Saya saat itu sama seperti anak-anak kelas dua sekolah dasar, bermain kesana kemari, rajin belajar demi meraih bintang hijau yang diukir indah oleh spidol miss ayu—Guru saya, sekolah saya lumayan besar dan dilengkapi fasilitas yang memadai seperti perpustakaan, lab, UKS dan masih banyak lainnya.
Minggu ini kegiatan belajar mengajar dilakukan seperti biasa, sampai hari jum'at tiba kami mengikuti jadwal pelajaran hari jum'at seperti dengan urutan jadwal pelajaran. Pelajaran kesukaan saya ada di pelajaran terakhir Seni Budaya Prakarya namanya kami menyebutnya SBP.
Prakarya yang dibuat hari ini adalah membentuk ikan dari origami dengan pernak-pernik mata dan sebatang lidi, saya cukup telaten mengerjakannya karna memang kemampuan saya ada di bidang seni. Taraa! Punya saya sudah selesai, saya bangun lalu bergegas menuju meja kesayangan miss Ayu, miss ayu menanggapi saya dengan tersenyum lalu berkata, "Hebat!". Saya senang bukan main kawan.
Baru saya ingin meminta izin ketoilet bel sudah berbunyi pertanda saya harus duduk dibangku hijau kuning sembari berdo'a lalu pulang ke rumah saya sendiri, saya mencari tempat nyaman di bangku ini bertepatan manik saya menangkap anak lelaki yang sedang kesulitan mengerjakan tugas prakarya tadi, saya menghampirinya lalu bertanya
"Namamu siapa?"
Kulihat dia terkejut mendapati saya ada disamping nya, lalu saya lihat dia mengangkat tangan nya sedada tak lupa tugas prakarya yang digenggam erat dalam tangannya.
"Bisa bantu aku?" Saya menyerngit saat anak laki ini tidak menjawab sesuai dengan apa yang saya tanyakan.
"Aku bisa bantu kamu, sini aku tempelkan mata nya"
Tugas itu berpindah tangan ke dalam genggaman saya, saya lihat dia mengoleskan lem di belakang bola matanya lalu memberinya kepada saya, saya tempelkan mata itu pada origami berbentuk ikan ini, saat saya mendongakkan kepala saya dia sedang menyodorkan lidi yang sudah dilapisi lem sebagian, dengan hati-hati saya menempelkannya. Dan ya, selesai.
"Attention!"
Saat seruan ketua murid untuk menertibkan anak-anak lainnya sudah terdengar saya bergegas ke bangku saya dan melupakan anak lelaki yang membuat saya tertarik untuk pertama kalinya saat melihat raut wajah seriusnya.
"Attention!" Ucap ketua murid sekali lagi.
"Ready hap!" Jawab murid-murid lainnya serempak.
"Before we go home let's pray together pray begin!"
Do'a dimulai, saya lantunkan surah al-asr dan do'a keselamatan seindah mungkin tak sabar ingin bertemu langit dengan semburat senjanya yang indah menenangkan, yang cantik dan pandai membuat siapapun menjadi tertuang akal nya, selesai ini kami pulang dan bertatap muka diminggu depan.
Semoga prolog nya tidak mengecewakan ya! Keep tabassam semua 🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Seutuhnya
Teen FictionCerita alur mundur dari saya seorang perempuan biasa yang sedang mengejar mimpinya dibangku Sekola Menengah Pertama yang diejek punya pribadi tidak normal seperti teman sebaya saya dan kisah saya terhadap lelaki yang membuat saya merasakan hal baru...