Selamat membaca. Jangan lupa vote dan coment ya, biar aku semangat nulisnya👍😊🙏
Mohon maaf bila ada tpyo karena manusia tidak luput dari typo🙏
Di sepanjang jalan, Ryujin terus berteriak dan tertawa tanpa sebab. Sudah beberapa bulan ini, ia tidak melihat alam bebas seperti ini. Beberapa bulan, ia hanya mengurung diri di dalam kamar tanpa keluar, kecuali jika ia ada kelas.
Hyunjin dari sepion motor memperhatikan Ryujin yang sangat-sangat bahagia. Bagi Hyunjin, melihat Ryujin tertawa seperti ini saja, sudah membuat hatinya juga bahagia.
"Hyunjin!" Teriak Ryujin bersemangat.
"Ya?"
"Makasih," ucap Ryujin tepat di samping telinga Hyunjin yang tertutup helm.
Hyunjin mendadak mematung. Untung saja per-sekian detik, ia sadar kembali. Jantungnya rasa ingin berhenti. Karena ia baru pertama kali mendengar suara Ryujin sedekat itu, walau terhalang helm.
"Makasih buat apa?" tanya Hyunjin.
"Makasih, udah mau ngajak gue jalan-jalan," timpal Ryujin.
"Santai aja Ryu, gue jadi bahagia liat lo seneng kaya gitu," celetuk Hyujin.
Sedetik kemudian, ia langsung menggigit bibir bawahnya, karena ia tidak sadar berbicara seperti itu.
Sepasang tangan Ryujin melingkar di perut Hyunjin. Ryujin menyimpan dagunya di bahu Hyunjin. Lagi-lagi, Hyunjin mematung dengan perlakuan Ryujin. Ia tak menyangka, kalau Ryujin akan melakukan hal ini padanya.
"Gak papa, kan, gue meluk lo? Gue kangen meluk Jaemin," ucap Ryujin.
Walau pun ia bahagia di peluk oelh Ryujin, tapi hatinya sedikit tergores, saat Ryujin menyebut nama Jaemin. Meskipun Jaemin sudah pergi, tapi sepertinya nama Jaemin akan tetap ada di hati dalam Ryujin.
"Iya gak papa Ryu, anggap aja gue Jaemin," ucap Hyunjin. "Eh, enggak deh. Jaemin tuh anak orang kaya, ganteng, banyak temen, gak kaya gue yang sebaliknya. Hahah," lanjut Hyunjin sambil tertawa garing.
Ryujin memukul punggung Hyunjin cukup keras. "Jangan ngomong kaya gitu. Menurut gue, lo sama Jaemin sama. Sama-sama udah bikin gue bahagia." Saat mendengar ucapan Ryujin, jantung Hyunjin rasanya ingin pindah ke perut.
Hyunjin mengulum senyumnya bahagia. Apakah Hyunjin harus berterima kasih pada Allah, karena telah mencabut nyawa Jaemin? Tapi, sungguh tidak ada adab kalau Hyunjin melakukan itu. Tapi, jika Jaemin tidak meninggal, Hyunjin tidak akan sedekat ini dengan Ryujin.
"Eh, itu mobil Guanlin bukan, sih?" tunjuk Ryujin pada sebuah mobil ferrari berwarna merah terang.
Bukannya melaju cepat, Hyunjin malah memperlambat kecepatan motornya. Ryujin yang merasakan kecepatannya berkurang langsung bertanya pada Hyunjin. "Kenapa? Kok, malah di lambatin?" tanya Ryujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengan Caraku [HWANGSHIN] ✔
Разное"Lo ngedeketin gue, karena dia bilang lo suruh jagain gue 'kan?" - Shintia Ryujin Adelia. "Sebelum dia suka sama lo, gue lebih dulu sayang sama lo! Tapi, lo gak pernah liat itu semua!" - Haris Hyunjin Adinata. Dia yang datang, saat dia pergi