Sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pagi itu, Shesya datang ke Amore dengan kemeja cokelat tua dengan corak emas--seragam staf Admin Amore. Dipadukan dengan rok hitam lima centi di atas lutut dan sneakers senada, Shesya sempat menarik perhatian para karyawan Amore yang berpapasan dengan perempuan tersebut. Lucunya, tak ada satu pun dari mereka yang berani menegur Shesya. Hanya tersenyum seraya menganggukkan kepala.
Setelah mampir ke dapur kafe, memesan vanilla late dan nasi goreng sea food untuk diantarkan ke ruangannya, Shesya langsung menghilang dan bersembunyi di dalam ruangan berdinding kaca khusus untuk dirinya itu hingga jam makan siang. Bukan tanpa alasan perempuan yang hari itu menguncir tinggi rambutnya melakukan hal tersebut. Sejak semalam, ia sudah mengurutkan apa-apa saja yang akan ia lakukan hari ini. Melihat laporan penjualan kemarin, memantau keadaan Amore melalui cctv, lalu melakukan kunjungan ke daerah Jakarta Selatan untuk memantau pembangunan cabang usahanya itu.
Benar. Shesya hanya akan memantau Amore melalui cctv untuk hari ini dan beberapa hari ke depannya. Ia tidak ingin mengambil risiko dengan berkeliling seperti biasa. Justru dengan berdiam diri di ruangan sembari memantau layar cctv, ia dapat mengetahui dengan cepat jikalau Pandu benar-benar datang nantinya. Sedikit membosankan memang, namun untuk saat ini Shesya harus bertahan dengan kejenuhannya. Ia belum memiliki strategi lain yang dapat digunakan. Sembari terus memantau layar cctv, Shesya tak berhentinya berdoa agar pria berkacamata itu untuk segera datang.
Sekitar pukul dua belas siang, Meisya masuk ke ruangannya. Perempuan itu bertanya apakah mereka jadi untuk melihat lokasi pembangunan cabang Amore. Meski sebenarnya Shesya sedikit enggan meninggalkan Amore di jam makan siang seperti ini yang memiliki chances cukup besar untuk Pandu datang, pekerjaan tetap harus ia prioritaskan. Terlebih mereka sudah berjanji untuk datang dan Tama sudah menunggu di restoran siap saji tak jauh dari lokasi. Shesya hanya berharap urusannya akan cepat selesai, lantas dapat segera kembali ke Amore untuk kembali berdiam diri di ruangan.
"Nanti di bagian ini dibikin kayak pembatas gitu, ya, Mas. Semacam pagar tapi tetap dari tanaman." Shesya berjalan sembari menunjuk setiap langkahnya, "sampai di sini. Saya mau nanti taman untuk bagian kafe kepisah sama bakery-nya. Jadi nanti tamannya tuh di bagian belakang bakery, kan. Mereka bisa ke taman lewat pintu samping kafe. Tapi sisain space buat di pojok sana untuk bikin bangunan kecil aja. Kayak semacam pendopo or something else, maybe. " Sekali lagi Shesya berjalan sembari menunjuk arah yang diinginkan.
"Nanti saya mau yang buat office-nya agak luas, ya, Mas. Biar nanti ruang buat saya, back office, staff, dan ruang meeting-nya satu lantai aja. Jadi gak pusing nanti saya kalau butuh mereka," lanjutnya.
"Mau dibuatkan dapur khusus untuk office-nya sekalian, Mba?"
"Cukup kalau ditambang dapur?" Sepasang mata Shesya langsung berbinar saat mendengar sang arsitek ingin menambahkan bagian dapur. Perempuan itu lantas meloncat senang saat mendengar bahwa luas lantai tersebut sangat cukup jika ingin dibuatkan dapur kecil.
Awalnya Shesya enggan menggunakan jasa arsitektur untuk pembangunan cabang Amore. Menurutnya, hal itu sangat berlebihan. Apalagi mengingat Amore yang sudah beroperasi sekarang adalah hasil rombakan dari ruko tiga pintu yang ia beli setelah sempat menyewa selama dua tahun. Ruko yang akhirnya direnovasi habis-habisan untuk membuka Amore bakery, saat dilihatnya Amore kafe telah berkembang cukup pesat. Semua terlihat sangat sederhana dibanding apa yang akan dibuatnya pada cabang kali ini. Namun ternyata, jasa arsitektur tersebut sangat membantu.
Sekitar empat atau lima bulan yang lalu, Shesya membeli sebuah bangunan di daerah JakSel setelah melakukan diskusi panjang dengan kedua sahabatnya. Bangunan dengan bentuk sangat berbeda jauh dengan Amore Kafe and Bakery yang sekarang itu dulunya adalah tempat usaha retail dengan dua bangunan terpisah. Ada space yang lebih dari kata cukup luas untuk dijadikan lahan parkir di bagian depan dan space kosong lainnya di bagian belakang bangunan pertama yang akan dijadikan taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over
Genel Kurgu#PlayerSeries Amanda Shesya menyukai sebuah permainan dimana ia sendiri dapat menjadi karakter utama dalam permainan tersebut. Cara bermainnya sederhana, cukup pilih lawan main berjenis kelamin pria dengan status taken--bukan suami orang, apalagi pr...