10 • Berdua

1.6K 222 242
                                    

Budayakan vote dan komen sebelum baca ya😊

Typo bilangin ya 🙏

°
°

💕Happy Reading 💕

💕Happy Reading 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Menangis bukan berarti kamu lemah.

Tapi menangis adalah bukti segala kekuatan kamu, disaat kamu tak kuat lagi menahan rasa sakit:')

-Author-

TIFFANY bersenandung kecil menyusuri koridor sekolahnya. Koridor masih tampak sepi karena memang masih sangat pagi.

"Tiffa!!" teriakan seseorang membuat Tiffany menoleh ke belakang dan melihat siapa yang berteriak.

"Pagi," sapa Ana, sambil tersenyum.

"Pagi juga," balas Tiffany ikut tersenyum. Lalu kedua berjalan menuju kelas.

"Tiffany!!" Lagi-lagi suara teriakan dari arah belakang membuat Tiffany menoleh, begitupun dengan Ana. Ana tersenyum saat orang itu mulai mendekat.

"Pagi, Fa," sapa Raza, sambil tersenyum.

Tiffany tersenyum kaku sambil melirik Ana yang tengah tersenyum paksa. Ia yakin bahwa senyum yang tadinya ikhlas tergantikan menjadi paksa, karena sapaan Raza yang hanya kepadanya.

"Mau ke kelas nih?" tanya Raza, seperti tak menyadari keberadaan Ana disamping Tiffany.

"I-iya," jawab Tiffany, lagi-lagi melirik Ana.

Ting!
Notifikasi pesan masuk ke ponsel Tiffany. Ia segera merogoh sakunya dan melihat isi pesan.

+62***********
K tmn blkng skrng!

Tiffany Oktavia
Siapa ya?

+62***********
Bruan skrng!
Read

Tiffany menghela nafas, sepertinya ia tau siapa orang itu. Tapi darimana orang itu mendapatkan nomornya?

"Siapa?" Pertanyaan Raza membuyarkan lamunan Tiffany.

"Hah? Enggak papa kok, aku mau ke taman belakang sekarang," ucap Tiffany, dan lagi-lagi melirik Ana yang tengah memasang wajah masam.

FEBRUARY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang