14

23 1 0
                                    

"Jadi beneran lo suka sama Qinan" tanya Fajar penasaran. Arjuna hanya mengangguk kepalanya malas. Sudah bisa ditebak temannya satu ini pasti akan bertanya lebih panjang lagi.

"WHAT JADI SI JUJUN SUKA SAMA BEBEB QINAN" teriak Gading. Gading bahkan tak selera lagi menghabiskan bakso di depannya.

"Pupus sudah impian gue membina rumah tangga dengan bebeb Qinan."decak Gading. Fajar memukul kepala Gading.

"Lo nggak pantas sama Qinan Ding, sok-sokan mau membina rumah tangga. Lo gue suruh masak air aja nggak bisa. Yang ada hancur rumah tangga si Qinan nanti" Gading yang mendengar perkataan yang keluar dari mulut lancip seorang Fajar hanya bisa memasang muka cemberutnya.

"Kenapa jadi bahas Qinan sih?" Omel Juna yang merasa terabaikan dari tadi.

"Dari pada lo berdua ribut mending ke rumah gue, bunda juga kebetulan nanyain kalian" ajak Juna

"Gue yakin seratus persen bunda rindu sama gue" kata Fajar yang memiliki tingkat kepercayaan diri di atas rata-rata.

"BACOTTT" Teriak Juna dan Gading bersamaan.

"Fajar lo harus lebih banyak sabar kalo lagi sama duo haters lo itu" Fajar menguatkan dirinya.

Sesampai nya di rumah Juna, Fajar langsung berlari memasuki rumah tersebut tanpa tau malu. Gading yang melihat itu mengumpat kasar, dia heran mengapa Tuhan menciptakan spesies satu ini.

"Assalamualaikum bunda, Fajar si most handsome is comingg" panggil Fajar. Arumi yang melihatnya hanya terkekeh geli. Ada-ada saja anak satu ini. Fajar yang melihat kedatangan Arumi langsung memeluk nya menyalurkan rasa rindu. Arumi membalas pelukan Fajar hangat.

"Sekarang baru main lagi kesini kemana aja kalian berdua?" omel Arumi seraya mencubit telinga Fajar pelan.

"Maaf bunda ratu kita berdua lagi nyari kerjaan yang halal buat tabungan masa depan nanti" kata Gading yang sudah berada dihadapan Arumi.

"Kamu ini bisa aja, yaudah bunda masak dulu. kalian Istirahat aja dulu." Kata Arumi berlalu meninggalkan mereka bertiga.

Arjuna, Fajar dan Gading langsung menuju ke kamar Juna. Juna merebahkan tubuhnya guna mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

"Gila panas banget" keluh Fajar sambil mengelap keringat yang membasahi dahinya.

"Jun AC kamar lo burik ya" celetuk Fajar sambil mengambil remot AC di atas meja belajar.

"Tau ni coba aja gue jadi tinggal di Eropa, pasti sekarang gue lagi pamerin salju sama si Juna." Sambung Gading.

"Bener juga kata lo Ding, bisa buka usaha es kepal Milo kita di sana"

"Yoi bro kuliah sambil jadi juragan es Milo"

Arjuna yang sedari tadi sibuk dengan game nya tak mendengar perkataan mereka berdua.

"Si Juna mentang-mentang dekat sama cewek hp terussss" sindir Gading yang membuat Arjuna mengedikkan bahunya acuh.

"Gue doain kalian bubar, mari sama-sama kita mengucap amin paling serius "Fajar berkata yang disahuti oleh Gading.

"Bacot lo tai cicak" decak Juna kesal.

"Ding, enak banget ya jadi Juna, sana sini ceweknya ngatri. Tisya, Vani, Ralin, Mona, Qinan siapa lagi Ding gue nggak hapal semuanya".ujar Fajar kagum dengan sahabatnya satu ini.

"Ya wajarlah lah si Jujun cewek nya dimana-mana orang dia cakep dari lahir. Lah elu muka burik dompet tipis mana ada yang mau" kata Gading tertawa mengejek.

"Wah wah parah si Gading matanya katarak, lo gak liat muka gue mirip boyband Korea. Kalo kata adek gue muka gue sebelah dua belas sama jaehyun." Fajar membanggakan dirinya. Karena jika adiknya yang perempuan itu sudah mengakui nya tampan, haram bagi orang lain mengatakan nya burik terlebih oleh si gading manusia bermulut angsa. Karna Fajar yakin omongan anak kecil jujur dari hati paling dalam.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang