Sabtu pagi, Darka melakukan rutinitas hariannya, membaca dan meminjam buku di perpustakaan. Lalu di siang hari Darka kembali ke rumah.
Sepeda gua lagi di servis, bolak balik harus jalan kaki. Dan siang gini kan panas banget, keluh Darka.
Istirahat bentar dah di taman kota, terus langsung pulang.Darka berteduh di bawah pohon rindang di pinggir taman. Darka membuka string bag hitam polos miliknya dan mengambil sebuah buku. Novelnya tipis banget, mana cukup buat seminggu. Ini mah sehari juga bisa selesai. Darka membolak-balik halaman buku dengan cepat.
Aku harus pulang, kira-kira ini sudah jam satu lewat. Darka beranjak pergi meninggalkan taman kota. Darka berjalan di trotoar. Di kiri nya ada jalan raya, sepeda-sepeda berlalu-lalang di sebelahnya. Di kanan nya ada rumah-rumah penduduk dari kayu jati atau hanya lahan kosong. Rumah ini tinggi banget, ini toh rumah yang orang-orang sering bicarakan. Darka sedikit menoleh dan melihat sesuatu di atas langit, seperti balon udara besar pembawa iklan.
Itu bukan balon udara, tidak mungkin orang-orang mau menerbangkannya di atas desa seperti ini. Itu seperti ikan besar? Sebesar kapal pesiar. Tidak, itu lebih besar dari kapal pesiar!
Darka berlari mengejar benda melayang itu. Handphone! Benar! Aku harus memfotonya! Darka merogoh kantong celana jeans nya dan mengeluarkan handphone. Sial, baterainya tinggal 20 persen! Darka terus mengejar benda itu dan berusaha memfotonya.
Benda terbang itu tidak ada di kamera handphone?! Padahal sudah di di posisi yang benar tapi tidak ada benda itu. Memang harus dikejar ya.
****
Darka berhenti mengejar saat ia sampai di tebing tinggi yang berbatasan dengan lautan. Ini aneh, ia tidak berpikir untuk mendarat di sekitar sini dan terus terbang menuju laut.
Darka melihat jam di lengan kanannya. Sudah jam setengah dua! Harus sudah kembali ke rumah jam dua pas! Darka berjalan kaki dan pulang ke rumah. Sampai di rumah hampir jam setengah tiga.
"Maaf mah, ku baru pulang jam segini." Ucap Darka penuh sesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fish Leap
Short StorySetelah Darka melihat sebuah kejadian langka di langit, otaknya terus menebak-nebak apa yang akan dilakukannya. Melupakannya begitu saja atau.. Melakukan sebuah ekspedisi bersama perempuan ramah yang sering mengganggu nya di perpustakan. "Ya, mungki...