33.Semoga sembuh

82 13 2
                                    

"Zenaaaaaaaa!!"teriak Zeno sembari menghampiri Zena yang sudah tergeletak lemah di atas lantai.lalu mengangkat kepala Zena untuk ia bopong.

"Kenapa jadi gini si?"kesal Zeno frustasi.

Setelahnya sesegeralah Zeno melepaskan tubuh Zena dan beranjak ke garasi untuk mengambil mobil nya, yang sempat ia simpan tadi,setelah kembali mengantarkan Yuli.

Setelah nya mengambil mobil dia kembali masuk kedalam rumah dan membopong tubuh Zena lalu memasukanya kedalam mobil.

Lagi-lagi Zeno melajukan mobil nya dengan kecepatan full, Sudah dua kali ia membawa seorang wanita yang sedang mempertaruh kan nyawanya hari ini.

"Kenapa lo jadi gini Zen?"frustasi Zeno."cuma karna cowo itu lo kaya gini? Liat aja Zen gue bakal musnahin dia, tunggu Zen."tekan Zeno emosi.

Sesampainya di rumah sakit, sesegera Zeno membopong tubuh Zena masuk kedalam Rumah Sakit.

"Tolongg!!!"panik Zeno, Pasalnya darah yang terdapat di pergelangan tangan Zena tak kunjung berhenti mengalir.

"Ada apa Mas?"tanya seorang petugas yang ada di sana.

"Tolong ambilkan brankar Pa!!"perintah Zeno, Lalu tak selang lama datang lah beberapa petugas dengan brankar kosong, Zeno sesegera meletakan tubuh Zena di atas brankar.

Sesampainya di ruang UGD dokter yang akan menangani Zena melarang Zeno untuk ikut masuk dan menyuruhnya menunggu di luar.

"Arghhh."frustasi Zeno mengacak rambutnya lalu mendudukan dirinya dengan menyenderkan badanya didepan pintu UGD.

"Semuanya salah gue!!"tekannya lalu beranjak dan melangkah pergi entah kemana.

****

Kring...kring....

Bel pulang berbunyi saat nya semua siswa menenggelamkan beban nya kedalam rebahan.

"Sekarang kita ke Rumah sakit."cetus Razi setelah beranjak dari duduknya.

"Cewe ikut Zi?"tanya Faraz.

"Terserah mereka."cetus Razi.

"Ikut dengggg."jawab Rika.

Setelahnya mereka bergegas ke parkiran.

"Cepet naik!!"perintah Razi pada Lena.

"I-iya bentar ini susah."ucap Lena karena ketinggian motor Razi tak sesuai dengan tinggi badanya.

"Sini."ucap Razi mengulurkan tangan nya untuk membantu Lena.

Lena melirik tangan Razi lalu berfikir yang setelahnya dia langsung menerima uluran tangan dari Razi."dari tadi kek."kesal Lena.

"Makanya ngomong."keukeuh Razi, cuma kalo lagi sama Lena.

"Mau ngomong gimana? Muka lo asem mulu kaya gitu."kesal Lena.

"Ishh gue sama siapa?"kesal Anis, yang langsung membuat semuanya mengalihkan pandangan padanya.

"Makanya jangan jomblo mulu Nis."goda Abda.

Story Old [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang