SMA PERMATA BANGSA itulah yang tertulis di atas gerbang sekolah ku,banyak mobil-mobil mewah terparkir di parkiran sekolah,motor? Hmm jangan di tanya disini juga ada motor yang harganya hampir setara dengan ginjalku jika ku jual, maklumlah mereka semua orang berduit.
Di pojok kanan di arah utara, di bawah pohon yang rendah itu terdapat sekumpulan remaja dengan atasan yg wow harganya melangit sedang bercanda tawa oh lihat rambut yg indah dan licin bagai air hujan, body yang indah, tas yang mahal, sepatu yang harganya jutaan dan lihat hpnya berlogo apel di gigit dengan camera tiga yang seperti kompor. Bagaimana cara mereka mendapatkannya? Huh aku saja yang banting tulang kerja keras tak mampu membelinya. Ah aku ini bodoh atau bagaimana, mereka kan punya orang tua yang sekali jentikan jari mereka dapatkan.
Kini aku melangkahkan kaki ku menyusuri koridor-koridor sekolah ku ini,aku sedikit menyombongkannya ini memang sekaloh paling elit dan mewah apalah dayaku yang anak beasiswa saja.
Langkah kaki ku berhenti di depan ruangan yang tertulis XI IPA 2 Itu kelasku melangkah perlahan memasuki kelas yang masih bisa di hitung jari penghuninya mungkin sekitan 16 orang padahal seluruhnya ada 28.
Aku meletakkan tasku yang berat ini di bangku yang terakhir pojok kanan, disinilah aku duduk. Mungkin kalian sudah berfikir bahwa aku pasti di anggap nerd,suka di bully dan lain sebagainya bentuk penyiksaan dan itu hampir tepat aku memang di anggap tidak layak di sekolah ini sebab aku hanya anak tidak mampu dan masalah bully aku belum mendapatkannya tapi kita lihat saja di lain waktu.
Kini pandangan ku berpusat pada lapangan basket, disana sudah di isi oleh Neon yaitu organisasi pebasket sekolah kami dan tim penyemangatnya.
Mereka sedang latihan untuk mewakili sekolah kami di tingkat provinsi dan semoga mereka menang, sebab tahun lalu piala kami di rebut oleh sekolah lain.
Kriing kriing kriing
It's time to the first class
Bunyi bel yang menandakan jam pelajaran pertama akan segera di mulai para murid mulai berhamburan kebangku mereka masing-masing.
" Hallo class good morning" sapa mam ani guru bahasa inggris kami.
"Morning to mam" ucap kami serentak.
"Okay, this morning we will be entering into a simple past Tanse,opened page 89" Ujar mam ani.
Kami semua memjalankan instruksi yang di berikan, dengan hikmadnya kami mendengarkan penjelasan yang di berikan mam dengan menggunakan 2 bahasa yaitu bahasa inggris kemudia bahasa indonesia yang dia artikan sendiri agar siswa mampu memngetahui apa yang ia sampaikan.
Sampailah pada tahap pertanyaan dan inilah situasi yang apaling tak kusukai karena semua siswa akan menjadikan ku alat untuk mereka.
"okay, you dear what you don't understand? angel says you don't understand what I'm describing? try to explain what you don't understand."
(oke, dear apa yang tidak kau mengerti? angel bilang kau belum paham yang mam jelaskan? coba jelaskan apa yang tidak kau mengerti.)
"Hmm.. what I don't want is the formula used when making simple past tanse sentences" ujar ku gugup.
(yang tidak kumerti ialah rumus yang di pakai ketika membuat kalimat simple past tanse)Huft berakhir juga sebenarnya aku paham cuman tatapan mereka yang membuat ku harus bertanya dan itu juga sebenarnya bagus untukku walau aku paham tetapi sebaiknya di ulang kan? Hah dan mungkin kelompok angel orang yang memberiku tatapan tajam tadi suaranya mahal sehingga mulutnya terkunci rapat-rapat.
"okay class until here first our meeting let's meet next week" ujar mam ani mengakhiri kelasnyanya.
Huft akhirnya aku bisa memejamkan mataku sejenak. Jam pertama telah usai kini jam istirahat pertama menjemput saatnya bekerja untuk mengisi kekosongan perutku ini.
Aku berjalan menuju kantin dan melangkah masuk menuju pencucian piring yang terdapat di pojok yang dihalangi lemari, jalan ini khusus karyawan kantin saja.
" kak seto ada yang bisa Rara bantu?" Tanyaku.
Oh ya aku hampir lupa namaku Rara, Rara angreni setiap jam istirahat aku kekantin untuk cuci piring, mengapa? Karena kalau aku cuci piring maka aku juga makan. Kak seto kepala kantin ini yang menawariku makan gratis tapi sebagai gantinya aku harus cuci piring. Tapi tak apa yang penting aku tidak kelaparan."Ah yah kamu bisa mencuci peralatan yang kotor itu disana" ujar kak seto.
Aku mulai menjalankan pekerjaan ku yaitu mencuci peralatan yang habis mereka gunakan kemudian aku makan dengan lahap, makanan disini enak tak kalah hebat dengan makanan restoran di tempatku bekerja.
"Kak ini udah Rara kerjain semua sudah di tata baik-baik, Rara Pamit ke kelas dulu yah kak permisi"
"Oh yah jangan lupa jam istirahat kedua Ra'" teriak kak seto.
Aku melangkah menuju Toilet untuk membuang air yang sebentar lagi akan keluar.
Huft leganya.
"Hmm... ada siapa disini? Huh ternyata gadis beasiswa ini yah" ujar angel teman kelasku yang yah kalian taulah.
"Iyha sedang apa dia disini bikin kotor saja" tambah naura satu geng angel.
"Mungkin sedang menyapa teman-temannya" ujar angel.
"Siapa?" Tanya naura.
"Siapa lagi kalau bukan kuman yang di kloset sana. Hahaha" ejek angel.
Ayo baca dan tinggalkan jejak vote dan komen.next chapter 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Box Of Milk
General FictionAku hanya gadis biasa yang memiliki seorang adik yang begitu ku sayangi, Bekerja keras adalah nama tengah ku. Aku masih pelajar, aku seorang siswa di SMA permata bangsa, sekolahnya bagus dan mengapa aku bisa masuk kesana karena beasiswa. Ini Kisah...