Murid Pindahan

449 63 29
                                    

Di SMAN 1 Pandan Hijau yang dipenuhi dengan semangat belajar, ada seorang murid pindahan yang siap memasuki kelas Adel. Dengan ranselnya yang dipenuhi dengan buku-buku dan wajah penuh antusiasme, dia berjalan dengan langkah tegar menuju perjalanan barunya dalam dunia pendidikan.

 Dengan ranselnya yang dipenuhi dengan buku-buku dan wajah penuh antusiasme, dia berjalan dengan langkah tegar menuju perjalanan barunya dalam dunia pendidikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andi Apriliano

Saat matahari mulai menjelang pagi, sinarnya perlahan menelisik masuk melalui jendela kamar Adel. Dengan mata yang masih setengah terpejam, Adel bangun dari tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi. Dalam keceriaannya, dia bersiap-siap untuk menghadapi hari baru di sekolah, siap untuk memperjuangkan mimpi dan mengejar ilmu.

Setelah sampai disekolah

"Assalamualaikum," sapa Adel dengan senyum manis menghiasi wajahnya.

"Waalaikumsalam," jawab anak-anak di kelas serentak, membalas senyum Adel dengan penuh keceriaan.

Adel melihat sekeliling kelas, mencari seseorang dengan sedikit cemas. "Hmmm... Sahil belum datang... Alhamdulillah," ucapnya pelan dengan ekspresi lega yang jelas terlihat.

Kella, sahabat baik Adel, mendekat dengan wajah penasaran. "Del, kamu tadi tau gak... kalau ada murid pindahan?" tanyanya dengan nada ingin tahu.

Adel menghela nafas panjang sebelum menjawab, "Nggak, emangnya kenapa?"

"Tadi aku lihat... tapi gak tau di kelas mana," jelas Kella sambil mengangkat bahu, ekspresinya bingung.

"Oalah..." sahut Adel sambil mengangguk-angguk, berusaha mencerna informasi itu.

Saat itulah, Sahil datang dengan santainya, langkahnya tenang dan wajahnya tampak tanpa beban.

"Nah, ini orangnya datang," ucap Adel dengan nada menggoda, menunjuk ke arah Sahil.

Sahil mengerutkan kening, merasa sedikit kebingungan. "Kenapa?" tanyanya.

"Gak papa," jawab Adel sambil menggelengkan kepala, senyum kecil masih terpampang di bibirnya.

"Hmm... oke, aku balik ke bangkuku dulu," kata Kella sambil beranjak dari tempatnya, meninggalkan Adel dan Sahil.

"Oke," sahut Adel sambil tersenyum kecil, matanya mengikuti langkah Kella.

Selang beberapa menit, bel berbunyi, menandakan pelajaran akan segera dimulai.


Kring kring.

Wali kelas datang bersama seorang murid pindahan, wajahnya penuh senyum menyambut pagi.

SI HUMORISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang