"NGGAK! Gu.. gue nggak akan bisa buat ngebunuh alice,gue nggak akan pernah"bantah kavin dengan keringat terus mengucur di pelipisnya,tak sampai disitu kavin mulai beraksi, semua barang diapartementnya tebuang sembarang, serpihan serpihan beling berceceran dimana mana,diselimuti malam yang gelap suasana apartement itu sungguh mencekram.
"Haah hhaah haahh,"terdengar deru nafas dari mulut pemuda itu,perlahan kaki kavin menjejaki beling beling itu membuat jejak darah dimana mana,
"A...al to..toloong gu....gue,"lirih kavin setengah sadar,semua tampak buram,sebelum ia benar benar menyayat tangannya dan semuanya terlihat gelap.
✔sekolah✔
06:30"Weeshh,nona alice baru datang btw tuan muda kavin mana?tumben nggak barengan"cercos raka menyambut alice sembari menerawang mencari kavin.
"Apaan sih,bawel lu"ketus alice beranjak masuk,terlihat vira tengah duduk tanpa menyapa alice,membuat alice melongoskan nafas sembari duduk dibangkunya,karna gabut alice iseng menekan nama "kavin"dikontaknya terdengar suara "tuuuut,tuuuut,tuuuut"sekian lama tak ada jawaban,gadis itu mengernyitkan keningnya tak biasanya kavin lama menjawab telponnya.
"Apa terjadi sesuatu?"pikir alice mulai tak tenang,ia pun memutuskan untuk keluar dari kelas,tak sempat alice keluar pak agung sudah mulai masuk kelas.
"Lho alice mau kemana kamu?"tanya pak agung dengan kacamata bertengger di matanya.
"Anu...a..anu pak,itu..mau"
"Mau apa?,sudah sudah kembali duduk bapak mau memulai pelajaran ini"
"Tap tapi ...pak ituu"nafas panjang keluar dari mulut alice ia pun kembali duduk.
selama pelajaran alice selalu tak tenang,pikirannya terus tertuju pada kavin,sampai sekarang kavin belum masuk kelas.
.
.
Sementara itu diruang yang cukup besar dengan bau khas membuat siapa saja yang menghirupnya langsung bisa menebak tempat apa itu."Shhh,uuuuhhh"lenguh terdengar di mulut pemuda itu sembari mengernyit, perlahan lahan matanya terbuka menatap buram cahaya diatasnya,
Pemuda itu menerawang ruangan itu sebelum ia mencoba untuk membangunkan diri,namun dengan cepat di tahan olehnya.
"Kamu bisa cedera,jika salah bangun"sanggah dokter yang tak lain adalah dokter ryan,sambil membantu kavin duduk.
"Kenapa aku disini?"tanya kavin menatap dokter ryan.
"Hm,semalam apa yang terjadi?,kenapa sampai bisa seperti ini?,apa kamu nggak bisa ngontrol diri lagi?,bagaimana.."
"Dok,dokter belum jawab pertanyaanku kenapa aku bisa disini?siapa yang bawa aku kesini?"potong kavin penasaran.
"Dokter nggak tau pasti,tapi sepertinya dia yang membawamu kesini"
"Siapa?"
"Kevin"
"Deg!"kavin terpaku mendengar jawaban dokter ryan,"nggak,itu nggak mungkin,kevin sudah lama meninggal"bantah kavin.
"Apa kamu sudah benar benar melihat mayat kevin?apa kamu sudah benar benar menyatakan kevin meninggal?"tanya dokter ryan menatap kavin terlihat pemuda itu tengah menahan marahnya.
"Kalo enggak kenapa"lirih kavin menatapnya."kalo aku menyatakan ia masih hidup apa semua akan berubah"
"Dia masih ada disini"balas dokter ryan.
"Apa aku terlihat bodoh?,cuma karna insiden kecil aku bahkan nggak pernah bisa melihat dia lagi,aku juga nggak akan mudah buat percaya kalo kevin sudah meninggal,lalu apa yang harus aku lakukan,bagaimana aku harus menerima itu? Apa yang harus aku lakukan!!"teriak kavin marah,matanya menyiratkan kemerahan benci terhadap kenyataan yang ia alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend's Psychopath
Mystery / ThrillerKlo penasaran baca aja langsung Otak lagi buntu buat nulis deskripsinya:v