Dua bulan telah berlalu. Kabar tentang cowo tersebut alih-alih rasanya seperti di telan kabut. Tak mencuat di koran berita atau bahkan media sekolah.
"Alika"
Seseorang memanggilku dari kantor Kepala Sekolah. Aku menghampiri lalu menyalaminya. "iya bu ?"
"Besok ada perlombaan di pulau Riau. Kami memilih kamu untuk cabang pidato Inggris. Sedangkan dari perlombaan diwajibkan mengirim utusan dua orang untuk masing-masing perwakilan sekolah."
Aku mengangguk mengerti. Kemudian beliau memberikanku tiga lembar HVS.
"Ini........"kataku terputus.
"Ibu yakin kamu bisa, kamu kan sudah berpengalaman." Aku hanya menyengir malu-malu untuk mengakuinya.
Baru saja hendak membuka mulut, bertanya siapa partnerku, beliau sudah terlebih dahulu pamit pergi meninggalkanku dengan berbagai pertanyaan di benak.
Pagi mulai membumbung tinggi. Matahari pun mulai menampakkan sinar kuning-Oranye nya. Pertanda aktifitas utama manusia akan segera dimulai.
"Jangan lupa oleh-oleh"
"Oke, Insya allah"
Aku segera berkemas dan beranjak. Untungnya teman sekamarku membantu menyiapkan segala keperluanku semalam, membuatku hanya tinggal fokus menghafal dan latihan.
҉
Destinasi lomba kali ini menuju Kepulauan Riau. Perjalanan yang di tempuh pun cukup jauh. Ditinjau dari rute perjalanan kira-kira dari Bogor kami akan menuju Bandara Soekarno-Hatta, kemudian di lanjut dengan menaiki kapal udara menuju Kepulauan Riau. Baru saja asrama putri melepasku, saat menaiki mobil dan melambaikan tangan kepada teman-teman, gerakan mereka terhenti ketika menyadari siapa partner lombaku.
"Loh, Kamu?" spontan aku bertanya seperti itu. Atau jangan-jangan cowok ini hobi di sekelilingku. Eh- apasih! Geer sekali! Jadi malas rasanya ikut lomba.
"Al, udah siap?" Tanya seorang pembimbing yang berada di bangku tengah bersama cowok itu.
"Siap, tidak siap harus siap ka!" Pembimbingku menyengir lebar mendengar. Lalu ia memperkenalkanku dengan cowok tersebut.
"kenalan dulu al sama partner kamu" aku menoleh, lalu tersenyum.
"udah tau kali" batinku berceloteh
Sejujurnya, soal aku tersenyum, jujur saja ini hanya upayaku agar terlihat ramah.
"Hai" kata cowo itu sambil menatapku.
"Oh-ya" jawabku ikut membalas tatapannya. Aku buru-buru memalingkan pandangan kembali kedepan, memusatkan fikiran ada teks yang harus kuhafal.
"Al...Al... ayo makan dulu" aku terperanjat ketika melihat sebuah kemoceng bulu berada tepat di hadapanku
"Iihhhhh.." teriakku tak suka. Ia segera menarik benda tersebut dan menatapku bingung. Aku segera keluar mobil dan melemparkan tatapan tajam ke arahnya. Kukira ia akan menatapku balik, nyatanya ia malah tertawa kecil. Bodo amat! Aku segera berlari menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang, Pergi dan Perasaan
Novela JuvenilPulangmu untuk pergi. Pergimu untuk tinggalkan kenangan. Termasuk aku. Bayanganmu. Dan, segudang perasaan.