12

74 6 0
                                    

Jangan lupa like, coment and share











Kembali mengingat yang lalu bukan hal mudah, layaknya membuka luka lama itu teramat menyakitkan.

Haruskah seperti ini setelah berususah payah menutupi luka tersebut hingga kembali terbuka karna sosok yang di benci nya berdiri dihadapan nya.

"Fan..."

Sebutan itu hanya mereka yang memanggilnya dengan sebutan seperti itu, tapi bukan kah mereka sudah ah...

Dara berbalik matanya menyorot tajam dengan sosok dihadapan nya, tidak tau malu nya ia hadir kembali setelah apa yang ia perbuat.

Sekarang ia berada di depan rumah nya lebih tepat depan gerbang, karena saat ingin memasuki pekarangan rumah motor nya di paksa berhenti oleh orang yang sangat tidak ingin ia temui.

Dia pasti sudah bertemu orang tua ku, buktinya dia berjalan dari arah taman depan rumah ku, dan entah reaksi orang rumah seperti apa setelah melihat orang tidak berguna seperti ini kembali, bahkan aku fikir ia sudah mati. Ups ralat bukan fikir tapi ingin.

"Fan maaf sekarang gue kehilangan semua nya dan lo, sahabat sahabat lo, gue bener-bener kehilangan" Tuturnya.

Lalu apa hubungan nya dengan Dara? Cih datang saat membutuhkan pertolongan.

"Oke mungkin gak mudah buat lo ngelupain semua nya tapi ini real gue tulus minta maaf sama lo, gue mau kita kayak dulu lagi"

"Setelah semua yang lo perbuat? hampir menghilangkan nyawa sahabat lo sendiri?"ini yang ia benci. Ia sudah berusaha mati matian untuk menyembuhkan luka yang hampir mengering itu namun seseorang dengan kurang ajar nya kembali mengusik kehidupan nya.

" Maaf waktu itu gue khilaf, dan sekarang gue akui gue salah, dia udah gak ada fan..." Deg. Dara mematung, sangat terkejut mendengar penuturan dari mantan sahabat nya ini.

'Sudah tidak ada', ia mencoba menulikan pendengaran nya, kembali bersikap biasa untuk menutupi keterkejutan dan pengakuan yang menyakitkan. Masih setia mendengarkan dan enggan tuk menjawab.

"Saat dia lagi sama gue, yang di selalu dia cerita tentang lo,saat dia sakit bukan nama gue yang dia sebut, dan saat itu ego dan emosi gue campur menjadi satu yang akhirnya berakibat fatal. Gue benci sama lo fan karena lo udah ngerebut semua yang gue mau, gue suka pacar lo jauh sebelum lo kenal dia dan disaat gue udah dapetin dia seutuhnya dia selalu banding-bandingin gue sama lo. Sampe akhirnya gue ngajak dia main-main ke danau dan pas dia nyebrang karna abis beliin gue minuman gak sengaja ada truk lewat dan dia kecelakaan tubuh dia terpental jauh dari lokasi kejadian. Gue pembunuh gue penjahat fan hiks..." Perempuan itu menangis di hadapan Dara.

Tak tahu harus memberikan reaksi seperti apa, badan nya sudah lemas untuk menopang tubuh nya pun dia sudah berpegang erat dengan gerbang yang berada di samping nya.

Jauh dari lantai atas sana ada seseorang yang menatap nya iba.

"Semoga ini tidak mengguncang dunia mu".

Ini terlalu cepat untuk ia mengetahui semua ini. Ia memang benci kepada mereka tapi bagaimanapun juga lelaki itu mantan pacar nya dan perempuan ini sempat menjadi sahabat nya.

Mereka orang yang pernah ikut serta dalam kebahagian nya sejak kecil jauh sebelum ia bertemu Faro.

"Dia meninggal sebulan yang lalu" Satu kenyataan pahit yang mengguncang dunia nya.

Dara berlari meninggalkan Helena, memasuki rumah di acuh kan teriakan mami nya dan menaiki tangga menuju kamar nya, lalu mengunci pintu.

Dara menangis pilu dengan semua ini duduk di lantai memegang jantung nya yang berdenyut nyeri, ini seperti mimpi buruk.

Tangisan itu mengisi ruangan kala sore itu.

Semua terlalu cepat baru saja ia ingin memulai semua nya dengan lelaki yang ia beri kesempatan tapi kenyataan ini seakan merebut hidup nya perlahan.

Ia belum sepenuh nya menyukai lelaki yang sekarang hadir di hidup nya dengan awal sebuah kesalahan, tapi, hati nya masih untuk lelaki itu dan yeah ia belum bisa melupakan semua nya.

Dara berdiri mencoba meraih sebuah kotak kecil di bawah ranjang nya dan membuka nya perlahan.

Yang langsung menampakkan secarik kertas yang di gores dengan tinta.

Dara membaca nya dalam diam

Teruntuk kamu gadis manis yang selalu menemaniku sejak aku kecil, aku tak pernah menyangka jika kita akan memiliki hubungan lebih dari seorang kakak beradik.

Aku sangat menyayangimu lebih dari seorang kakak menyayangi adik.

Aku janji tidak akan pernah menyakiti kamu karna kamu berlian yang berkilau dan tak pantas untuk bersedih.

Hay gadis manis maukah kau berjanji padaku?

Tetap percaya dan tetaplah tersenyum.

Jangan biarkan aku untuk pergi dari hidupmu karna aku tak akan melakukan itu.

Namun jika suatu saat nanti aku mengecewakan mu, aku yang akan pergi dan jangan maafkan aku.

Tetap bahagia gadis Kavin.

                                          -Kavin Sanjaya

Kertas itu kini telah usang namun ia masih menyimpan nya, lelaki itu benar-benar menepati janji nya ia pergi bahkan sekarang untuk selamanya.

Rasa nya sulit di percaya tapi perempuan itu sudah mengatakan nya langsung.

Hingga suara ketukan terdengar Dara segera menghapus jejak air mata nya dan membuka pintu yang mempilkan mami nya tersenyum hangat.

"Di bawah ada temen kamu cowok, pacar ya?" Mami nya tersenyum jail.

Cowok siapa? Kalau pun Faro atau Daniel pasti mereka sudah langsung masuk ke kamar Dara.

Dara pun menuruni anak tangga satu persatu saat sudah sampai di tangga bawah terlihat papi nya sedang mengobrol dengan seorang cowo berseragam sama seperti nya.

"Hay..." Sapa Richard. Ya dia Richard lelaki yang datang sore-sore ke rumah nya.




BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang