11

331 146 91
                                    

°|•°'Jimin pov

"Mengapa kau membawaku ke apartemen milikmu? " Tanyaku kepada Jiah.

"Akukan tidak tau dimana rumahmu dan karena waktu juga sudah hampir tengah malam ditambah dengan kondisimu yang cukup buruk.

Membuatku memilih membawamu ke apartemenku. Tidak usah khawatir kau bisa menginap semalaman di sini. "

Aku terkejut mendengar penuturanya. Apakah wanita ini sudah gila? Mana mungkin seorang lelaki tinggal satu atap dengan seorang gadis lajang.

Apa yang akan dikatakan orang orang jika mengetahuinya.

"Apa yang baru saja kau katakan? Mana mungkin aku menginap di sini bersamamu?! " Tanyaku kepadanya.

"Memangnya kenapa? Jimin-sshi jangan kau pikir kita akan tidur disatu ranjang yang sama, tentu saja tidak. Aku masih waras, kau tidurlah di kamarku dan aku akan tidur di sofa! " Ucapnya sembari mendelik kearahku.

"Kemari, aku akan mengobati lukamu! " Titah Jiah sembari menarik daguku untuk menghadap ke arahnya. Perlahan Jiah mengompres luka luka lebam disekitar wajahku.

Tanpa aku sadari jarak kami saat ini begitu dekat membuatku bisa memperhatikan wajahnya dengan seksama.

Mata bulat, hidung yang tidak terlalu mancung, bibir mungil dengan polesan lip balm tipis yang mengkilat. Pipi tembam dengan potongan rambutnya yang pendek membuat Jiah terlihat imut dan cantik sekaligus.

Entah apa yang sedang aku pikirkan, baru pertama kali ini sejak kami mulai memutuskan untuk berteman aku menyadari bahwa Jiah adalah gadis yang sangat cantik.

Mungkin karena sikap dan perilakunya yang seperti anak kecil, membuat aku tidak pernah memandang Jiah dengan serius.

"Jimin.. Ya! Park Jimin! Apa yang kau sedang kau pikirkan? " Tanya Jiah membuyarkan lamunanku.

"Ahh itu... " 

"Sudahlah tidak perlu dijawab, sekarang lebih baik kau bersih bersih dulu. Aku akan menyiapkan pakaian untukmu tidur malam ini. " Ucapnya sembari membereskan alat kompresan dan salep yang tadi digunakan untuk mengobatiku.

"Tunggu! Aku bersih bersih dimana? "

"Tentu saja di kamar mandi Jimin dimana lagi memangnya. Ayo aku antar kekamar! " Jiah menarik lenganku menuju kamarnya. Saat aku masuk dapat aku lihat kamar yang di dominasi dengan warna abu abu dan biru muda.

Terdapat ranjang minimalis yang masih terbilang cukup untuk dua orang. Apartemennya tidak begitu mewah. Tapi cukup besar jika hanya untuk mahasiswa seperti kami.

"Kau bisa gunakan kamar mandiku, ini handuknya dan aku akan siapkan baju ganti untukmu. " Aku hanya menuruti ucapanya lalu pergi untuk membersihkan diri.

°|•°'Jiah pov

Saat ini aku tengah menyiapkan pakaian untuk Jimin. Aku memang seorang wanita tapi jangan salah, karena aku juga memiliki banyak koleksi baju lelaki di lemariku.

Mataku menangkap sebuah kaos yang menarik perhatian. Kaos bewarna putih polos dengan aksen tulisan itu sepertinya terlihat cocok jika dikenakan oleh Jimin.

End of Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang