Jam sudah menunjukkan jam 22.00 dan aku pun juga sudah selesai menyalin catatan yang ketinggalan. Jadi aku memutuskan untuk gosok gigi, lalu menyetel alarm ku ke jam 4.30 kemudian merebahkan diriku di kasur.
Jam 22.30
Sampai saat ini pun diriku masih terjaga dan enggan tidur. Otakku masih memikirkan perasaan aneh yang timbul saat aku tau bahwa Ivanna menyukai Ferro. Huft, memikirkan ini membuat dadaku terasa sesak. Aku memutuskan untuk membuka pintu balkonku dan mencari udara segar.
Malam itu sungguh sunyi, hanya terdengar suara jangrik dan angin sepoi sepoi beberapa kali datang dan meniup rambutku. Kupandang langit malam yang dipenuhi bintang bintang itu dan berusaha melupakan apa yang kupikirkan tadi.
Setelah aku merasa cukup tenang, aku kembali merebahkan tubuhku di kasur. Lalu menutup mataku dan langsung terlelap.
Kring kring*
Selasa 4.30
Mendengar suara alarm, aku pun terbangun dan merapikan kasur ku kemudian mandi. Aku kembali merasakan dahaga yang amat besar melanda tenggorokanku. Setelah mengenakan seragam selasaku, aku mengambil tasku dan bergegas ke dapur untuk melegakan dahaga ku.
Aku menarik pintu kulkas dan seperti biasa, mengambil sekantong darah ayam lalu meminumnya. Tidak lupa juga aku memasukkan satu kantong darah ayam tersebut ke tas ku untuk berjaga jaga jika dahaga itu kembali melanda tenggorokanku.
Setelah itu, Aku mengambil beberapa roti, memanggangnya lalu meletakkannya di meja.
"Kak" Panggil Tania (adikku).
"Lho dek kok belum berangkat?" Tanyaku.
"Mom ada urusan katanya jadi disuruh ikut kakak"
"Ok" Balasku.
Setelah bang Ezra dan Tania sarapan kami pun pergi ke sekolah. Saat kami tiba, Ivanna sudah menunggu ku di gerbang. Aku pergi menghampirinya dan kami pun pergi ke kelas.
"Val kayaknya gue gajadi masuk club dance deh" Ucap Ivanna.
"Napa?" Tanyaku.
"Gue mau ikut club yang sama kayak abang ganteng" Jawabnya.
"Hah? Abang ganteng? Siapa?"
Ivanna melirik sekitarnya dan mendapati seseorang yang dimaksudnya.
"Itu Valll" Katanya seraya menunjuk ke arah orang yang dimaksudnya.
Karena penasaran aku pun menoleh, dan mendapati Ferro yang dengan santainya berjalan kekantin sambil memutar mutarkan kunci mobilnya di jari telunjuknya.
"Oh Ferro.." Ucapku.
"Lho kok lo tau namanya Val?"
"Kemaren gue telat masuk kelas karena dia tuh, nabrak gue. Lalu di UKS kemaren Dia ngasih kontak dia di hp gue" Jawabku.
"Bagi dong.." Jawab Ivanna.
"Nanti gue share ke lu kontaknya"
Kami pun tiba di kelas.
Istirahat~
"Van lu lapar ga?" Tanyaku.
"Ngak" Jawabnya.
"Daftar club yok"
"Ok"
"Eh tapi club musik dimana?"
"Gue tau" Jawabnya
Kami pun pergi ke club musik dan mendaftar di sana. Ternyata Ferro adalah ketua klubnya.
*****
Rabu 9.00 (di club)
"Tidak lama lagi sekolah akan merayakan ulang tahunnya yang ke 8 dan bapak harap tahun ini club kita dapat ikut menyumbangkan acara untuk memeriahkan ultah sekolah kita" Ucap pak Ratno (Guru yang mengurus club musik).
Kami semua pun membahas acara yang akan ditampilkan nanti. Ferro sendiri ingin tampil permainan gitar solonya. Aku dan Ivanna memilih untuk duet bersama.
"Ferro" panggil pak Ratno.
Ferro menghampiri pak Ratno dan bertanya "Kenapa pak?"
"Nanti kamu ajarin Ivanna sama Valerie gitar" Pesan pak Ratno.
"Ok pak."
Kemudian Ferro menghampiri kami dan bertanya "Besok sore kita kumpul di sini ya latihan, nanti gue ajarin main gitar."
Kami mengangguk patuh dan Ferro pergi mengurus keperluan lain.
*****
Kamis 15.30 (di club musik)...Bersambung....
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Semoga kalian suka 💖Kalo suka vote yaa 🙌
Next part otww..
KAMU SEDANG MEMBACA
Valerie (end)
Teen Fiction• Bagaimana rasanya menjadi vampir setengah manusia? Ini karya pertamaku... Jangan lupa votee kalo suka semoga kalian suka 💖 note: bila ada kesamaan karakter, nama, watak dll mohon maaf saya tidak berniat meniru IDE CERITA INI BERASAL DARI OTAK SA...