datang?"

"Aku tadi sempat menghubunginya untuk makan malam di sini." kata Jungkook.

"Dan ternyata, makan malamnya benar benar mengejutkan kita berdua." sambung Jimin kemudian mengeluarkan pisau lipatnya.

"Pengganggu sialan! Habisi mereka." titah Suho.

Pertarungan itu kembali terjadi. Suho yang niatnya ingin menghabisi Taehyung, kini harus terhalangi oleh Jimin.

"Sekarang lawanmu adalah aku, bodoh." ucap Jimin.

Pria itu sungguh senang bisa melawan Suho. Memang gila, tapi inilah yang dia inginkan. Membayangkan bagaimana nanti ia menyiksa Suho dengan cara menguliti, menyundutkan putung rokok atau mengukir sesuatu dengan pisau ditubuhnya.

Ah... sungguh indah sekali bayangan Jimin saat ini.

Yerin yang sudah terlepas dari Doyoung pun berlari menghampiri Taehyung. Ia berlutut mensejajarkan posisinya dengan Taehyung.

"Tae," lirih Yerin.

"Jangan menatapku seperti itu, Yerin. Kau pikir aku akan mati? Ditusuk seperti ini tidak akan memberi pengaruh apapun padaku." kata Taehyung sambil menarik belati yang tertancap diperutnya, lalu ia terkekeh pelan membuat Yerin takut sewaktu mendengarnya.

Meskipun begitu, Yerin merasa sedikit sedih melihat keadaan Taehyung. Entahlah, ia merasa takut kehilangan pria itu. Anggap saja Yerin gila dan bodoh. Harusnya ia senang jika Taehyung mati. Karena dengan begitu, Yerin bisa hidup bebas seperti sebelumnya. Namun entah kenapa, hatinya tidak ingin hal itu terjadi.

Mungkin sebenarnya Taehyung adalah pria yang baik. Buktinya, Taehyung bisa jadi seperti ini karena ingin melindunginya.

Tangan Yerin perlahan tergerak untuk memeluk Taehyung sampai membuat pria itu terkejut. Tidak lama kemudian, Yerin pun merenggangkan pelukannya kembali dan menatap Taehyung dengan sendu.

Tidak tahu mendapat keberanian darimana, Yerin mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir tebal milik Taehyung. Pria itu menutup matanya ketika Yerin menciumnya. Hingga ciuman itu terlepas, baru lah Taehyung membuka matanya kembali.

"Kumohon tetaplah hidup. Aku mencintaimu, Tae." ucap Yerin.

Taehyung yang sebelumnya masih menahan emosi, kini semuanya luntur akibat ucapan Yerin. Bahkan dirinya tak sadar jika air matanya mulai menetes.

Untuk ukuran seorang Kim Taehyung, ini pertama kalinya ia menangis. Dari kecil sampai umurnya yang sekarang, Taehyung belum pernah menangis. Ia selalu tertawa seperti orang gila. Bahkan saat orangtuanya mati, Taehyung tertawa begitu senang di depan jasadnya.

Dengan cepat, Taehyung menarik lengan Yerin dan memeluknya begitu erat.

"Aku tidak akan pergi."

29 Maret 2020

Note :
Bau bau ending nih heuheuheu.. 😃

PSYCHO : KIM TAEHYUNG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang