FASE A
CATATAN KEPRESIDENAN BAGIAN 1: Pembentukan Distrik Darurat Narogong.
•••••13 Mei 2022
Distrik Darurat Narogong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
--Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Semoga Keselamatan dan Rahmat Allah serta keberkahan-Nya Terlimpah kepada Kalian,
Shalom, Salam Sejahtera,
Om Swastyastu, Semoga dalam keadaan selamat atas karunia dari Hyang Widhi,
Namo Buddhaya, Terpujilah semua Buddha,
Salam Kebajikan, Wei De Dong Tian, Hanya Kebajikanlah Yang Bisa Menggerakkan Tian.
•••••
Buku ini ditulis oleh Perdana Haliman Kawung, Presiden Republik Indonesia, serta hanya boleh dibaca dan dipergunakan oleh pihak tertentu.
•••••
Baiklah, sebagai informasi, saat aku menulis bagian ini, aku sedang berada di kawasan Cileungsi.
Kala itu, beberapa jam setelah kerusuhan meluas, aku menginstruksikan Menteri Pertahanan dan Menteri PUPR beserta Komandan Militer dan Kepolisian RI untuk mengambil alih area Jalan Raya Narogong dari depan Pasar Cileungsi hingga Pertigaan Jalan Akses Dayeuh untuk dijadikan kawasan steril. Area ini juga mencakup wilayah Kampung Cibereum dengan perbatasan Pabrik Samik dan Komplek Permata Cibubur, serta Komplek Kenari Mas dengan batas Kampung Bojong Kaso.
Nantinya, ribuan angkatan bersenjata yang terdiri dari TNI dan Kepolisian akan diterjunkan untuk melakukan tugas pengamanan dan pembangunan pagar. Jumlah tersebut juga akan ditambahkan dengan kiriman ratusan Polisi Militer, Satuan Polisi Pamong Praja, dan tim medis.
Awalnya, proses sterilisasi kawasan tidak berjalan dengan lancar sehubungan dengan bentrokan yang timbul akibat penolakan warga setempat. Namun setelah negosiasi yang cukup alot dengan beberapa tetua dan perwakilan karang taruna di kawasan itu, didapatkan satu keputusan yang menyatakan bahwa warga yang rumahnya dilalui oleh kawasan steril tersebut berhak untuk tetap menduduki pemukimannya bilamana keadaannya dinyatakan sehat.
Perimeter segera dibangun sesaat setelah semua kendaraan yang melintas dipaksa pergi. Beberapa lapis steel barrier, pagar lipat, dan kawat berduri segera memblokade jalan di depan Pasar Cileungsi.
Hal yang sama dilakukan pula di depan Rumah Makan Minang Saiyo sebelum Pertigaan Akses Dayeuh, Pertigaan Permata Cibubur Pintu Cibereum, di depan pintu masuk Pabrik Bostinco dan Samick, Pertigaan Bojong Kaso - Cikuda Wanaherang, serta puluhan jalan kecil lain yang dapat mengakses area steril.
Sementara para tentara dan polisi sibuk membangun pagar, tim medis yang didampingi Satpol PP dan Polisi Militer bergerak menyisir sudut demi sudut kawasan itu untuk merazia orang sakit dan mendata setiap warga yang bermukim di sana.
Lagi-lagi keributan terjadi akibat banyaknya perlawanan dari keluarga beberapa ratus orang yang dinyatakan tidak sehat. Akhirnya kami terpaksa berbohong kala itu. Kami bilang, kami hanya akan mengamankan mereka dan bermaksud untuk merawat mereka di RSUD Cileungsi dikarenakan petugas medis disana mengklaim kalau mereka bisa menyembuhkan penyakit ini. Kenyataannya, mereka semua yang terlihat sakit kami angkut menuju sebuah tempat di daerah Bantar Gebang dan dieksekusi tembak.
Memang, semua itu terdengar tidak manusiawi. Tapi kenyataan di lapangan yang membuat kami melakukan tindakan brutal tersebut. Satu-satunya hal untuk menekan angka penularan adalah dengan melenyapkan media penularan tersebut.
Dalam waktu dua jam, pembangunan pagar selesai. Kawasan ini sudah dalam kondisi terisolasi. Tentara dan polisi ditempatkan di setiap akses sekalipun itu hanya gang kecil. Tidak ada yang diperbolehkan masuk ataupun keluar tanpa izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak: 31 Hari (Tamat)
Fiksi IlmiahSaat pandemi mayat hidup melanda Indonesia, sekelompok orang di Pemerintah berusaha mengumpulkan informasi melalui jejak para penyintas yang pernah (atau masih) bertahan hidup. Sembari melakukan tindakan evakuasi, akhirnya mereka dipertemukan dengan...