Pergi jauh ke Okinawa tentu saja akan menjadi hal yang melelahkan untuk Fly Away dan seorang menejer mereka.Mereka sedang menuju ke bandara dengan menaiki taksi.Sesampainya di bandara,mereka langsung cek-in lalu masuk ke pesawat yang menuju ke Okinawa.
"Jadi itu jadwal kita Iori-san"
"Baguslah kalau begitu menejer,aku dan Nanase-san-"
Iori melirik Riku yang mematung sangat tegang.Dari awal penerbangan,Riku sama sekali tidak berbicara."Nanase-san?Apa kau takut ketinggian?"
"Mungkinkah ini pertama kali Riku-san naik pesawat?"Hening tak ada jawaban,Riku masih tak ingin membuka mulut.
Sesampainya di bandara Okinawa,Riku turun dari pesawat dengan lega.Dia menghirup udara dengan kasarnya.Sungguh suasana yang bikin tegang jantung,apalagi ketika pesawat melewati awan,rasanya Riku akan terpental dari ketinggian beberapa ratus meter itu.
Di Okinawa,tentu mereka tidak akan langsung melakukan pembuatan pv.Mereka mencari penginapan yang sudah dipesan oleh menejer utama mereka atau Banri.
Disinilah mereka sekarang,berada dipenginapan besar yang sepi pengunjung.Riku hanya befikir,kenapa Banri itu malah mencari penginapan yang seram seperti ini.Memang bisa dibilang dekat dari tempat pembuatan pv,tapi jika tempatnya seseram ini,tentu tidak aman dengan mental mereka."Iori-san,Riku-san,ini kamar kalian,kamar ku berada di lorong sebelah kanan itu,jika ada apa-apa kalian bisa meminta tolong padaku"
"Baiklah menejer"Riku tersenyum lima jari khasnya."Menejer,kenapa aku harus satu kamar dengan Nanase-san?"
"Apa?Memangnya kenapa Iori?"
"Aku tidak ingin mendengar dengkuranmu itu,sungguh berisik"
"Haa?Aku tidak pernah mendengkur tau"
"Darimana kau akan tau kalau kau sudah terlelap tidur?""Anoo,tolong jangan bertengkar ya kalian berdua,begini.Kata pemilik penginapa ini,sudah ada orang yang memesan semua kamar kecuali dua kamar yang kita pakai,jadi mohon maaf kalau kalian harus satu kamar"
"Tidak apa-apa kok menejer,kita usahakan bertahan walaupun aku tidak mau"Mereka berdua saling melirik lagi hingga terlintas benang deathgler.Tsumugi hanya bisa tersenyum melihat kelakuan artisnya yang sangat pandai berekting ini.Di depan media saja mereka mau akur,namun jika sudah di belakang media seperti ini kelakuan mereka hancur.
"Oiya,dibelakang penginapan ini ada pemandian air panas,kalian bisa berendam dulu sebelum kita sibuk besok"
"Baik menejer"
"Kalau begitu,aku pergi kekamarku dulu ya"
"Baik"
Greekk.."Uwaaahhh,kamarnya luas sekali" Riku mulai melihat-lihat kamar sekitar,dia menuju balkon yang berisi meja dan kursi untuk sekedar minum teh di senja hari.Dilihatnya pemandangan yang masih alami itu,perbukitan yang hijau subur,danau yang mengalirkan air jernih,pohon-pohon yang masih berdiri tegak tanpa gangguan manusia.Benar-benar lukisan alam yang menghipnotis mata.
Iori mendekati Riku yang masih setia berdiri di balkon.
"Nanase-san,tasmu tidak kau taruh di lemari?"
"Nanti saja Iori,aku sedang menikmati alam,lihatlah aku bisa melihat kelinci dari sini"
Sebenarnya kamar mereka ini ada dilantai dua,sehingga mereka bisa benar-benar memanjakan mata melihat alam."Kalau begitu aku ambilkan kimonomu dari laci"
"Wah terimakasih"
Riku beruntung Iori tiba-tiba baik padanya,apa karena dia ingin mengabulkan permintaan menejer agar mereka berdua tidak berkelahi?.Tapi masih tersirat sesuatu dibenak Riku.Apa maksud pemilik penginapan ini.Kenapa semua kamar sudah dipesan,padahal suasana disini sepi pengunjung.Brak..
"Iori?Suara apa itu?"Riku langsung menuju sumber suara.
"Iori?"Dilihatnya Iori yang sedang berjongkok membelakangi dirinya.Dia semakin mendekati Iori yang kini terdiam.
"Iori?" Riku memegang pundak Iori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Melodies
Short StoryRiku akan memulai kehidupan baru di Tokyo. "Untuk apa kamu tetap mengejar dia?" "Karena aku ingin menjadi kuat seperti Tenn-nii" . . . . Seperti apa ya kisah dia mengejar Idol sekaligus kakaknya? #Typo berserakan gomen>\\< #Gomen juga kalau malah ja...