3 hari berlalu sejak hari ulang tahun Renjun. dan selama itu pula mereka menjalani hari seperti hari-hari biasa.
"Hoam... aku bangun terlalu pagi hari ini karena mengingat perkataan Jisung kemarin"- ucap Renjun dengan muka bantal nya
Flashback On
Renjun POV
"Hyung, bisakah kau datang ke sekolahku hari jum'at nanti? aku akan tam-"
"Tidak!!!"- Jawab Jeno tanpa mendengar kelanjutan dari perkataan Jisung
"Ahh... Hyung ayolah ada pentas seni hari jum'at guru menyuruh kami untuk membawa anggota keluarga ke sekolah..."
Jisung mengucapkan hal tersebut sembari dia memegang tangan Chenle yang berada di sebelahnya.
"TIDAKKAH KAU LIHAT AKU SEDANG STRESS DAN SIBUK? AKU BANYAK KERJAAN. PERGILAH!!"- Jeno membentak mereka
Heoll gila... apakah Jeno sudah gila? mengapa dia membentak adiknya?
Bisa kulihat Jisung dan Chenle tersentak kaget. Chenle sudah mundur sedikit ke belakang dan melepaskan tangan Jisung yang menggenggam tangannya sedari tadi. Namun aku tak masuk kedalam, aku hanya menunggu saja di luar ruang kerja Jeno. Chenle mulai menangis dan mengeluarkan suara, kupikir Jeno akan segera luluh seperti biasanya.
"DIAMLAH CHENLE! KAU BERISIK. JANGAN MENANGIS KAU ITU BUKAN BAYI!!"- Bentak Jeno lagi
Aku melihat Chenle tersentak lagi dan meremat ujung baju kaosnya, tanda dia ketakutan dan Jisung? jangan tanya!! dia menjadi batu disana.
"Tak bisa kubiarkan. Aku harus
masuk."- ucapku sembari berjalan masuk
Tahukah kalian? dibalik sifat manjaku aku bisa menjadi seseorang yang berbeda dan tegas. yaah karna bagaimanapun juga, aku ini tetap yang tertua disini.
Tanpa mengetuk pintu aku pun langsung masuk dengan wajah datarku dan berhentu sedikit jauh di belakang si kembar.
"HYUNG TAK BISAKAH KAU MENG-"
"Apa?"- Tanyaku dengan nada dingin. Aku tau dia ingin marah karena aku tidak mengetuk pintu sebelum masuk.
Chenle yang menoleh ke belakang dan ketika dia tau bahwa aku yang datang dia segera berlari ke arahku dan bersembunyi di belakangku sambil memegang ujung bajuku. Dan Jisung masih setia membatu di tempatnya.
"Jisung-ah, Keluarlah dahulu, tunggu aku dan Chenle di kamarmu"- ucapku lembut kepada Jisung. Karena aku ingin berbicara kepda Jeno.
Namun yang kulihat Jisung tidak langsung ke kamarnya, dia hanya berjalan pelan keluar dari ruang kerja Jeno dan hanya berdiri di depan pintu ruang kerja Jeno.
"Kenapa kau membentak mereka?"- tanyaku kepada Jeno dengan masih memakai nada yang sama seperti tadi.
"Mereka menggangguku Hyun-"
"Seberapa penting pekerjaanmu hingga kau membentaknya? Seharusnya kau tidak boleh membuat Chenle menangis"- Ku potong omongannya dengan nada dinginku sembari aku menggenggam tangan kecil Chenle.
Aku melihat dia tersentak ketika aku memotong omongannya dengan nada dingin.
"Hyung mak-"
"Sudahlah Jeno! Jika kau tidak bisa kau hanya perlu menyuruh mereka menemui Jaemin atau menyuruh Mark datang menggantikanmu!"- ucapku kesal karena dia sangat bodoh telah membuat dik kecilku menangis.
Dan aku pun berjalan keluar dari ruang kerjanya sembari menarik pelan tangan Chenle. Saat aku keluar aku menutup pintu ruang kerjanya dengan membantingnya sangat keras yang mengeluarkan suara yang sangat keras. Aku tak memikirkan jika pintu itu akan rusak. Kami bisa membelinya lagi- pikirku. Saat aku membanting pintu aku melihat Jisung yang tersentak kaget karena suara keras dan dia jalan di belakang mengikutiku yang hendak membawa Chenle ke kamar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Complex "Renjun"
FanfictionHallo Guys, ini bakal jadi cerita pertama yang aku buat, jadi mf berantakan bahasa dan pengetikannya ya :) Kisah dimana 5 orang anak yang masih muda sekali yang tinggal tanpa orang tua, namun dengan begitu uang akan terus berjaln ke ATM mereka dika...