Perjanjian 1

1K 23 7
                                    


Dokter kecantikan itu benar-benar tidak menyadari bahwasannya nasib kurang menyenangkan tengah mengintainya, dalam bentuk gumpalan asap hitam yang entah bagaimana membumbung mengitari bangunan praktiknya di tengah kota. Anehnya, orang-orang yang lalu lalang dijalanan malam masih tidak menyadari perihal keberadaan jelaga yang mirip seperti awan tebal tersebut. Asap itu masuk melalui koridor, menggetarkan perabotan yang dilaluinya. Sang dokter masih sibuk dengan peralatannya, merapikan semuanya karena hari yang sudah larut.

Brak!

Terdengar pintu terbuka paksa sehingga ia langsung menengok ke belakang, hanya untuk melihat gumpalan asap hitam pekat melaju cepat ke arah wajahnya. Asap itu masuk kedalam mulutnya ketika dokter itu menjerit, merangsek masuk menempati tubuhnya.

***

Dimas mulai iseng mencoba ritual pemanggilan setannya, ia mengiris jarinya, sehingga darah menetes ke foto yang telah ia siapkan, yang tak lain adalah fotonya sendiri, namun tetap tak terjadi apa-apa bahkan saat ia telah selesai komat-kamit merapal mantra. Dimas akhirnya mulai menyadari betapa bodohnya dia ketika mau saja melakukan langkah-langkah tersebut yang ia dapat dari internet.

"Kau memanggilku anak manusia ?" ucap seorang wanita berbaju hitam yang entah datang darimana, yang tiba-tiba sudah berdiri beberapa langkah darinya

"Siapa kau ?" Dimas masih tidak tahu bagaimana perempuan ini bisa masuk kedalam kamarnya yang tertutup.

"Kau yang memanggilku tapi nggak tau siapa aku ?" wanita itu memperlihatkan matanya yang berubah warna menjadi putih. Barulah sekarang Dimas menyadari, bahwa yang dihadapannya adalah sosok yang baru saja ia panggil, padahal ia sendiri sudah bersiap nyali jikalau yang ia lihat adalah sosok menyeramkan seperti yang sering tergambar di imajinasi setiap orang, sisik kasar berlendir, sayap, serta randuk mencuat dari pelipisnya

"Aku tidak memiliki wujud tetap, jadi aku memakai wadah manusia ini untuk menemuimu" wanita itu tiba-tiba menyahut seperti tau apa yang dipikirkan Dimas

"Apa benar, kau bisa menyembuhkan ibuku ?" Dimas bertanya

"Memang kanker otak stadium empat cukup mematikan, tapi yah, aku bisa, asalkan kau juga mau memenuhi permintaanku"

"Apa itu ?"

"Aku ingin kau mengantarkan jiwa para pendosa kepadaku, 7 orang setiap 40 hari, mudah bukan ?"

"Apa dengan itu kau bisa menyembuhkan ibuku ?"

"Tentu saja"

"Baiklah akan kulakukan.." Dimas akhirnya menyanggupi, toh sebagai pembelaan, dia hanya harus menumbalkan orang-orang jahat, beberapa preman sekitar kompleknya sudah sempat terbayang dipikirannya

"Membuat perjanjian denganku tidak hanya butuh ucapan saja Dimas, kita perlu menyegel kontraknya" wanita itu melenggang menuju ranjang Dimas yang dihiasi sprei corak klub sepakbola, duduk anggun diatasnya

"Kau harus menyetubuhi aku.."

"Apa ?" Dimas benar-benar kaget, kerena sjujurnya, dia belum pernah melakukan itu sebelumnya

"Jangan khawatir, wanita yang kutempati ini juga sangat menginginkannya"

"Kau yakin tidak apa-apa ?"

"Sudah kubilang jangan khawatir" wanita itu membuka kancing baju hitamnya satu persatu ketika Dimas memberanikan diri untuk mendekat perlahan

Setan Gedung KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang