Chapter 2

1.6K 249 6
                                    

Taeyong hari ini kembali ke rumah sakit setelah pulang dengan Jaehyun dan Johnny untuk mengambil barang milik tuan Ji Hansol yang tertinggal di kantor. Mereka masuk ke dalam lobby mengenakan seragam militer. Ketika baru saja akan naik lift, Taeyong melihat Wendy di ujung lorong dengan jas dokternya.

Taeyong mengerutkan dahinya dan terdiam berpikir. 'Dia seorang dokter?' Pikirnya dalam diam. "Hey! Mau sampai kapan kau disana?" Jaehyun memanggil Taeyong dari dalam lift namun Taeyong melirik Wendy sekali lagi yang sedang berjalan ke arahnya sambil menatap kertas yang ada pada tangannya. Tidak menyadari keberadaan Taeyong.

Taeyong buru-buru masuk ke dalam lift. Ternyata Wendy juga ikut masuk ke dalam lift. Wendy sempat menaikkan pandangannya dan tersenyum pada Johnny juga Jaehyun sebelum kembali membaca kertas-kertas ditangannya. Johnny mengerutkan dahinya kemudian menatap Taeyong yang sepertinya juga menyadari keberadaan Wendy.

"Wendy-ssi?" Tanya Johnny. Wendy langsung menoleh ke arah Taeyong lalu menoleh ke belakang ke arah Johnny. Wendy terlihat terkejut dan menutup mulutnya yang sedikit menganga. Ia langsung membalikan tubuhnya dan merunduk 90 derajat. "Annyeong haseyo! Maaf aku tidak menyadari... ya ampun." Wendy merunduk kepada Johnny lalu pada Taeyong. Jaehyun tersenyum dan menyodorkan tangannya, "Jaehyun." Ucapnya dengan senyuman tampan.

Wendy terlihat ragu untuk menjabat tangan Jaehyun lalu menjawab, "Wendy." Namun Jaehyun terlihat tidak ada niatan untuk melepas jabatan tangannya dengan Wendy sehingga Wendy melirik ke arah Johnny dan Taeyong untuk meminta tolong. "Ck. Dasar buaya. Lepaskan!" Taeyong langsung menarik tangan Wendy dari Jaehyun yang tertawa malu.

"Maaf. Terlalu terpesona jadi lupa." Gombal Jaehyun. Wendy hanya bisa tertawa kaku dan merunduk malu. Taeyong dan Johnny hanya bisa berdecak sebal mendengar penuturan temannya yang terkenal pria yang Mudah menaklukan wanita.

Ting!

"A-Aku turun disini, permisi." Wendy pamit lalu turun di sebuah lantai yang sepertinya khusus untuk para staff rumah sakit. "WANDAAAAA!!!!" Daniel berlari ke arahnya lalu memeluk Wendy yang masih berada di depan lift, dalam kondisi pintunya masih terbuka.

"EOMMA!!!" Teriak seorang anak kecil yang langsung disambut oleh Wendy. "Aigoo! Anak eomma!" Ucap Wendy yang langsung menggendong tubuh anak tersebut ke pelukannya. "Apa kau sudah makan?" Tanya Wendy. Bocah itu menggeleng. "Aku ingin makan bersama eomma."

Wendy tertawa gemas lalu mengecup pipi bocah tersebut, "Arrasseo. Ayo kita makan!" Ucapnya yang lalu berjalan beriringan dengan Daniel yang terus bercanda dengan bocah tersebut dengan penuh kasih sayang.

Taeyong, Jaehyun dan Johnny melihat itu semua sebelum pintu lift tertutup. "SUDAH KUBILANG! Aku seperti pernah melihatnya tapi bukan sebagai pasien!" Ucap Johnny histeris. "Kalian kenal dia dari mana?" Tanya Jaehyun bingung. "Ck, itu wanita yang kemarin malam di taman lantai 6! Yang membawa tiang infusan!" Jawab Johnny cepat. Jaehyun membelalakan matanya. "Aku kira mereka beda orang!"

Taeyong hanya terdiam dan tertawa sebelum tiba-tiba Jaehyun berkata, "Dia sudah punya anak dan suami. Ck! Sayang sekali." Ujar Jaehyun. Taeyong terdiam pura-pura tak acuh.

...

"Hey, apa hari ini ada jadwal kunjungan tuan Ji Hansol?" Tanya Seulgi. "Eoh. Sejujurnya ber-4. Kau, Wendy, Joy dan Daniel yang nanti kesana karena ya kau tau, pejabat. Jadi memang mendapat perhatian lebih dari direktur rumah sakit." Ucap Minho sambil makan sandwich yang dibelikan oleh Irene untuk para dokter jaga.

"Jam berapa?" Tanya Wendy yang juga sedang mengunyah sandwhich. "1 jam lagi. Kau makanlah dulu, aku tidak mau melihat dirimu sakit lagi aku mohon." Minho menepuk kepala Wendy seraya berjalan untuk mengambil air minum. Wendy hanya memberikan gestur hormat dengan menegakkan punggungnya pada Minho. "Ayay kapten!" Ucapnya semangat.

P U Z Z L E✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang