Sib🍋

223 17 5
                                    

Nata mendengus pelan sembari menahan nafas kesalnya. Kakinya—apalagi dibagian paha—sudah sangat pegal.

Kepala sehun dan unjin kenapa berat sekali sih?!

"Mending kalian bangun dulu deh sebentar, kaki aku pegel nih" rengek nata.

Tak diindahkan oleh kedua manusia tersebut. Gadis itu menghela nafas putus asa. Alamat sudah kakinya bakal keram sebentar lagi.

Nata mencubit hidung bangir milik sehun dan bibir dombleh—bahasa jawanya, milik unjin.

Disaat sedang ingin mengalahkan musuhnya, didetik detik itulah mereka akan menang. Nata datang sambil mencubiti bagian wajah mereka.

YA KALAH LAH!

Yang mana anak bungsu dari bapak Riswan saat itu langsung merengut—memberenggut—sambil mendengkus keki. "MBAK SENJA MAH, JADI KALAH KAN AKU!" rutuknya.

Nata terkekeh pelan "Ya abis kaki mbak pegel banget nih, kamu malah gak mau geser dari tadi"

Masih didalam aksi pundungnya. Unjin yang tak membalas ucapan nata langsung membalikkan tubuhnya ke arah bagian tv.

Menampakkan serial kesukaannya. 'Cinta yang tak terbalaskan' yang diperankan oleh mail dan mei-mei.

Pemuda itu menggeleng pelan saat melihat mail yang sudah bersusah payah mengejar kekasihnya yang telah pergi.

Drama banget sih batinnya nyinyir.

"Bang cari makan yok!" ajaknya random pada sehun.

Yang di ajak bicara langsung memberikan gawainya pada saat itu juga. "Nih pesen di gofood aja" suruhnya.

Unjin memekik kesenangan, dengan semangat 45 ia mengutak-atik ponsel tersebut. Memesan dan memilih makanan yang akan mengenyangkan sang perut.

"Jangan mahal-mahal kasian bang sehun nya!" peringat gadis cantik tersebut. Sang adik melirik sinis "Bang sehun aja nggak protes kok!" belanya.

"Udah biarin aja sih, kalo mau lo juga mesen tuh. Gue yang traktir"

Mendengar kata Traktir membuat nata langsung membulatkan matanya dan mencubit perut kotak-kotak milik sehun saat itu juga.

Gadis itu tahu, sehun memang dari keluarga kaya yang kadar loyalnya sudah mencapai batas. Ia pernah bercerita kepada nata bahwa selama ini sehun tak pernah memakai uang yang selama ini mamasnya—suho kasih.

Uang itu selalu sehun simpan didalam bank. Takut sewaktu-waktu akan dibutuhkan.

Jika ingin tahu dari mana ia membiayai kuliah dan makannya selama ini?

Maka jawabannya adalah bekerja sendiri.

Sehun menjadi model didalam sebuah majalah mingguan. Menggunakan paras tampan dan rupawan nya sudah menarik banyak peminat untuk membaca. Ditambah ia bekerja sama dengan naresh yang notabade nya kakak nata sebagai composer lagu. Apa nggak makin banyak duitnya tuh?

"Jangan suka buang-buang duit hun!" peringat nata.

Sehun berdecak. Sifat inilah yang sehun tak suka dari nata. Gadis itu selalu merasa dirinya akan merepotkan orang lain. "Nggak, lagian cuma traktir unjin doang kok" kan calon adik ipar batinnya berimbuh.

"Lo itu kerja udah susah payah. Seharusnya duitnya itu disimpen baik-baik bukannya malah traktir orang"

Yang sehun simbati dengan anggukan mengiyakan.

"Bukannya pelit...inikan hasil keringat lo sendiri" tambah nata.

"Iya-iya nggak lagi. Mending sekarang diem terus tangan lo puk-puk in di sini nih!" kini tangan besar sehun sudah menarik tangan nata—menuntunnya untuk segera mengelus sang kepala.

SENA dan Rasa {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang