Aneh. Arkan merasa bingung untuk pergi ke rumah Kanania sore nanti. Bingungnya karena apa? Karena ia harus memakai baju yang mana.
Kenapa pula harus bingung, padahal rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah Kanania."Masa gue pake sepatu kesananya," celoteh Arkan.
"Mau kemana?" Tanya Haikal, kakaknya Arkan.
"Ke rumah temen, bang."
"Ke rumah temen milih baju kayak cewe mau ke mall aja," celetuk Haikal sekenanya. "Oh, rumah cewe ya?"
Arkan diam saja membuka lemari lemarinya. Haikal memperhatikan dengan tenang.
"Siapa sih cewenya?" Haikal penasaran akhirnya.
"Wakil gue."
"Yaelah de, pake aja kaos. Jangan bingung, paling cuma bahas Osis."
Benar juga. Kenapa ia harus serumit ini memikirkan pakaian. Ada ada saja.
Pada pukul 4, Arkan berangkat dengan sepeda motor kesayangannya menuju rumah Kanania. Menggunakan kaos oblong, jeans selutut dan sandal jepit. Hanya berjarak beberapa rumah saja, pikirnya.
Akhirnya ia sampai didepan rumah Kenan, rumah Kanania juga. Sang tuan rumah tengah duduk di kursi teras, mungkin menunggu dirinya datang.
Arkan memarkirkan motornya di depan garasi rumah Kanania.
"Lama!" Semprot Kanania karena kesal sepertinya.
"Maaf maaf," kata Arkan lalu turun dari motornya.
"Masuk," kata Kanania.
Arkan mengekori Kanania dan ada Kenan di sofa sedang bermain game.
"Oh," kata Kenan dengan suara cukup kerasa. "Dia yang dateng, pantes lo bilang yang dateng orang gahmphhh-" Kanania membekap mulut Kenan cepat cepat.
Arkan hanya tertawa melihat tingkah kakak beradik kembar itu.
Kanania membawa Kenan ke atas. "Lo diem disini jangan ganggu. Gue nyalain wifi," kata Kanania.
"Boleh."
Kanania turun menemui Arkan. Tak lupa membawa jus yang sudah ia siapkan sebelumnya, untuk atasannya itu.
Ia duduk tepat di hadapan Arkan.
"Jadi?"
"Apa?" Tanya Arkan.
"Masalah pelantikan bego," kata Kanania.
"Oh, ya tempat kan udah ditentukan."
"Masalah biaya?" Tanya Kanania.
"Kata Pak bambang, gak usah khawatir masalah biaya. Biar semua dia yang ngurus. Kita tinggal nyiapin surat sama minta iuran dari calon," tutur Arkan.
"Iuran apa?"
"Gini, Ya. Tahun sekarang, baju pelantikan itu khusus. Jadi enggak kayak kita dulu pake baju olahraga. Pemateri dari luar yang pasti banyak banget pengalamannya terus, pembina juga turun tangan." Kata Arkan lagi.
Kanania mengangguk paham. "Ma..masalah cuaca?" Tanyanya gugup.
Arkan paham, "kita bahas itu lain kali."
Mereka mencatat hal hal yang di perlukan dan apa apa saja yang akan di lakukan. Dan Kanania mengeluarkan laptopnya untuk membrowsing apa apa saja yang tak mereka ketahui.
Kanania juga memberi tahu Arkan permainan permainan yang sangat cocok dilakukan saat pelantikan seperti itu.
"Gue minum, Ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ombrophobia Girl [✓]
Teen Fiction7 April 2020 - 22 Agustus 2020.✨ Cerita ke-2 setelah 'The Last Hope.' <><><><> Tidak ada yang mau memiliki kekurangan. Bahkan memiliki phobia terhadap sesuatu tidak ada yang mau. Semua orang ingin hidup normal seperti hal nya manusia biasa. Kanania...