Suamiku Tidak Mencintaiku

3.4K 83 0
                                    

Part 16

Hari ini Syam sedang menyendiri di kamarnya. Ia tidak punya niat untuk pergi bekerja. Cuaca yang begitu sejuk membuatnya betah di dalam kamar. Sedari tadi ia memandangi foto Aira. Foto di mana waktu mereka masih berpacaran.

"Aira aku sudah lelah untuk merebutmu dari Nurlan. Itulah mengapa aku memilih untuk menikahi Mayrah. Aku sangat mencintaimu tapi mulai saat ini aku harus melupakanmu. Mayrah, mantan selingkuhan suamimu ternyata mencintaiku dan aku tidak punya pilihan lain. Aku akan menikah dengannya dan itu semua karna aku sudah lama menyendiri." Syam bicara pada foto Aira. Ia menghela napas karena dirinya merasa belum sanggup melepaskan Aira meskipun sebentar lagi ia akan menikah dengan Mayrah.

Sebutir kristal keluar dari mata Syam dan mengalir hangat membasahi pipinya. Ia benar-benar ingin melupakan Aira secepatnya. Tapi kenangannya bersama Aira masih meliputi pikirannya. Syam bangkit dari tempatnya tidur. Ia masuk ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Sejenak ia menatap wajahnya sendiri di cermin.

"Aku harus bisa melupakan Aira. Aku tidak ingin kalau sampai sikapku sama seperti Nurlan yang suka menyakiti perasaan wanita. Iya, aku harus melupakan Aira. Bagaimana pun caranya," ucapnya. Syam kemudian keluar dari kamar mandi dan membuka lemarinya. Ia mengeluarkan sebuah album foto kemudian membawa album itu ke belakang rumahnya. "Aku akan membakar album ini. Di dalam album ini aku menyimpan banyak kenanganku bersama Aira dan sekarang aku harus memusnahkan semuanya." Sebelum Syam membakar album foto itu, ia membukanya terlebih dahulu dan melihat foto-fotonya bersama Aira. Ia kembali meneteskan air matanya saat melihat fotonya bersama Aira sedang menjilat satu es krim yang sama. Syam menggelengkan kepalanya tidak tahan dengan semuanya. Dengan cepat ia menyalakan korek api dan membakar album itu hingga ludes menjadi abu.

Drrtt ... Drrtt

Ponsel Syam tiba-tiba bergetar di dalam saku celananya. Syam menghapus air matanya lalu mengangkat telponnya. "Halo?" ucapnya.

"Halo Syam, ini aku Mayrah. Aku pakai nomor baru," balas Mayrah di seberang sana.

"Oh. Ada apa menelponku pagi-pagi begini?"

"Apa kau sedang di kantor?"

"Tidak. Memangnya kenapa?" tanya Syam seraya berjalan masuk ke dalam rumah.

"Orang tuaku ingin kau segera melamarku. Mereka terus menagiku. Ibuku sudah sangat tidak sabar melihatku dilamar dan menikah," terang Mayrah.

"Baiklah. Aku juga tidak sabar menikah denganmu. Aku mencintaimu Mayrah," ucap Syam membuat Mayrah yang mendengarnya tersipu malu.

"Baiklah. Aku menunggumu. Aku juga mencintaimu," balas Mayrah terkekeh. Syam menghela napas dan mengakhiri pembicaraannya dengan Mayrah.

"Ya Allah, semoga niatku melamar Mayrah berjalan lancar," harap Syam.

Syam segera mandi dan bersiap-siap. Ia memakai memakai kemeja berwarna hitam bergaris-garis putih. Usai merapikan kemejanya ia kemudian keluar dari kamar dan menemui Ibunya di dapur. Ibunya terkejut melihat penampilannya.

"Syam kau mau kemana? Bukankah kau seharusnya memakai seragam polisi?" tanya Ibunya sambil terus memperhatikan penampilan Syam. Syam tersenyum pada Ibunya kemudian mencium pipi kirinya.

Suamiku Tidak MencintaikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang