Segrombolan remaja laki-laki berkumpul di gedung yang sudah tidak terpakai dengan pencahayaan yang minim. Mereka masih memakai seragam sekolah dengan atasan putih berkemeja hitam dan bawahan hitam serta dasi berwarna hitam pula. Ada beberapa remaja yang membiarkan seragamnya terbuka tanpa dasi dengan kaos berwarna putih maupun hitam di dalamnya.
Tap tap tap
Terdengar suara langkah kaki mendekati mereka. Membuat tatapan mereka begitu tajam ke arah depan.
Terlihat seorang remaja laki-laki muncul dari kegelapan. Langkahnya terhenti lalu menghadap ke arah grombolan remaja tersebut.
Ia menghela napas dan membuangnya. "Saatnya revenge." Ucapnya lirih namun, masih bisa di dengar.
Ia langsung menyerang segrombolan remaja tersebut dan sebaliknya. Sungguh, pertarungan yang tidak seimbang. Mereka yang jumlahnya terbilang banyak melawan satu orang. Ternyata mereka bukan lawannya ia mampu menjatuhannya hanya dengan satu pukulan dan tendangan. Beberapa kali ia mendapatkan perlawanan namun, ia mampu mengatasinya.
Pertarungan selesai ia berhasil menjatuhkan puluhan remaja itu dengan tangannya sendiri.
Keringat bercucuran, napasnya tak beraturan. Matanya menatap sekeliling melihat mereka terkapar menahan sakit. Tangannya bergerak ke bibir lalu di usap bagian ujungnya dengan ibu jari dan di lihatnya terdapat noda merah. Tangannya terkepal menandakan pembalasan dendamnya belum berakhir.
Lohaaaaaa... ini cerita pertama ku jadi kalau ada penulisan yang gak bener tolong kasih tau supaya aku bisa benerin. Mohon bantuannya ya guys😆
Votment ya guys.. biar semangat lagi nulisnya.
See you😘👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
Teen Fiction"Revenge" Kata itu yang selalu muncul di kepala Libra. Setelah kejadian yang menimpa kakaknya itu. Membuatnya tak henti-hentinya mencari siapa pelakunya. Libra tak lagi percaya akan detektif maupun polisi karena mereka menghentikan penyelidikan kas...