Jimin's Bulge

14.8K 345 5
                                    

MinV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


MinV

Hari ini seperti biasanya, para member akan pergi ke perusahaan untuk bekerja. Meski beberapa dari mereka mungkin hanya akan sekedar main-main mengingat sebenarnya sudah tidak ada lagi yang perlu dikerjakan. Album telah di release, world tour yang telah dirancang matang-matang harus dibatalkan karena virus sialan yang masih menghantui.

Jimin sendiri datang keperusahaan dengan niat untuk menyapa para fans-nya disalah satu situs terkenal -V-live. Hari ini Jimin tampak casual dengan sweatshirt dan celana hitam longgar-nya. Berjalan menuju ruangannya untuk melangsungkan niatnya dengan sebuah masker terpasang rapih diwajahnya. Dia mengikuti aturan pemerintah Korea dengan baik sebagai warga.

Jalannya tampak santai, sesekali flirting kearah staf bighit yang melintas. Hal yang biasa dia lakukan jika bertemu fans, tapi kali ini adalah staf. Jimin mana peduli dengan wajah bersemu beberapa staf wanita.

Kakinya melangkah menuju ruangan kerja sang leader, sebelum menuju ruangannya sendiri. Niat hati ingin menghampiri Namjoon yang tengah ada diruangan pribadi milik pria berlesung pipi itu. Ingin menyuruhnya pria itu ikut menyapa army bersama diruangan Jimin.

Tapi, belum membuka pintu Jimin sudah mendengar sesuatu yang aneh.

"Arghh..."

Kira-kira seperti itu, pekikan nista diiringi desahan. Jimin tertawa dalam hati, mungkin ini bisa jadi bahan candaan. Dimana dia bisa mengolok leader yang selalu mengolok tinggi badannya. Mengejek pria tinggi itu yang bisa-bisanya bermain solo diruangan kerjanya.

Tangannya membuka pelan pintu tanpa ragu, berusaha tidak membuat suara sekecil mungkin dan -oh shit.

Jimin tidak berani berkomentar. Dia pikir pria tampan itu hanya sekedar bermain solo dengan video nista yang selalu ada di komputernya. Nyatanya Jimin bisa melihat jelas ada kepala yang bergerak disela-sela kakinya. Namjoon duduk di bangkunya, membelakangi pintu hingga Jimin hanya bisa melihat bahu pria itu dengan kepala yang mengadah. Merasakan nikmatnya di blow job saat jam kerja berlangsung.

Jimin mungkin sudah gila dengan tidak langsung menutup pintu itu kembali lalu melanjutkan langkah kakinya menuju ruangannya. Jimin penasaran dengan siapa yang tengah memberikan kenikmatan itu pada sang leader. Bukankah reaksi yang Namjoon berikan itu jelas sekali menandakan seberapa hebatnya dia melakukan service menggunakan mulutnya? Sejenak Jimin melupakan niatnya menyapa para army.

"Eunghh Tae, shit mulutmu nikmat sekali."

Oh Jimin sekali lagi mendengar erangan itu, Namjoon jelas sekali berusaha meredam suaranya meskipun tidak bisa. Bahkan suara penis tengah dikulum terdengar begitu jelas di telinga Jimin.

MAKE IT WETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang