Sebelum baca klik bintang dulu yuk^_^
🌟🌟Happy reading❤❤
^
^
^
^
^
^
^Dhisty buru buru memasuki Lab.IPA karena takut terlambat. Ia membuka pintu dan,
Zong...
Sebuah pemandangan yang luar binasa sampai sampai tak ada siapa pun di sana, hanya bunyi jangkrik yang terdengar.
Krik krik
"APA-APAAN INI!!!" teriaknya yang menggema di dalam ruangan itu. Dhisty keluar dan menutup kembali pintu dengan kuat.
Tiba-tiba dua orang cowok datang menghampirinya."Dhis, hari ini nggak ekskul. Bu Tami tadi udah pulang katanya kepalanya pusing," jelas Gilang.
"Ya Allah, kenapa lo baru bilang ke gue?" tanya Dhisty dengan nada lesu dan terduduk lemas di lantai.
"Salah lo sendiri tadi main pergi aja ninggalin gue."
"Gue buru-buru ke sini dengan semangatnya sampe nggak sengaja nabrak tuh temen lo!" ucap Dhisty dengan penekanan di akhir kalimatnya sambil melirik tajam ke arah Arvan.
"Lah, emang iya Van?" tanya Gilang pada Arvan.
"Hmm." jawab Arvan dengan deheman.
Dhisty berdiri dari duduknya, merapikan kembali rok abunya.
"Gue duluan." Dhisty pamit pada dua cowok itu, lebih tepatnya pada Gilang dengan raut wajah yang masih menunjukkan kekesalan."Lo kenapa sih sama dia?" Gilang bertanya lagi untuk memastikan.
Arvan mengedikkan bahunya cuek sebagai jawaban dan berjalan mendahului Gilang.
"Eh tungguin!"
****
Dhisty masuk ke dalam rumahnya dengan langkah gontai. Dari arah dapur terdengar suara Bi Ida.
"Eh neng Dhisty sudah pulang,"
"Sudah Bi," jawab Dhisty yang memaksakan senyumnya.
"Itu makan siang nya udah di siapin," ujar Bi Ida lembut.
"Iya Bi, Dhisty ganti baju dulu ya."
Bi Ida mengangguk sembari tersenyum. Di rumah Dhisty saat in hanya ada dirinya dan Bi Ida, pembantu rumah tangga yang juga merupakan karyawan Maiandra. Dhira belum pulang dari kampus sedangkan Maiandra sibuk mengurusi toko kue miliknya yang akhir-akhir ini ramai dikujungi oleh orang-orang. Rizal, ayah Dhisty adalah seorang Dosen di Fakultas ternama di Jakarta dan juga seorang Maneger Kafe di 'Riandra Cafe', kafe yang dibangunnya sendiri di Bandung.
Jadi tak heran jika kepintaran Dhisty merupakan turunan dari ayahnya.****
Setelah selesai makan siang, Dhisty kembali ke kamarnya. Ia mengambil ponselnya yang ada di atas meja belajar lalu membuka aplikasi WhatsApp yang sudah dipenuhi oleh notif chat dari berbagai grup.
Cantik Cantik Jomblo
Me_♡
HooiiiiRel kereta~
Paan??Me_♡
G adaRel kereta~
Ga jelasWawa gil~
Gabut kali😋Me_♡
True
Y udh bye!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Terakhir (HIATUS)
Подростковая литератураApa sih istimewanya senja bagi dia? Kata-kata itu seperti tak asing lagi baginya. Dhisty,si gadis pengagum senja yang setiap harinya duduk di halaman rumah ketika sudah petang hanya untuk melihat langit yang jingga itu.Kenangan masa lalu itu kembali...