9. {CS-Stupidity}^pingsan

102 13 4
                                    

🐝🐝Happyreading 🐝🐝

Wendy mengamati layar handpone nya yang tiba-tiba mati begitu saja. Ia memanggil si mbok. Si mbok langsung menghampiri Wendy, "Mbok, kok hp Wendy tiba-tiba mati ya?" Tanya nya bingung. Si mbok yang bingung juga menggeleng tak tau.

"Minta lagi aja non!" usulan si mbok langsung membuat Wendy senyum-senyum mesem, "ide bagus."

Ia berlari keluar, untuk menelepon bunda nya lewat telepon rumah.

"Hallo, Wendy bisa ngomong sama bunda?"

"-----"

"ohh lagi rapat," suara nya jelas kecewa mendengar jawaban dari sekertaris bunda nya.

"-----"

"yaudah bilang sama Bunda, Wendy minta hp baru. Buat merek nya, Bunda juga pasti tau."

"----"

"udah itu aja, makasih!"

Wendy langsung merebahkan diri nya disopa, "Wendy pengen live Ig."

Ia melirik jam di dingding, jam seginibiasa nya. kak Vero pasti belum pulang les. Kak Mixel juga pasti lagi latihan. Okeyy ia menelepon rumah Rissa.

"Rissa,"

"----"

"Rissa nya lagi cek up."

"okey makasih bi"

"Mbok, anter Wendy latihan vocal yu!"

Si mbok yang sedang berada didapu pun hanya menyaut, "Tungu non. Sebentar lagi ini nya selesai."

"okeyy."

Wendy berjalan gontai masuk kedalam kamar, ia akan memilih baju yang pas untuk pergi latihan vocal. Ia membuka lemari lalu mengeluarkan semua baju nya.

"hmmm, kok nggak ada baju yang baru sih." Ia membereskan lagi baju nya. Lalu memasukan pada keranjang pakaian kotor. Lemari nya kosong.

"sayang banget ya kalo dibuang, tapi Wendy udah bosen pake nya."

Ia mengambil lagi baju nya, lalu memasukan lagi pada lemari.

"Wendy ganti lemari aja ya. Udah penuh."

"apa buang aja sama lemari nya."

"argh Wendy pusing."

Ia menutup lemari nya lalu berbaring diatas kasur, ia menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuh nya. Seperti nya ia akan latihan vocal besok saja.

~keesokan hari nya~

Wendy mengeliat dari tidur nya, ini sudah pagi dan ia terlambat untuk pergi sekolah. Wendy langsung berlari kearah kamar mandi, seragam nya sudah si mbok siapkan dipojok kamar. Wendy keluar kamar mandi dengan dililit handuk. Seperti nya ia barusan abis mandi bebek. Wendy memakai baju seragat dengan cepat.

"Si mbok kenapa nggak bangunin Wendy, jahat." Ujar nya hampir meneteskan air mata. Panjang umur. Si mbok membuka pintu kamar dengan kasar, membuat Wendy terlonjak kaget.

"non, papih non." Ujar si mbok dengan nafas terburu-buru. Wendy mengerutkan kening bingung.

"Papih kenapa?"

"papih non dibawa polisi."

Seperti tersambar petir, tubuh Wendy ambruk seketika. Wendy kehilangan kesadaran. Si mbok menepuk-nepuk pipi Wendy pelan, melihat Wendy yang tak kunjung sadarkan diri. Si mbok berjalan keluar meminta bantuan. Seperti nya keadaan tidak sedang berpihak pada keluarga farthagia. Sepi, sunyi. Ini lah perkomplekan, apalagi ini perkomplekan elit. Semua tetangga nya memilih menutup diri. Semua pagar menjulang tinggi, dibalik pagar pun seperti nya tidak ada kehidupan. Hanya ada satu rumah, dengan pagar yang sedang terbuka lebar.

Si mbok masuk dan melihat banyak asisten sedang mengadakan rapat dadakan dengan tuan rumah. Si mbok berjalan mendekati tuan rumah itu lalu langsung berjongkok, ia memohon penuh harap meminta bantuan kepada tuan rumah, "maaf Pak, say-saya minta tolong, boleh panggilin taksi, Non Wendy pingsan dirumah." Si mbok mengucapkan itu dengan terbata-bata. Si mbok tak berani melihat mata tuan rumah itu.

Seeorang yang seperti nya mendengar permintaan itu langsung berlari keluar,

"Kenapa sama Wendy mbok?" ujar Vero khawatir. Juan menoleh kearah Vero dengan bingung.

"siapa Wendy, Vero?"

Vero menatap Juan kesal, "kepo." Juan memandang anak nya tak percaya.

"Vero mau bantuin Wendy dulu pih. Nanti kondangan nya besok aja."

Vero langsung berlari pergi dan meninggalkan Juan. Tak lama, si mbok langsung menyusul Vero. Benar saja, Wendy tergeletak dilantai tanpa alas apapun.

Vero melepas jas nya terlebih dahulu, lalu menaruhnya diatas tempat tidur. Ia langsung membopong Wendy dan membawa nya keluar kamar. Si mbok langsung memberikan kunci mobil. Tak lupa juga si mbok menelepon Winne dan memberitahukan keadaan Wendy.

Wendy memang selalu pingsan begini. Ketika ia mendengar kabar buruk.pasti Wendy langsung pingsan. Tubuh nya sangat rentan sekali. Bahkan Wendy juga bisa pingsan ketika mendengar kabar baik. Itulah Wendy.

Vero baru saja menidurkan Wendy didalam mobil, tapi pikiran nya menolak untuk membawa Wendy kerumah sakit. Ya masa pingsan aja harus ke rumah sakit sihh. Lebay banget nih cewe. Vero menatap Wendy dalam-dalam dan membopong nya lagi untuk masuk kedalam rumah. Si mbok memperhatikan Vero bingung.

"kenapa dibawa masuk lagi Den?"

"Bi masa pingsan aja harus dibawa kerumah sakit sihh."

"ya terus,"

"LEBAY."

"Bukan itu masalah nya den,"

"syut, syut cariin aku kaos kaki mbok!"

"eit, nggak boleh den. Jangan buat non Wendy jorok."

"kalo gitu kasih nafas buatan aja bi." Vero menatap jahil Wendy yang sedang tergeletak disofa.

"heh-" Vero tak mengubris si mbok, ia malah mendekatkan wajah nya dengan wajah Wendy.

Ia mendekatkan bibir nya pada bibir Wendy dan...

Tggl up: 290320

B A D - P A R T N E R || wendy's || END || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang