Penghujung Kisah Sang Piramida

214 30 6
                                    

Penghujung Kisah Sang Piramida     

        Semerbak bukan wangi tapi risau yang mengganggu hingga membuatku terbangun dari lelapku , “ Gebrakkk ” suara bantingan pintu yang terdengar di ruang tamu. Walaupun tubuh baja ini sudah lelah tetapi karena penasaran, aku pun bangun dari kasur ku yang masih saja membelai ku untuk tidur di tumpukan kapas , ketika aku membuka pintu “ kreek ” ternyata pintu kamarku di kunci aku terus mencoba untuk membuka namun hasil nya nihil. Aku semakin heran dengan ditambah suara bising menyeruap dengan nada tinggi, hingga khawatir mulai meyetubuhi ku, hanya ada celah ventilasi yang bisa kujadikan peluang untuk dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi di luar, aku bergegas mengumpulkan seluruh bantal yang ada di kamarku, ku susun menjadi piramida untuk pijakan kaki ku.
        Ketika aku berhasil membuat piramida aku tak sabar dan kaki ku dengan sergap berpijak daengan berharap yang sedang terjadi baik baik saja, dan ternyata dua insan yang paling kucintai sedang saling menunjuk berseteru beradu argument dengan tatapan tajam ditambah helaan nafas yang bengis. Aku tak percaya ini , tetesan air suci mengalir di bagian pipiku dengan mata yang tak bisa menerima kejadian ini, “ tidak.. tidakk.. ini hanya mimpi” dalam hatiku aku meyakinkan, aku mencubit dengan keras saking aku yakin bahwa ini mimpi dan aku berteriak “ aww ” ternyata ini bukan mimpi. Serentak kedua orang tua ku berhenti seketika dalam pembicaraan nya dan dengan tenang melirik kearah ku yang sedang dalam keadaan menangis lalu kedua orang tua ku menyudahi pembicaraan dan langsung tidur di ranjang yang berbeda. Malam itu adalah malam yang terkelam sepanjang hidupku.
       Keesokan pagi , aku dibangun kan  dengan cepat oleh ayahku sambil membereskan semua baju di lemari. Aku di gendong oleh ayahku pergi, ketika aku keluar ibu ku sudah menunggu didepan dengan membukakan pintu, aku serentak turun dan memeluk ibu “ ibu aku tidak mau ikut dengan ayah, aku mau sama ibu ’’ cakap ku kepada Ibu. Namun dengan keras ibu ku menjorokan ku hingga aku tersungkur ke tanah, “ pergi sana sama bapak kau! ” dengan sinis ibuku sambil memalingkan wajahnya. Detik itu perpisahan terberat  yang aku alami.
     Itulah semua cerita masa lalu ku, aku menceritakan semua ini kepada Guru BK ku di pesantren, karena aku ingin menanyakan semua kepribadian ku yang semenjak masuk SMA merasa aneh dan selain itu tes kepribadian berpengaruh terhadap jurusan kuliah yang akan aku iikuti. Setelah aku beranjak remaja aku dimasukan oleh ayah ku ke pesantren yang berharap aku menjadi seorang ustadz, aku sempat menolak karena cita cita ku ingin menjadi ilmuan yang meneliti  khusus nya piramida yang ada dimesir . Aku beranggapan bahwa Ayah ku tidak ingin terganggu dengan wanita yang baru saja dinikahi nya. Nama ku Edwar Agustian, berwajah ganteng berkulit sawo matang dan sekarang aku duduk di kelas 3 SMA di pesantren. Aku dikagumi oleh semua akhwat karena selain wajahku yang cakep dan keterampilanku yang baik dalam membaca ayat suci Al Quran. Dikehidupan pesantren aku mempunya 2 orang sahabat yang tolol nya sampe ke tulang tulang, dia adalah Komar si pria sok cool yang suka mencari perhatian para bidadari pesantren dan Harun pria yang teguh mencintai satu bidadari di pesantren.
       Aku sangat menikmati kehidupan di pesantren, karena bagi ku dimana bumi berpijak disana langit dijunjung, semua yang ku lakukan yakin Allah swt  memiliki rencana yang indah untuk setiap hambanya. Aku merasa heran dengan kepribadian ku saat ini , aku sangat mudah marah dan mudah tersinggung tetapi aku tidak temperamental, maka dari itu aku konsultasi ke guru BK saat itu dan jawabanya sangat memuaskan. “ Kamu tidak mempunyai kelainan apapun, jangan khawatir , kamu hanya kurang cinta & kasih sayang “ guru BK berkata. Sontak aku tertawa terbahak-bahak “ Hahahahahahah ibu sedang becanda ya? “ pikirku saat itu dengan wajah kebingungan. “ Tidak, ibu serius nak “. Aku langsung menyadari akan hal itu, dari kecil aku kurang dalam kasih dan sayang hingga membuat kepribadian ku mudah emosional. Aku menangis di depan BK itu dan aku bertanya “ Bagaimana semua ini akan berlangsung secara normal bu ? “ tanya ku dengan sedikit ragu “. Lalu guru BK tersebut menjawab “ Kamu akan menemukan cinta yang sesungguhnya dalam setiap perjalanan “ , meskipun aku tidak mengerti apa yang dimaksud namun aku menjawab seakan akan aku mengerti. “ Iya bu, saya paham terimakasih saranya “ disitu aku langsung pergi ke kamarku.
        Dikemudian hari, tibalah dimana masa kelulusan ku tiba aku mendapatkan peringkat lulusan terbaik dengan nilai yang sempurna hingga aku mendapatkan beasiswa ke Universitas Kairo Mesir, ini hal yang sangat tak terduga semua orang disitu bangga terhadapku, aku mulai merasakan sedikit arti cinta sesungguhnya dan sahabatku Komar dan Harun mereka memeluk ku dengan erat dan berkata     “ Selamat dan sampai jumpa, aku bangga padamu, temukan arti cinta yang sesungguh nya di Kairo “ dengan haru Ayahku dan Ibu tiri ku menghampiri dan menciumku dengan penuh kehangatan, “ Kamu hebat nak, Ayah dan Ibu sangat bangga padamu, lanjutkan lah nak perjuangan cita cita mu hanya selangkah lagi kamu mencapainya “ dengan menangis Ayahku memeluk dengan penuh gemetar dalam tubuhnya. “ Ini kesempatan besar untuk ku dalam meneliti Piramida yang ada di mesir , dari dulu aku ingin sekali pergi kesana “ dalam hati aku berkata dengan senyum yang lebar.
       Hari itu aku bersiap-siap pergi ke bandara diantara oleh kedua orang tua ku dan sahabat ku , mereka mengantarkan ku dengan suka cita. Aku bergabung dengan 2 orang penerima beasiswa yang sama dari SMA lain dia adalah Rizhan dan Laila . Suasana semakin dingin bukan karena udara tapi dingin dalam sikap kita, “ Mungkin baru awalan ketemu, lama lama juga pasti akrab “ cakap ku dalam hati. Rizhan pria yang tampan sedikit putih memiliki jambul dan Laila gadis cantik berkulit putih dan dengan dilengkapi senyum yang manis. Detik itu aku berangkat bersama kedua rekan ku yang sama sama mendapat beasiswa ke kairo, Mesir. Suasana masih tetap dingin hingga aku memberanikan diri bertanya kepada Rizhan “ Kamu dapet beasiswa juga? Asal kamu dari mana? “ dia menjawab dengan sedikit sombong “ Iya , gue dapet beasiswa juga ya karna gue pinter kali ya, gue asal nya dari Jakarta “ dan loe darimana asal? Dapet beasiswa juga? “ Tanya dia padaku “. Aku pun menjawab dengan luwes “ Sama saya juga dapet beasiswa , asal saya dari bandung “ setelah itu percakapan ku dengan dia tidak berlanjut dan kembali menjadi suasana yang dingin. Lalu Laila tiba-tiba bertanya “ Kamu Bandung nya daerah mana? “ dengan cepat saya menjawab “ Saya bandung nya di sekitaran Ujungberung “, dengan sergap aku pun bertanya “ Kalo kamu asal nya dari mana? “ dia menjawab dengan senyuman yang manis semanis madu buka gula lagi , “ Aku dari Aceh ka , Alhamdulillah aku juga sama mendapatkan beasiswa “.
     Beberapa jam kemudian tiba lah aku di sana, aku senang karena aku semakin akrab dengan Laila si gadis dari aceh , ketika turun dari pesawat Laila hampir terpeleset dan dengan sergap aku menangkapnya, suasana nya begitu romantis kala itu namun tak berjalan lama ketika Rizhan berkata sinis dengan keras “ Baru juga nyampe di Mesir , udah bucin aja  mau kuliah atau pacarana nih “. Laila pun beranjak dari pangkuan ku dan berdiri serta meminta maaf padaku “ Maaf, aku tak sengaja “ akupun menjawabnya dengan cepat “ Tak apa Laila , akupun minta maaf “.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Penghujung Kisah Sang PiramidaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang