Part 09

632 57 7
                                    

Author Pov

Ocobot yg melihat kepergian mocika membuatnya khawatir akan keadaan Mocika. Terlebih Tok Aba yg melihat kedua Orang tua nya yg khawatir.

"Kalian tau kenape dia boleh macam tu?" Tanya Tok Aba.

"Itu.. kerena kita tak de buat die.." ucap wanita itu.

"Ha.. lebih baik kita balik kerumah.. biar lah die kat sini.. Uncle saya titip anak saya ye.. nah untuk Uncle.. katakan maaf kita kat die.. kita balik.." ucap pria itu dan keluar rumah.

Tok Aba hanya berdiam diri melihat amplop yg ada di meja nya. Boboiboy yang baru balik dari toko langsung duduk di samping Tok Aba.

"Kenapa ni Tok?" Tanya Boboiboy heran.

"Hm.. Boboiboy yang pujuk die ya Tok.." Boboiboy langsung keluar lagi.

Mocika berada di taman bermain lagi. Kenapa selalu taman bermain yang dikunjungi dia? Karena ini ada kenangan yg paling dia suka dalam hidupnya.

Walaupun tidak bersama ortunya.

"Mocika?" Mocika yg menunduk menoleh dan melihat sekitar tidak ada siapapun.

Angin semakin kuat berhembus membuat banyak daun berterbangan. Hal aneh nya daun itu mengelilingi Mocika.

"Siapa?" Tanya Mocika melihat sekitar dan mata nya melihat ada seseorang yang tidak pernah dia kenali.

"Siapa kau?" Tanya Mocika heran.

"Aku? Tidak penting sekarang.. kau ngapain disini?" Tanya Orang itu dengan suara beratnya.

"Hm.. menurut Mu? Aku hanya ingin sendiri.." Mocika menurukan tatapannya melihat tanah.

"Kenapa kau sedih? Seharusnya.. kau membuat seseorang bahagia disini.." ucap orang itu dengan nada membujuk.

"Sudahlah.. aku memikirkan hal ini lain kali.." Mocika pun membuang napas berat.

"Mocika?!!" Boboiboy yang datang dengan berlari ke arah nya.

"Boboiboy...?" Mocika bingung kenapa Boboiboy mendatanginya dengan berlari.

"Kau kenapa pergi? Kan mak ngan ayah kau..".

"Biarlah.. aku tak suka diorang datang tapi... Ah.. dah lah.. kau tak perlu tau pasal ni..".

Mocika mengambil yg ada di kursi dan berjalan menjauh. Boboiboy mengikuti Mocika berjalan.

"Mocika!!" Kali ini Fang datang.

Mocika berhenti jalan dan menunggu Fang tiba didepannya.

"Ada apa?".

"Kapten.." Mocika mengangguk.

"Boboiboy.. Aku kene pergi.. kau tak payah ikut.. ini urusan Aku.. jangan masuk campur.." Boboiboy cuma mengangguk kepalanya.

Kemudian Fang dan Mocika menghilang.

Boboiboy pun kembali kerumah tok aba.

Keesokan harinya.
Mocika datang pagi ke toko Tok Aba.

"Huft.. apa sih cuma disuruh ngejagain stasiun Tapops doang.. huh!" Ucap Mocika kesel sendiri sembari jalan.

"Mocika! Kau kenapa ni?".

"Eh? Siapa?!" Mocika berbalik dengan mode bertarung.

"Mocika?" Yaya berhenti mendekat.

"Ha? Maaf.. hm.." Mocika kembali ke mode semula.

"Mocika, kau dari mana? Kenapa baju koyak?" Ucap Yaya mulai mendekati.

"Oh.. ini.." berhenti sesaat.

Aku ngak bisa bilang kalau jagain tu tempat- pikir mocika.

"Mocika?" Panggil Yaya lagi.

"Ah.. takde takde.. hm.. adalah masalah tadi.." jawb Mocika.

Sebenernya ngak begitu tapi yasudahlah-pikir Mocika lagi.

"Mocika? Kau taknak rehat? Jom lah aku tolong.." ucap Yaya mengandeng Mocika.

Mocika ikut arah kemana Yaya membawanya.

"Eh? Kau nak pegi mana ni?" Tanya Mocika yang mengikuti Yaya.

Yaya membawa Mocika kke rumahnya.

"Eh? Rumah Kau ke ni?" Tanya Mocika.
"Iya.. Jom lah.." Yaya menarik lagi tangannya.

"Ma.. Yaya nak rehat ya.. ni kawan Yaya.. ni lah Mocika tu.." ucap Yaya senang sambil dorong Mocika naik kekamar.

"eh.. Kita nak buat apa ni? Yaya.." Tanya Mocika heran.

"Nah.. duduk sini lah.." Yaya menepuk sebelah kasurnya dan Mocika menurut.

"Hm.. kenapa? Eh-" Yaya terlihat agak marah tapi kembali tersenyum.

'ah.. pasti dia marah karena hari itu aku menganggu..' pikir Mocika mengingat kejadian sebelumnya.

"Kau marah ya?" Tanya Mocika to the point.

Yaya tersentak dan diam sesaat.

"Hm, reaksi yang diluar dugaan.. maaf  tau Yaya.. aku tak maksud buat kau marah tapi aku memang ada masalah.. jadi maaf ya.." ucap Mocika.

Yaya menoleh dan tersenyum. "Dah lah.. lupakan.. lagipun Mocika kene rehat kan.. tengok badan tu.. banyak lebam.. kau habis buat apa?".

Mocika kaget dan melihat tangannya dan melihat pantulannya dari cermin lemari Yaya.

"Kenapa?" Mocika semakin tidak paham dengan keadaan tubuhnya.

"Oh ya.. tadi tok aba cari kau ngan boboiboy tadi, kau pergi mana?" Tanya Yaya memperhatikan Mocika.

"Aku, hm.. cam mana nak cerita ye.. ah.. Pang.. die.. murid aku.. hehe.." Mocika menggaruk kepala sebentar dan menundukkan kepalanya.

"Itu juga karena perintah kaizo.." lanjut Mocika dan melihat ke arah Yaya.

Terlihat Yaya menahan tawa.

"Eh? Betul ke.. fang tu.. murid kau? Tapi kenapa berbeda tu.. hehe.." ucap Yaya mulai tertawa.

"Haha.. tu lah, aku tak ajar die lagi.. sebab.. hm-" Mocika tidak bisa melanjutkan dan diam.

"Pasti ada masalah ya.. maaf kalau-"

"Tak- tak pe.. Aku, tak suka bahas pasal tu je.." ucap Mocika dan menundukkan kepalanya.

Mocika mulailah bercerita.

Flasback on~

Dulu sebelum fang pergi ke bumi, Mocika adalah pelatih yang sangat keras.

Semua alien takut dengannya. Kecuali Kaizo hanya dia yang berani memarahinya.

Mocika juga tidak bermaksud melawan Kaizo karena dia sudah pernah menolongnya.

Fang saat itu masih belum paham semua protokol misi dan seberapa penting orang sekitar.

Dan karena hanya Mocika yang dilihatnya tanpa sadar fang meniru tingkah Mocika.

Pada saat itu Fang tidak menunjukan dan berjalan dengan baik. Tapi Mocika mendapat misi bersama tim dan mereka gagal.

Karena Mocika meninggalkan tim. Fang mendengar semua alasan Mocika secara diam-diam.

Karena kejadian kecil itu. Semua berubah. Mocika di asingkan di planet lain dan itu tanpa diketahui orang lain.

Begitu juga fang. Dia pergi tanpa tau apa yang sebenarnya. Makanya sifatnya agak kasar pada temannya.

Karena, "orang lemah tidak mungkin untuk bisa bertahan" itu kata Mocika sambil menangis.

Flasback off.

TBC.

Wah.. aku bikin ini agak lama karena bentrok sama cerita lain maaf ya semua..

Walaupun cerita ini ngak populer tapi aku suka menulis cerita ini..

Makasih ya.. yang sudah support lewat komentar dan vote nya..

❤️❤️🤗❤️❤️

To Light A Life [Boboiboy X You]  -Tamat-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang