Untuk seorang wanita yang pernah ku sakiti, Jessie Evangeline.
Dulu, masa laluku memang kelam dan penuh kesalahan. Lalu mengapa? Kurasa hidup tak hanya bergantung pada masa lalu.
Dulu masa laluku memang penuh kesalahan. Lalu mengapa? Tiap orang kan bisa menyesal dan memperbaiki kesalahannya asal ia sadar.
Dulu aku menyia-nyiakan banyak hal baik. Lalu mengapa? Toh, sekarang aku sudah sadar dan berusaha untuk memperbaiki diri.
Sesempit itukah kacamatamu, menilai seutuhnya diriku hanya dari hari yang lalu?
Semoga temu ini
Menghilangkan semua semu yang kamu lihat, dari diriku.— Ben, 28 Maret 2020.
• • •
Pagi itu Mbak Puput sedang membersihkan pekarangan rumah keluarga Jeje. Jam masih menunjukkam pukul setengah lima lebih lima belas menit, artinya pasti belum ada yang bangun, jadi pekerjaan Mbak Puput bisa ia jalankan dengan tenang. Setelah selesai, baru ia akan menyiapkan sarapan.
Ia membuka kotak pos yang sudah lama sekali tidak terisi surat, kecuali tagihan pembayaran listrik, dan undangan pernikahan teman ayah atau ibunya.
Tapi, kali ini satu amplop berwarna hitam yang di tutup dengan segel perekat yang kuat.
Amplop itu bertuliskan "Untuk Jessie Evangeline". Mbak Puput berinisiatif menaruhnya di kamar Jeje sehabis pekerjaannya selesai.
• • •
Calantha pergi ke kamar sebelah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kamar tidurnya, kamarnya Jeje.
Ia langsung memutar lagu yang sangat di benci Jeje, dan trik itu berhasil. Jeje langsung bangun dengan wajah kebingungan dan menghasilkan tawa kencang yang berasal dari Calantha.
"Asli Je, muka lo kayak pinokio pas dikutuk"
"Sembarangan lo Cal. Kenapa bangunin gue? emang sekarang jam berapa?"
"Jam setengah tujuh, lo sekolah kan? gue sih enggak" Ujar Calantha menyombongkan diri.
Mendengar kata setengah tujuh, Jeje langsung bersiap-siap dengan cepat dan tidak sampai lima menit. Dirinya sudah rapih di depan cermin.
Melihat itu Calantha cukup takjub, dirinya tidak bisa bersiap-siap secepat Jeje walaupun ia sudah terlambat sekalipun.
"Bercanda Je. Masih jam lima"
Jeje melotot kesal
"Bukan jam bangun gue banget anjir"
"Tapi, gapapa. Gue emang lagi pengen berangkat pagi. Thanks Cal" lanjut Jeje.
Calantha hanya manggut-manggut lalu menemani Jeje turun kebawah, karena ia juga ingin ikut sarapan.
Itu, salah satu alasan ia bangun pagi dan langsung membangunkan Jeje, sebenarnya ia sudah sangat lapar dan terjaga hampir sepanjang malam karena menahan laparnya. bener juga ya ini salah satu ga enak nya kalo nginep di rumah orang, ya gak sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings
Roman pour AdolescentsIbarat jatuh cinta itu, seperti hujan. walaupun jatuh berkali-kali, ia tidak pernah lelah untuk mengulangnya kembali. Begitu juga dalam cerita cinta Jessie Evangeline, remaja cantik yang tergolong populer disekolahnya karena memiliki pekerjaan sampi...