Part 3 🔪

343 9 0
                                    

🔪🔪🔪


ALEXA POV

"Alexa, besok datanglah jam 06.00 di Cafe ini" jawab Mrs. Luna dengan senyum sumringah

Aku mengerutkan dahi. Apa maksudnya aku sudah diterima disini?

"Mohon maaf Mrs. Luna, apa maksudnya saya sudah diterima kerja disini" tanyaku dengan hati-hati.

"Tentu saja Alexa. Kau sudah diterima langsung olehku" jawabnya tersenyum manis.

Hal apa lagi yang aku rasakan selain gembira? Ohh Tuhan, terimakasih atas pertolongan-Mu.

Aku tersenyum lebar dan bahagia membuat wanita di depanku ini terkagum-kagum.

"Ohh Alexa, kamu sangat cantik" kata Mrs. Luna

"Terimakasih Mrs. Luna. Besok saya akan datang dengan tepat waktu. Terimakasih, terimakasih Mrs. Luna"

"Tentu saja. Besok kamu akan mendapatkan pembimbingan secara langsung olehku" jawabnya sumringah

"Tentu saja Mrs. Luna. Terimakasih sekali lagi"

"Baiklah Alexa, kamu boleh pergi. Jangan lupa besok bekerja jam 06.00" kata Mrs. Luna

"Baiklah Mrs. Luna. Permisi" jawabku sopan

Aku segera keluar meninggalkan ruangan yang sempat membuatku gugup dengan perasaan sangat bahagia. Seakan beban berat yang sedari tadi hinggap di punggungku hilang begitu saja.

Ku abseni tangga marmer satu persatu. Tak luput senyum menghiasi wajahku. Ohh Tuhan, aku sangat berterimakasih.

Hanya tinggal satu tangga yang kuabsen, namun seseorang menabrak bahuku dengan sangat keras. Untungnya, aku tidak terjatuh terpental kebawah seperti novel-novel romance yang sering aku baca. Huh.. Aku memegang bahu kiriku yang masih sakit.

Aku heran, aku tertabrak oleh seseorang atau tiang?!! Keras sekali!. Disini, aku yang lemah atau dianya yang bertenaga?!

"Ahh.. " pekikku tertahan sambil memegang bahuku.

Dengan penasaran, aku ingin mencoba mendongakkan kepala melihat siapakah gerangan yang menabrak diriku hingga kesakitan seperti ini. Persetan dengan kalian yang mengataiku lemah. Tapi, hei, aku tidak membual, ini sakit!

Kulirik seseorang yang berada disampingku. Seperti lengan atas kekar yang berbalut tuxedo hitam. Ohh, bisa dipastikan Ia sangatlah tinggi seperti tiang. Huh?!. Apakah aku sependek ini?! Mengingat tinggi badanku mencapai 170 cm. Cukup tinggi bukan?

Aku mendongakkan kepala melihat siapakah dirinya. Dan, bola mata kami bertemu

Aku tertegun.

Ya Tuhan, apakah aku bertemu dengan dewa? Kuakui dia sangat tampan. Rambut coklat yang tersisir rapi kebelakang. Sepasang alis yang tebal menghias dahinya. Lalu, bola mata coklat yang berkilat tajam yang sepertinya mampu menenggelamkan dan membunuh diriku. Hidung mancung sempurna. Terdapat bulu-bulu halus yang menghiasi bawah hidung, rahang tegas dan pada dagu miliknya. Dan pandangan terakhirku jatuh pada bibir penuhnya

Ohh Ya Tuhan.. Sexy as hell!!..

Dengan susah payah aku menelan saliva. Betapa sempurnanya ciptaan Tuhan yang tengah berdiri memandangiku dengan tajam di sampingku ini. Percayalah!, gadis maupun wanita manapun akan meleleh seperti jelly ketika bertemu dengannya. Pesona yang Ia pancarkan sangat besar. Dan aku juga sadar, aku jatuh dalam pesonanya.

"Perhatikan jalanmu Nona. Jangan menundukkan kepala saat berjalan. Mengganggu jalanku saja"

Serak. Dalam. Dan sexy.

Ohh Tuhan. Suaranya sangat menggelitik telingaku. Sangat seksi.

Tiba-tiba saja tenggorokanku tercekat dan tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun untuk mengumpatinya karena berani-beraninya Ia berkata seperti itu. Hei, yang salah disini siapa?! .

Dengan angkuh Ia berjalan meninggalkanku yang masih melongo bodoh dengan pandangan mengikuti dirinya . Ia mulai menyusuri tangga satu persatu dengan langkah berani tanpa mengucapkan sepatah-duapatah kata untuk meminta maaf kepadaku.

Sombong sekali dia! Akan kutarik kembali pujian-pujian yang kuungkapkan padanya tadi. Lihatlah, sikapnya yang angkuh dan sombong itu. Akan menghilangkan aura tampan dan sexy miliknya. Bisakah?. Ahh lupakan!

"Hei Tuan! . Kau telah menabrakku. Apakah kau tidak punya kata-kata untuk mengucap maaf kepadaku?!" aku berteriak keras kepadanya.

Dan dengan bajingannya Ia tak menoleh sedikitpun kepadaku. Tetap berjalan memijak lantai dengan angkuh. Seolah aku ini semut kecil tak berguna yang sedang mencoba meneriaki dirinya.

"Dasar bajingan tampan" umpatku lirih

Kulihat Ia berhenti dan melirik tajam kepadaku. Namun setelah itu Ia kembali melanjutkan kegiatannya menyusuri tangga.

Haha! Sepertinya Ia mendengar umpatanku barusan. Baguslah. Aku tidak peduli. Dan lebih baik aku pulang merayakan kelulusanku dalam melamar pekerjaan disini daripada memusing-musingkan pikiran karena sikap bajingannya tadi.

Aku membalikkan badan dan seketika bingung melingkupi diriku. Kenapa semua orang menatapku ngeri seperti ini? Bahkan waitrees yang mengantarku tadi sedang membuka mulut lebar-lebar yang tidak terkontrol dan menatapku dengan tatapan "Hei, apa yang telah kau lakukan padanya barusan?!"

Dengan masa bodoh aku mengedikkan bahu dan mulai berjalan keluar.

Namun saat aku baru berjalan tiga langkah aku teringat akan sesuatu.

Bukankah Ia memasuki ruangan Mrs. Luna? Apakah Ia melamar pekerjaan disini?

Lalu, kenapa Ia memasuki ruangannya tanpa diantar oleh waitrees itu?!

Dan kenapa Ia memakai tuxedo mahal untuk sekedar interview? Ditambah pula dengan sikap sok berkuasanya. Sombong sekali dia!

Kepalaku dibuat pusing olehnya. Tanpa pikir panjang lagi aku segera keluar menjauhi Cafe ini dengan pikiran antara bahagia dan semrawut. Semoga Mrs. Luna baik baik saja disana.

🔪🔪🔪

To Be Continue

Jangan lupa vomennya ya???

❤️❤️❤️

slsblchan

MI ESPOSO PSICOPATA ✅ (ON GOING)  (VOL. I) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang