29

19.8K 1.1K 78
                                    

Heyoo!!!

Jangan lupa stay safe everyone!.

Mana nih tim rebahan?? Ada?

Jangan keluar rumah jika tak mendesak, selalu jaga kesehatan dan sering mencuci tangan. Gunakan masker jika berpergian. Lebih banyak minum air putih.  Ingat untuk selalu social disatancing.

Mari berdoa bersama agar masalah yang tengah melanda bumi ini agar cepat terselesaikan tanpa merenggut korban lagi.

Semoga pademi ini segera hilang di negara tercinta ini dan wilayah lainnya.

Jangan lupa tinggalkan jejaknya yaaa.

Enjoy!!!

#dirumahaja
#readtogether

Bukan keadaan yang sulit, tapi kamu yang membuatnya menjadi sulit.

Farrel memainkan jari tangan Dara yang tak kunjung bangun dari tidurnya. Sesekali ia memainkan cincin yang di kenakan Dara membuat Farrel mengingat memori dulu.
Dimana ia menyematkan cincin itu di jari manis Dara, dengan Dara yang terlihat malu-malu.
Farrel tak akan melupakan, dimana wajah Dara memerah karena di pasangkan cincin olehnya, dimana raut sedih Dara harus berpisah dengan kedua orang tuanya. Dimana Dara, mengucap secara lantang kepada ayahnya jika Dara ingin ikut bersama Farrel.

Dara nya tak pernah marah atau pun mengeluh terhadapnya, selalu turut akan perintahnya. Selalu tersenyum saat ia sakiti, bahkan di depan Dara sendiri ia dengan tega nya memilih untuk menghantarkan Rexha yang notabennya adalah sahabatnya ketimbang Dara yang berstatus istrinya.

Memang penyesalan datang belakangan, ia menyesal karena tak pernah memperhatikan Dara selama ini. Ia begitu larut dalam dunia nya sendiri sampai ia mengacuhkan Dara yang selalu menantinya dengan senyuman. Penyesalan makin ia rasakan saat mengingat ia bahkan tak pernah menanyakan soal kandungan Dara, tak pernah sekali ia menanyakan apa yang sedang di idamkan oleh Dara, apakah kandungannya sehat, apakah ia merasakan sesuatu atau hal lainnya.  .

Farrel tak pernah melakukan hal itu, dan sekarang ia menyesal. Sangat.

Dan kini, ia kehilangan calon anaknya, dan itu semua karena dirinya. Miris sekali.

Sekarang, tak ada lagi senyuman Dara yang selalu menghiasi wajah cantiknya. Tak ada lagi suara Dara yang menyambutnya, tak ada lagi perhatian Dara.

Ia merindukan sosok ceria itu walau pikirannya menolak, walau ego nya menentang. Tapi hatinya selalu merasa rindu akan tingkah Dara yang sabar itu.

Jika orang lain yang ada di posisi Dara, apakah akan mempunyai sikap sabar seperti Dara?. Akan kah orang itu akan tetap sabar dengan tingkahnya selama ini? Farrel ragu untuk itu.

Ia beruntung mendapatkan Dara, dan malapetaka untuk Dara karena telah di rusak olehnya.

Harapan Farrel, ia ingin mata itu kembali terbuka dan memancarkan binaran lagi.

"Lu udah seminggu gak bangun, lu gak capek apa? Oh iya, lu enak tidur di kasur lah gua tidur di kursi" dumelnya.

"Lu pasti kesel kan, kalau gua ngomong singkat?. Sekarang gua udah ngomong banyak.  Bahkan udah kayak orang gila karena ngomong ama orang tidur"

"Lu gak mau bangun? Nanti kalau gua di rebut sama orang lain gimana?"

Farrel menghela napasnya, mengelus pelan tangan Dara.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang